karena keduanya merupakan ungkapan yang memanggil dan menyandarkan diri kepada Tuhan. Namun Er-Dammah tidak melihatnya demikian. Sebagai contoh,
Er-Dammah mengatakan bahwa penerapan syari’at Islam sejauh ini masih sangat kurang. Buktinya dapat dilihat dalam banyak hal, terutama dalam berpakaian. Er-
Dammah juga menyebut bahwa mereka hanya memutar musik-musik yang islami, full—
dan musik yang diputar adalah nasyid. Ciri khas penonjolan identitas ini juga nampak dalam banyak hal lain, misalnya, Er-Dammah lebih memilih istilah
“Sirah Nabawiyah” daripada “Sejarah Islam”.
B. Analisis Pendengar Dakwah Radio Er-Dammah
Radio komunitas Er-Dammah memiliki beberapa kelebihan dan beberapa kekurangan dalam pengembangan dakwahnya di wilayah Tangerang. Di lihat dari
khalayak pendengarnya, sebagian besar khalayaknya adalah masyarakat kelas bawah, yang rata-rata pendidikannya paling tinggi sampai SMA 65. Sebagian
besar dari mereka wanita 65, sisanya pria. Dari aspek profesi, sebagian besar pendengar radio siaran ini adalah karyawan, mahasiswa pelajar, dan ibu rumah
tangga. Usia terbanyak yang mendengarkan radio ini berkisar dari umur 20-an sampai 40-an. Di bawah 20 tahun mencapai 13, sedangkan di atas 50 tahun
hanya 2 .
41
Dari angka-angka ini, sebetulnya memang nyata bahwa sasaran pembentukan dakwah radio Er-Dammah adalah unit terkecil negara, yaitu
keluarga, yang masih produktif dalam menerima berbagai perubahan. Kenyataan
41
Dokumen Proposal Pendirian Radio Er-Dammah
ini membuka jalan yang lebih lebar bagi pengembangan dakwah Islam di wilayah Tangerang.
Selain itu, sebagaimana disebutkan di muka, angka pemeluk Islam di wilayah tangerang cukup besar, lebih dari 90 persen. Besarnya angka ini
merupakan sebuah potensi bagi dakwah Islam. Oleh karena inilah setiap program yang disusun Radio Er-Dammah di atas seluruhnya bernuansa “islamisasi”, atau
upaya mengislamkan kembali praktek keislaman masyarakat. Khalayak yang sebagian besar berasal dari kelas awam yang sebagian besar peserta
berpendidikan maksimal SMA dengan profesi karyawan biasanya memiliki tendensi untuk belajar agama lebih tinggi daripada mereka yang berasal dari kelas
menengah ke atas, terutama yang berpendidikan. Materi siaran dakwah yang diberikan Er-Dammah disesuaikan sedemikian
rupa dengan pendengarnya, bahkan seringkali Er-Dammah mengubah materi siaran dengan mengikuti alur pertanyaan pendengarnya. Hal ini diharapkan agar
pendengar memiliki kepercayaan kepada Er-Dammah, tempat mereka bertanya, berbagi, dan menjadikan Er-Dammah sebagai sumber ajaran Islam yang mudah
untuk diikuti. Ukuran-ukuran yang digunakan untuk melihat format keislaman
pendengarnya juga agak formatif. Ketika ditanya mengenai indikator keberhasilan Er-Dammah, dijawab bahwa keberhasilan itu nampak pada pendengar Er-
Dammah yang pada awalnya tidak mengaji menjadi mengaji dan mengikuti kelompok-kelompok pengajian. Kata salah seorang manajer, ”Banyak orang yang
nggak pernah ikut ngaji. Di sini, kita punya pengajian bulanan, dan banyak orang
yang terinspirasi untuk membikin klub-klub pengajian.”
42
Hal ini merupakan dasar penting yang menjadi karakteristik sebuah penonjolan identitas Keislaman.
C. Analisis Media Siaran Radio Er-Dammah