a. Jumlah diisi dengan jumlah semua siswa yang melakukan aktivitas dari menit pertama sampai menit terakhir dari masing – masing
indikator aktivitas siswa Indikator aktivitas siswa
Memperhatikan penjelasan guru Bertanya kepada guru
Mencatatmenyalainmenulis hasil Berdiskusi mengerjakan LKS
Menjawabmenanggapi pertanyaan Menyimpulkan kembali hasil diskusi
b. Kolom persen diisi dengan menggunakan rumus
c. Kriteria diisi berdasarkan rentangan berikut :
81 ≤ N ≤ 100 menyatakan sangat aktif
61 ≤ N 80 menyatakan aktif
41 ≤ N 60 menyatakan cukup aktif
21 ≤ N 40 menyatakan kurang aktif
0 ≤ N 20 menyatakan sangat kurang aktif
C.
Data Aktivitas Guru
Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas guru adalah sebagai berikut:
1. Guru memperoleh skor dari setiap indikator yang diamati. Kriteria penilaian aktivitas guru sebagai berikut:
- Nilai 5, jika indikator dilaksanakan guru dengan sangat baik
- Nilai 4, jika guru melaksanakan indikator dengan baik
- Nilai 3, jika guru melaksanakan indikator dengan kurang baik
- Nilai 2, jika indikator dilaksanakan guru dengan tidak baik
- Nilai 1, jika indikator dilaksanakan guru sangat tidak baik
Skor maksimal jumlah semua indikator dikali 5 yaitu 60. Skor minimumnya adalah 1.
2. Jumlah skor perolehan adalah penjumlahan dari skor semua indikator yang diperoleh
3. Persentase aktivitas guru dihitung dengan rumus:
4. Keterangan untuk persentase keaktivan guru diisi dengan criteria berdasarkan rentangan berikut:
1 ≤ N 20 mmenyatakan sangat tidak baik
21 ≤ N 40 menyatakan tidak baik
41 ≤ N 60 menyatakan kurang baik
61 ≤ N 80 menyatakan baik
80 ≤ N ≤ 100 menyatakan sangat baik
N = Persentase keaktifan
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini berhasil jika, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil
belajar siswa prestasi belajar dan aktivitas siswa serta ketuntasan belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT dari siklus persiklus.
Prestasi belajar siswa dan aktivitas siswa dikatakan meningkat secara signifikan apabila dari hasil evaluasi di akhir tindakan peneitian siklus, 85
dari seluruh siswa berhasil mencapai batas KKM yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran IPA tentang air di SDN 3 Sukadadi tahun 20122013 adalah 60
dan dengan begitu menandai berakhirnya siklus pelaksanaan progam tindakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui beberapa tahapan tindakan dari siklus I sampai siklus II dan berdasarkan seluruh
pembahasan serta hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
“Melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan dengan cara membuat kelompok kecil dan heterogen dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.”
B. Saran
a. Dalam pembelajaran IPA, guru sebaiknya menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai alternatif dalam pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar.
b.
Penelitian dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT, sebaiknya dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran
IPA maupun pelajaran lain, sehingga sekolah bisa mendapatkan guru yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Implementasi Metode NHT untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 3 Bunder Semester Genap Tahun Pelajaran
20092010. Situs: www. ml.comdoc86275307. Akses tanggal, 2 November 2012.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Himpunan Peraturan Perundang- Undangan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 sekolah menengah pertama. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi
Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, Universiti Press.
Kauchk Eggen. 1996. Strategis For Teachers Teaching Content and Thingking Skill, Third Edition. Boston – London – Toronto – Sydney – Tokyo –
Singapure: Allyn and Bacon. Kwartolo,Yuli. 2009. Sembilan Peristiwa Belajar Gagne. Tabloid Penabur Jakarta
No. 25 Thn.VII. Ngalim,Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Sardiman.A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina
Aksara. Slavin, Robert.E. 1995. Cooperative Learning: Theory,Research and Practise
Second Edition. Boston-London-Toronto-Sydney-Tokyo-Singapure : Allyn and Bacon.