Mobil Murah Ramah Lingkungan

Pemerintah mengesahkan peraturan Low Cost Green Car LCGC yang akan memayungi dasar hukum mengenai mobil murah tersebut. Semua aturan tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, termasuk LCGC, program low carbon emission, mobil listrik, hybrid biodiesel. Peraturan Pemerintah tersebut akan menjelaskan tata cara dan aturan main dengan pendukungnya adalah Permenperin No 332013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat Yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau KBH2 atau low cost and green car LCGC. Peraturan ini menyebutkan, kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau menggunakan tambahan merek Indonesia, model dan logo yang mencerminkan Indonesia. Pasal 3 ayat 1c PP Nomor 41 tahun 2013 menyebutkan untuk mobil hemat energi dan harga terjangkau, Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak sebesar 0 persen dari harga jual. Pajak 0 persen tersebut untuk motor bahan bakar cetus api dengan kapasitas silinder 1.200 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter atau bahan bakar setaranya. Kedua, untuk motor nyala kompresi diesel atau semi diesel dengan kapasitas isi silinder sampai 1.500 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter atau bahan bakar setaranya. Dengan kepastian payung hukum tersebut, para produsen kendaraan bisa menyesuaikan dengan persyaratan yang diminta pemerintah, serta bisa mulai diproduksi secara legal.Permenperin No 332013 Pasal 2 ayat 1 c tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat Yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau KBH2 juga menyebutkan besaran harga jual KBH2, setinggi-tingginya Rp 95 juta berdasarkan lokasi kantor pusat Agen Pemegang Merek. Besaran harga yang dimaksud merupakan harga penyerahan ke konsumen sebelum pajak daerah, Bea Balik Nama BBN, dan Pajak Kendaraan Bermotor PKB. Besaran harga ini dapat disesuaikan apabila terjadi perubahan-perubahan pada kondisiindikator ekonomi yang dicerminkan dengan menggunakan besaran inflasi, kurs nilai tukar rupiah, danatau harga bahan baku.Selain itu, besaran harga dapat disesuaikan apabila KBH2 menggunakan teknologi transmisi otomatis dan atau menggunakan teknologi pengaman penumpang. Bunyi Pasal 2 Ayat 7 Penyesuaian harga sebagaimana dimaksud maksimum 15 persen jika terkait perubahan nilai kurs tengah dari Bank Indonesia untuk nilai tukar rupiah, dan maksimum 10 persen berdasarkan hasil verifikasi Surveyor untuk penelusuran harga bahan baku. Terakhir, untuk tahap pertama, pemerintah akan meminta produsen untuk membuat sekitar 40 persen komponen mobil di dalam negeri dengan jenis grup komponen yang akan ditentukan kemudian. Selanjutnya diharapkan pada tahun kelima, para APM dapat meningkatkan kandungan lokalnya hingga 80 dengan jenis produksi komponen yang dibuat di Indonesia sekitar 10 grup komponen. Terkait dengan teori perumusan kebijakan publik dengan adanya kebijakan mobil murah yaitu Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013, penulis beranggapan bahwa Mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car LCGC dinilai sebagai kebijakan yang menunjukkan bahwa pemerintah tidak konsisten dengan kebijakan perekonomiannya

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara normatif dan empiris. 1 a. Pendekatan Normatif: Pendekatan ini dilakukan dengan cara mendekati permasalahan dari segi hukum, membahas kemudian mengkaji buku-buku, ketentuan perundang-undangan yang telah ada dan yang ada hubunganya dengan masalah yang akan dibahas. b. Pendekatan Empiris: Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengetahui fakta- fakta yang ada atau yang terjadi dalam lapanganmasyarakat di lokasi penelitian dengan mengumpulkan informasi-informasi tentang kejadian yang ada hubunganya dengan masalah yang akan dibahas. Dipergunakannya pendekatan normatif dan pendekatan empiris karena penelitian ini berdasarkan jenisnya merupakan kombinasi antara penelitian normatif dengan empiris. Sedangkan berdasarkan sifat, bentuk dan tujuannya adalah penelitian deskriptif dan problem identification, yaitu dengan mengidentifikasi masalah yang muncul kemudian dijelaskan berdasarkan peraturan-peraturan atau perundang- 1 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang memepengaruhi penegakan hukum. Penerbit Rajawali. Jakarta.1983. undangan yang berlaku serta ditunjang dengan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian. 2

3.2 Sumber dan Jenis Data Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Data Primer Data primer adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian dengan cara melakukan wawancaradi kantor Pelayanan Pajak Pratama Teluk Betung di Lingkungan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung. Wawancaradilakukan terhadap Bapak Anggra bagian Account Represntative AR dan di PT Astra International Daihatsu cabang Bandar Lampung. Wawancara dilakukan terhadap Ibu Lia bagian Customer Relationship Officer CRO. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber hukum yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Bahan hukum primer, bahan hukum yang mengikat, yang berasal dari: 1 UU No. 40 Tahun 2009 Tentang perubahan ketiga atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mmewah. 12 Maleong, Lexy J,Metode Penelitian Sosial:EdisiRevisi.Penerbit Remaja,Bandung,rosdakarya.2005.hlm.60 2 PP No. 41 Tahun 2013 Tentang barang kena pajak yang tergolong barang mewah, berupa kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah. 3 Permenperin No. 332013 tentang Pengembangan Produksi Kendraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau KBH2 atau low cost and green car LCGC. b. Bahan hukum sekunder Bersumber dari bahan-bahan hukum yang dapat membantu dalam menganalisa serta memahami permasalahan dalam penelitian dan diperoleh dengan cara studi dokumen, mempelajari permasalahan dari Pemberlakuan Penghapusan Pajak Barang Mewah terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan dan berbagai sumber hukum primer lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. c. Bahan hukum tersier Yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan tambahan atau dukungan data yang telah ada pada bahan hukum primer dan bahan sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan adalah buku-buku, literatur, ,makalah, kamus hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan materi ditambah lagi dengan kegiatan pencarian data menggunakan internet. 3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data Dalam rangka pengumpulan data, penulis menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan. a. Studi kepustakaan library research dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan melalui serangkaian kegiatan membaca, menelaah dan mengutip hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang teliti. b. Studi lapangan field research dilakukan untuk memperoleh data primer. Metode yang digunakan dalam studi lapangan dengan menggunakan metode pengamatan dan wawancaradi kantor Pelayanan Pajak Pratama Teluk Betung di Lingkungan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada bagian Account Representtive AR. 3.3.2 Prosedur Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan untuk mempermudah analisis data yang telah diperoleh sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Adapun pengolahan data yang dimaksud meliputi tahapan sebagai berikut: a. Seleksi Data, yaitu memeriksa kembali mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran data yang telah diterima serta relevansinya dalam penelitian.Dalam penelitian ini data-data berupa peraturan perundang- undangan, dan literatur atau buku karya ilmiah yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas.

Dokumen yang terkait

Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) Sewa Mobil Milik Anggota Koperasi Pada Koperasi Swadharma Di PT. Bank Negara Indonesia Medan

2 44 51

Prosedur pembayaran Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Di KPP Pratama Medan Kota

1 83 72

Analisis pengaruh penghapusan pajak pertambahan nilai atas barang mewah elektronik (PPnBM) dan flukuasi kurs rupiah terhadap penjualan pada tingkat pedagang eceran wilayah Kramat Jati Dengan harga sebagai variabel intervening; studi kasus: penjualan TV 21

1 7 101

Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) terhadap Daya Beli Konsumen pada Barang Elektronika (Studi Empiris pada Konsumen Barang Elektronika di Glodok Jakarta Kota)

10 103 127

Analisis pengaruh pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualanatas barang mewah (PPNBM) terhadap daya beli konsumen pada barang elektronika : studi empiris pada konsumen barang elektronikka di wilayah tangerang selatan

1 21 105

PEMEBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI BANDAR LAMPUNG

0 9 50

PEMEBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI BANDAR LAMPUNG

1 12 51

PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DALAM KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

4 39 50

PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DALAM KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 10 45

PEMBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG MEWAH (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI BANDAR LAMPUNG Sanggam R Simanullang, Nurmayani., S.H., M.H., Marlia Eka Putri., S.H., M.H. Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Un

0 0 12