9 menggunakan media LKS?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar akuntansi siswa yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi
dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS. 2. Mengetahui rata-rata hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya
menggunakan media LKS. 3. Mengetahui rata-rata hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya
menggunakan media LKS.
F. Kegunaan penelitian
1. Secara Teoritis
a. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori
yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya.
b. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang menekankan pada penerapan media praktik pada mata pelajaran
akuntansi.
10
2. Secara Praktis
a.
Bagi sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi di SMAN 5 Metro dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Selain itu hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai referensi dan pertimbangan dalam
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi.
b.
Bagi guru, sebagai masukan untuk dapat menentukan media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c.
Bagi siswa, sebagai upaya untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi dan
peran aktif siswa dalam kelas.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : 1. Objek penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi, media praktik bukti
transaksi dan media LKS. 2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS, semester genap.
3. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Metro. 4. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
20112012.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar
1.1 Pengertian Belajar
Salah satu tujuan proses pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan belajar. Hasil
belajar merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses yang nantinya
berpengaruh terhadap hasil belajar. Hamalik 2004: 28, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungannya. Hal senada juga disampaikan oleh Trianto 2009: 17 belajar diartikan sebagai proses perubahan
perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan
dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.
Menurut Slameto 2003: 104 secara psikologis belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
12 dengan lingkungannya. Menurut pendapat Winkel 2004: 53
bahwa belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif
konstan dan berbekas. Dari pengertian-pengertian tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
atau kecakapan manusia.
1.2 Pengertian Hasil Belajar
Soparsono dalam Sardiman 2001: 38 menyatakan “Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan , motivasi yang
mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari”. Dimyati dan Mudjiono 2006: 3 menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Menurut Sukmadinata 2007: 102, “ Hasil belajar achievment merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku
13 dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, keterampilan berfikir
maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang
merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya.
Ada beberapa pendapat mengenai arti hasil belajar, Asep Jihad dan Abdul Haris menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti yang
dikemukakan oleh A. J Romizowski bahwa hasil belajar merupakan keluaran outputs dari suatu sistem pemrosesan
masukan input. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam- macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau
kinerja performance. Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 14
Benjamin S. Bloom dalam Asep Jihad dan Abdul Haris 2008: 15 berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam
dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu:
a. pengetahuan tentang fakta b. pengetahuan tentang prosedural
c. pengetahuan tentang konsep d. pengetahuan tentang prinsip.
Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu: a. keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif
14 b. keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik
c. keterampilan bereaksi atau sikap d. keterampilan berinteraksi.
Usman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris 2008: 15 menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya
dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan sebelumnya yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni
domain kognitif, afektif dan psikomotor.
Domain kognitif meliputi: a pengetahuan, b pemahaman, c aplikasi, d analisa, e sintesa, f evaluasi. Domain kemampuan
sikap affective meliputi: a menerima atau memperhatikan, b merespon, c penghargaan, d mengorganisasikan,
e mempribadi atau mewatak. Ranah psikomotorik meliputi: a menirukan, b manipulasi, c keseksamaan, d artikulasi,
e naturalisasi. Sardiman 2001: 49 mengungkapkan bahwa hasil belajar itu
dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri: 1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan
oleh siswa. 2. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”.
3. Hasil belajar yang dicapai itu selalu memunculkan pemahaman atau pengertian atau menimbulkan reaksi atau jawaban yang
dapat dipahami dan diterima oleh akal. 4. Hasil belajar itu tidak terikat pada situasi di tempat mencapai,
tetapi juga dapat digunakan dalam situasi lain. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu pembelajaran yang diperoleh dari suatu kegiatan belajar dan
dapat dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik si pembelajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan
siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Seorang siswa dikategorikan berhasil dalam belajar jika setelah mengikuti
15 pembelajaran maka tingkat pengetahuannya akan bertambah,
kemudian sikap dan perilakunya akan menjadi lebih baik.
1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap
dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek pada individu yang belajar. Untuk
memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa.
Menurut Slameto 2003: 53, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern meliputi: a faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. b faktor psikologis yaitu intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan faktor kelelahan. Faktor ekstern meliputi: a faktor keluarga yaitu cara
orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan. b faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
2. Media Pembelajaran 2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti
16 tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat
diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau
meneruskan informasi pesan antara sumber pemberi pesan dan penerima pesan. Istilah media mula-mula dikenal dengan alat
peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids alat bantu pandangdengar. Selanjutnya disebut instructional materials
materi pembelajaran, dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media media
pendidikan atau media pembelajaran. Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan
singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan
ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online. endonesa.wordpress.com
Berbicara mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu saat ini masalah media kita batasi
ke arah yang relevan dengan masalah pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai media pembelajaran. Berikut ini beberapa pendapat
para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu:
1. Purnamawati dan Eldarni 2001: 4, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
17 perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi
proses belajar. 2. Sadiman, dkk. 2006: 6, media sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan
efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan. 3. Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001
medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.
4. Gagne dan Briggs dalam Arsyad 2002: 4, media adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi,
yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi
dan komputer. 5. AECT Association for Education and Communicatian
Technology dalam Harsoyo 2002 memaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran
informasi. 6. NEA National Education Association dalam Harsoyo 2002
memaknai media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen
yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
18 7. Briggs dalam Dadang Supriatna 2009: 3 menyebutkan bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm
berpendapat bahwa media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi,
dilihat, didengar dan dibaca.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat perantara atau pengantar
yang digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga terjadi komunikasi dari pengirim ke penerima agar dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak
akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
2.2 Fungsi, Kelebihan Kemampuan Media Pembelajaran dan Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Proses
Pembelajaran
Menururt Levie dan Lentz dalam Arsyad 2003: 16 mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya
media visual yaitu: 1. Fungsi Atensi artinya media visual merupakan inti, yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi Afektif artinya media visual dapat ter kenikmatan siswa ketika sedang belajar. Gambar visual dapat
menggugah emosi siswa dan sikapnya. 3. Fungsi Kognitif artinya media visual atau gambar dapat
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
4. Fungsi Kompensatoris artinya media pembelajaran befungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal. Menurut
memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima siswa. Sedangkan metode adalah prosedur
untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi
pembelajaran ditunjukkan pada
Gambar
Secara umum dapat disimpulkan bahwa media mempunyai kegunaan yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik
pesan kurikulum yang akan didik sehingga dapat memotivasi belajar siswa dan mengefisienkan
pembelajaran.
Menurut I Wayan 2007: 4 dengan lingkungan, fungsi media dapat
adanya kelebiha proses pembelajaran.
Ely dalam kemam
menampilkan kembali suatu kemampuan ini,
kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Fungsi Afektif artinya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika sedang belajar. Gambar visual dapat
menggugah emosi siswa dan sikapnya. Fungsi Kognitif artinya media visual atau gambar dapat
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi Kompensatoris artinya media pembelajaran befungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal. Menurut I Wayan 2007: 3 dalam proses pembelajaran, media
memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima siswa. Sedangkan metode adalah prosedur
untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dalam proses
pembelajaran ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Fungsi media dalam proses pembelajaran
Secara umum dapat disimpulkan bahwa media mempunyai kegunaan yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik
pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajar siswa dan mengefisienkan
pembelajaran.
Menurut I Wayan 2007: 4 dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan
adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media
Ely dalam I Wayan, 2007: 4 adalah sebagai berikut. Pertama, mpuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan dan
menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, objek atau kejadian dapat digambar, dipotret,
19 kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. lihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika sedang belajar. Gambar visual dapat Fungsi Kognitif artinya media visual atau gambar dapat
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan terkandung dalam gambar.
Fungsi Kompensatoris artinya media pembelajaran befungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal. 3 dalam proses pembelajaran, media
memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima siswa. Sedangkan metode adalah prosedur
untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi media dalam proses
dia dalam proses pembelajaran
Secara umum dapat disimpulkan bahwa media mempunyai kegunaan yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik
disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajar siswa dan mengefisienkan
alam kegiatan interaksi antara siswa diketahui berdasarkan
media dan hambatan yang mungkin timbul dalam Tiga kelebihan kemampuan media Gerlach
adalah sebagai berikut. Pertama, menangkap, menyimpan dan
atau kejadian. Dengan atau kejadian dapat digambar, dipotret,
20 direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat
diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat
menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan manipulasi sesuai keperluan, misalnya diubah
ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media
mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
I Wayan Santyasa 2007: 5, mengemukakan bahwa hambatan- hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut. 1. Pertama, verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata
tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan ceramah, siswa
cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. 2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan
berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media
pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.
3. Perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik
mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa
variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru. 4. Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki
kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir
yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Menurut I Wayan 2007: 9-10, media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media.
Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut: 1 Wilbur Schramm, 2 Gagne, 3 Allen, 4 Gerlach dan Ely, dan 5
Ibrahim. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit,
mahal dan media sederhana. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan,
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak,
21 film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media
pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar
stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan
alih ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual
diam, film, televisi, objek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Menurut
Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi
verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi. Menurut Ibrahim,
media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa
proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.
Menurut Sadiman 2006: 28-75, jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia yaitu:
1. Media Grafis seperti gambarfoto, sketsa, diagram, baganchart, grafik graphs, kartun, poster, peta dan globe, papan flanel
flannel board, papan buletin bulletin board. 2. Media Audio seperti radio, alat perekam pita magnetik,
laboratorium bahasa. 3. Media Proyeksi Diam seperti film bingkai, film rangkai, media
transparasi, proyektor tak tembus pandang opaque projector, mikrofis microfiche, film, film gelang, televisi tv, video,
permainan dan simulasi.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam
melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media
yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pembelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan
efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
22
3. Media Pembelajaran Berupa Media Praktik Bukti Transaksi