Portofolio Saham Risiko Risk

SML = ERj = Rf + [ ERm – Rf ] βj Grafik ini menunjukan perbandingan antara CML dan SML ERP ERJ CML SML M M ERM ERM A B C D X ERA ERA Rf Rf σM σRP βA βM=1 βBJ a b Weston and Copeland 2001 : 565 Keadaan keseimbangan ekuilibrium semua surat berharga haruslah diberi nilai sehingga bisa tampak pada garis SML. Misalnya saja harta A,B,C dan D pada panel a memiliki varian berbeda walaupun memiliki hasil yang diharapkan sama yaitu ERA, sedangkan pada panel b atau SML keempat harta itu digabungkan menjadi satu dilambangkan dengan X. Semua memiliki tingkat risiko yang tidak terdiversifikasi dalam tingkat yang sama dan hasil yang sama pula. Kenyataannya mereka memiliki tingkat risiko keseluruhan yang berlainan tidaklah relevan. Hal ini disebabkan karena jumlah risiko mengandung satu komponen yang bisa didiversifikasitidak diberi harga dalam keseimbangan pasar. CML dan SML merupakan gambaran yang berlainan dari keseimbangan pasar yang sama. CML bisa digunakan untuk penetapan hasil yang diperlukan hanya bagi portofolio yang efisien saja, yang benar – benar ada korelasinya dengan portofolio pasar karena terletak pada CML. Akan tetapi SML bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan tingkat pengembalian yang diperlukan dari semua surat berharga, baik efisien maupun tidak. SML merupakan hubungan yang khas antara risiko yang tidak didiversifikasi diukur dengan β dengan hasil pengembalian yang diharapkan. Jadi kalau dapat dihitung dengan tepat beta dari suatu surat berharga, maka dapat diperkirakan tingkat hasil pengembalian yang disesuaikan dengan risiko pada keadaan equilibrium. Manfaat Model CAPM Weston and Copeland, 2011 : a. Umumnya dipakai oleh investor untuk mendukung pilihan suatu investasi yang optimal di bursa modal. b. Memberikan pendekatan intuitif untuk memikirkan tingkat pengembalian yang seharusnya diinginkan investor atas suatu investasi, dengan risiko sistematik atau risiko pasar tertentu. c. Membantu menghitung risiko yang tidak terdiversifikasi dari suatu portofolio tunggal yang terdiversifikasi dengan baik. d. Membantu untuk mengeliminir risiko suatu investasi baik risiko sistematis maupun risiko tidak sistematis sehingga model ini cocok untuk menentukan tingkat suku bunga diskonto dari suatu investasi.

Dokumen yang terkait

Penilaian Harga Wajar Saham dengan Price Earning Ratio pada PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan PT Bank Negara Indonesia, Tbk

1 65 83

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Pengaruh Net Working Capital (NWC), Debt To Equity Ratio (DER ) Dan Return On Asset Ratio (ROA) Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 116 73

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Hotel dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 - 2011

0 25 102

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham

0 3 16

PENGARUH FIRM SIZE, BOOK TO MARKET EQUITY RATIO, PRICE EARNING RATIO, DAN DEBT EQUITY RATIO TERHADAP RETURN SAHAM

1 3 82