PEMEBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PEMEBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI

BANDAR LAMPUNG

Mobil Murah Ramah Lingkunngan merupakan salah satu benda yang tergolong barang mewah. Sebagimana yang telah diatur didalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2013 Tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Peraturan Pemerintah tersebut juga didukung oleh Peraturan Menteri Perindustrian No. 33 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Produksi Kendraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau

low cost and green car (LCGC). Mobil yang tergolong kedalam hemat energi berupa mobil Ayla atau Agya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai penghapusan pajak pertambahan nilai barang mewah tersebut dengan tujuan untuk mengembangkan ekonomi dan industri otomotif di Indonesia.

Permasalahan yang diteliti ialah (a) bagaimanakah pemberlakuan penghapusan pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan di Bandar Lampung dan (b) apa yang menjadi faktor penghambat dalam pemberlakuan penghapusan pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan di Bandar Lampung.

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dan pendekatan empiris. Adapun sumber data dalam penelitian yaitu data primer berasal dari yang diperoleh secara langsung dari penelitian lapangan yang berupa keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dari pihak-pihak terkait dalam penelitian ini sedangkan data sekunder berasal dari penelitian pustaka melalui peraturan perundang-undangan, literatur, buku-buku dan dokumen-dokumen resmi.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) dalam pemberlakuan penghapusan

pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan, pemerintah mengatur pemberian potongan PPnBM bagi mobil yang memenuhi persyaratan dan harus memenuhi kualifikasi sebagai mobil ramah lingkungan, mendukung upaya penghematan konsumsi BBM, serta memanfaatkan energi alternative lainnya. Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2013 tentang Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Mobil Murah Hemat Energi, pemerintah mendorong industri automotif nasional memproduksi mobil murah di dalam negeri. Peraturan Pemerintah juga menyebutkan bahwa mobil murah harus di bawah 1.200 cc dengan harga dipatok di bawah Rp 100 juta dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) paling sedikit 20


(2)

kilometer per liter. (b) faktor penghambat terhadap pemberlakuan penghapusan pajak berang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan yaitu salah satunya adalah Meningkatnya penggunaan kendaraan motor roda empat akan berdampak kepada perubahan lingkungan, seperti kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di jalan utama menuju Kampus Universitas Lampung, Gedongmeneng sampai kampus Universitas Bandar Lampung di Labuhan Ratu, Kedaton, Jl Zainal Abidin Pagaralam dan Jl Teuku Umar hingga menuju Terminal Rajabasa.


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara pada tanggal 10Maret1992, penulis merupakan anak ketigadari lima bersaudara dari pasangan Bapak Sahat Simanullang, dan Ibu Remia Lumban Tobing, S.Pd.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Doloksanggul pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Doloksanggul pada tahun 2005. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Doloksanggul pada tahun 2007. Di SMAN 1 Doloksanggul penulis menjadi anggota OSIS,menjadi anggota paduan suara, menjadi anggota Ekstrakulikuler Sepak Boladan penulis mengikuti Piala Bupaticup Doloksanggul Tahun 2008.

Pada Tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Lampung.

Penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Gedung Boga/RajaKecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji pada tahun 2013 selama empat puluh hari.


(7)

MOTO

Agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi

menjadi penurut-penurut mereka yang oleh

iman dan kesabaran mendapat bagian dalam

apa yang dijanjikan Allah

(Ibrani 6:12)

Tidak Sulit Hidup Mengikuti Arus, Butuh

Keberanian Berjuang Melawan Arus

.”


(8)

PERSEMBAHAN

Puji Syukurku ku panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa yang telah memberikan berkat dan

anugerahNya kepadaku.

Sebagai perwujudan rasa kasih sayang, cinta, dan

hormatku secara tulus

Aku mempersembahkan karya ini kepada:

Bapakku tersayang Sahat Simanullang

Mamaku tercinta Remia Lumban Tobing, S.Pd.

Yang telah memberikan dukungan dan doa serta

harapan demi keberhasilanku kelak.

Kepada kakak kudan abangku yang ku kasihi

Nourma Vivi Simanullang dan Davit Lothar

Simanullang

dan

Adik laki-laki ku dan adik perempuan ku yang ku

kasihi Batara Yoki Simanullang dan Lolyta

Simanullang

serta Keluarga besar yang selalu berdoa dan

berharap demi keberhasilanku dalam meraih

cita-cita.

Almamamaterku tercinta Fakultas Hukum

Angkatan 2010


(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Pemberlakuan Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan di Bandar Lampung”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung. Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari dalam ataupun luar diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum, Universitas Lampung

2. IbuUpik Hamidah, S.H., M.H., selaku Ketua Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum, Universitas Lampung.

3. IbuNurmayani, S.H., M.H.,., selaku Dosen Pembimbing Utama terima kasih atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Marlia Eka Putri, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas bimbingan dan pengarahannya yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(10)

5. Bapak Charles Jackson, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas Utama yang telah memberikan kritikan dan masukan yang luar biasa untuk menyempurnakan skripsi ini.

6. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahasa Kedua atas ketersediaannya meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Dr. Eddy Rifai, S.H., M.H., Selaku Pembimbing Akademik yang dengan ikhlas telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum yang telah mengajar dan memberikan ilmu yang bermanfaat.

9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tersayang bapaku Sahat Simanullang dan Mamaku Remia Lumban Tobing, S.Pd, untuk doa, kasih sayang, dukungan, motivasi, dan pengajaran yang telah kalian berikan dari aku kecil hingga saat ini, yang begitu berharga dan menjadi modal bagi kehidupan ku. 10. Keempat saudara kandungku Kakak ku Nourma Vivi Simanullang dan

abangku Davit Lothar Simanullangyang luar biasa sabar menghadapi adik yang keras kepala dan panikan seperti aku dan telah bersedia membantuku cukup banyak dalam proses pengerjaan skripsi ini dan Adik-adikku ku Batara Yoki Simanullang dan Lolyta Simanullang yang selalu menjadi tawa dan obat rinduku dikala rindu dengan keluarga yang berada di Doloksanggul.


(11)

11. Keluarga besarku yang selalu berdoa untukku serta dukungan dan motivasinya, terutama kepada uda dan inang uda yang ada di way suluh, Liwa terimkasih atas segalanya.

12. Abang Pantun Halomoan Sitompul yang telah membantu dan memberikan masukan dan saran kepada saya. Terimaksaih atas segalanya

13. Sahabat-sahabat terbaikku sekaligus saudaraku yang selama empat tahun terakhir ini menemani dan mengisi hari – hari dihidupku Abram Sitepu, Adatua Simbolon, Alex Sitinjak, Bobby Debataraja, Bryan Sipayung, Elyasip Sembiring, Hans Sembiring, Ivo Simanjuntak, Jusuf Purba, Josua Tampubolon, Olfredo Sitorus, Richad Simanungkalit, Ricko Sihaloho, Rio Meliala, Rizal Sinurat, Saut Lumbangaol, Wiliam Sihombing, Yoga Adrian Ibrahim, Yuri Simatupang, dan Wetson Rumahorbo, yang tergabung dalam GEROBAK PASIR terimakasih untuk saat – saat berharga yang telah dihadirkan dan kebersamaan kita selama ini, terimakasih telah menjadi semangat dalam penyusunan skripsi ku dan tugas – tugas diperkuliahan diwaktu kemarin, terimakasih telah mengajarkan arti sebuah persahabatan selama ini kepadaku, kiranya kita bisa menjadi saudara selamanya.

14. Putri-Putri GEROBAK PASIR, Ade Marbun, Charlyna Purba, Dede Hutagalung, Reni Panjaitan, Rymni Tambunan, Sartika Samosir, Sonya Harahap untuk kebersamaannya selama ini baik di Formahkris atau kuliah Agama atau kuliah sehari-hari.

15. Keluarga Mbah Syono yang telah bersedia mengizinkan kami untuk tinggal selam 40 Hari dalam menjalankan Proses Kuliah Kerja Nyata di Mesuji kecamatan Way Serdang desa Gedung Boga.


(12)

16. Kawan-Kawan KKN Tematik UNILA , Abdurahman, Rani, Damay, Fadil, Ronal, Devi, yang selama 40 Hari telah menjadi keluarga kecil di desa Gedung Boga.

17. Teman – teman Mahasiswa Fakultas Hukum, yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih untuk bantuan, kebersamaan, kekompakan, canda tawa selama mengerjakan tugas besar atau tugas harian, semoga selepas dari perkuliahan ini kita masih tetap jalin komunikasi yang baik, tetap semangat Viva Justicia Hukum Jaya.

18. Teman-teman Forum Mahasiswa Hukum Kristen. (Bang Marudut Tampubolon,S.H., Torang Alfontius Sihotang, Yonathan Hutagalung, Nur Saadah Sinambela, Gilbert Hutagalung, Beny Banjarnahor, Margareth Maharani Citra, Raymon Orlando Simanjuntak, Rio Julio Pasaribu, Ryan Surya Nadapdap, Fauyani Purba ) dan yang lain yang belum disebutkan. Terimakasihatas persahabatan dan kebersamaannya dalam pelayanan kita selama ini.

19. Anak Kosan ( Halomoan Simanullang, Cristian Gomos Banjarnahor, Sisko Simbolon, Halomoan Luter Simanullang) terimakasih atas persahabatan dan kebersamaan kalian.

20. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yan telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.


(13)

Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan maupun pada penyusunan skripsi ini, maka penulis menerima saran, masukan, dan kritik dari pembaca sebagai perbaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 12 Juli 2014 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... .i

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN PERSETUJUAN...,...iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

RIWAT HIDUP...v

MOTO...vi

PERSEMBAHAN...vii

SANWACANA...viii

DAFTAR ISI ... xii

BAB I . PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Kegunaan Penelitian... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak ... 8

2.2 Jenis Pajak ... ...14

2.3 Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) ... 16

2.4 Mobil Murah Ramah Lingkungan...22

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan masalah ... 27

3.2 Sumber Data dan jenis data ... 28

3.3 Prosedur pengumpulan dan Pengolahan Data ... 30

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data...30

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data...30


(15)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kantor Pajak Pratama

Kota Bandar Lampung ... 32 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan

Pajak Pratama...32 4.1.2 Letak Geografis Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Teluk Betung...34 4.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi...34 4.1.4 Struktur Organisasi...36 4.2 Pemberlakuan Penghapusan Pajak Barang Mewah

Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan... 39 4.3 Faktor Penghambat Dalam Pemberlakuan Penghapusan

Pajak Barang Mewah Terhadap Mobil Murah Ramah

Lingkungan ... 46 BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 51 5.2 Saran...52

DAFTAR PUSTAKA


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan bernegara dan bangsa yang adil dan sejahterah, aman, tentram, dan tertib, serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, pembangunan nasional yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkelanjutan serta merata diseluruh tanah air memerlukan biaya besar yang harus digali terutama dari sumber kemampuan sendiri. Kemampuan sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan dan menata kehidupan bernegara, salah satu upaya pemerintah Indonesia yaitu melalui pemenuhan kewajiban pajak. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang dominan untuk menjalankan roda perekonomian Indonesia. Salah satu jenis pajak tersebut adalah pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).Menurut UU No. 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas UU No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan atau impor barang-barang berwujud yang tergolong mewah. PPnBM termasuk jenis pajak yang satu paket dengan Undang-undang PajakPertambahan Nilai.Pemerintah


(17)

2

mengeluarkan kebijakan mengenai penghapusan pajak pertambahan nilai barang mewah tersebut dengan tujuan untuk mengembangkan ekonomi dan industri otomotif di Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2013 Tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.PPnBM hanya dikenakan satu kali pada sumbernya yaitu pabrikan atau saat impor dan tidak dapat dikreditkan ,termasuk low cost and green car (LCGC), program low carbon emission, mobil listrik, hybrid biodiesel.

Pasal 3 ayat 1(c) PP Nomor 41 Tahun 2013 menyebutkan untuk mobil hemat energi dan harga terjangkau, PPnBM atas Barang Kena Pajak sebesar 0 persen dari harga jual. Pajak 0 persen tersebut untuk motor bahan bakar cetus api dengan kapasitas silinder 1.200 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter atau bahan bakar setaranya.

Dalam perealisasian kebijakan mobil murah ramah lingkungan (LCGC) ada berbagai dampak dalam keadaan sosial ekonomi bangsa Indonesia baik dampak positif maupun dampak negatif.

Dampak positif penghapusan pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan adalah:1

1. Sebanyak 60 juta pemilik motor ingin punya mobil, akibat bertambahnya kegiatan komersial, industri, serta mobilitas orang dan barang.

2. Khawatir perdagangan bebas, yang menyebabkan apabila kita tidak memenuhi permintaan masyarakat dengan produksi sejenis dari dalam negeri, maka akan terjadi banjir impor kendaraan jenis tersebut.

1http://blog at WordPress.com/detail.low cost green car (LCGC), dikunjungi tanggal 15 januari 2014 pukul 22:30


(18)

3

3. Ambisi pemerintah tekan emisi karbon, sehingga industri otomotif disyaratkan untuk membuat kendaraan yang lebih ramah lingkungan dengan menaikkan efisiensi penggunaan bahan bakar perkilometer jarak tempuh.

4. Membangun industri komponen otomotif, ini berlaku untuk semua merek otomotif, baik merek internasional maupun merek original Indonesia

5. Mengurangi beban konsumendengan menghilangkan kewajiban PPnBM, namun tetap membayar PPN 10% dan pajak kendaraan bermotor didaerah sebesar 10%.

6. Mendorong investasi dan lapangan kerja melaluipeningkatan kualitas tenaga kerja terampil seperti dalam bidang teknik otomotif dan material manajemen produksi, dan jasa distrubusi serta manajemen logistik.

Tahun 2013 pemerintah Indonesia dibawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kebijakan mengenai penghapusan pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car(LCGC) yaitu PP No. 41 Tahun 2013 Tentang Barang Kena Pajak yang Tergolongg Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang dikenai Pajak Penjualan Barang Mewah.

Peraturan pemerintah tersebut menjelaskan tata cara pemberian pembebasan dari pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Peraturan Pemerintah tersebut juga didukung oleh Peraturan Menteri Perindustrian No. 33 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Produksi Kendraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau low cost and green car


(19)

4

(LCGC).Permenperin tersebut merupakan turunan dari program mobil emisi karbon rendah atau low emision carbon yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013tentang Kendaraan yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Permenperin No 33/2013 pasal 2 ayat 1(c) tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) juga menyebutkan besaran harga jual KBH2, setinggi-tingginya Rp 95 juta berdasarkan lokasi kantor pusat Agen Pemegang Merek. Besaran harga yang dimaksud merupakan penyerahan harga ke konsumen sebelum pajak daerah, Bea Balik Nama (BBN), dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Besaran harga ini disesuaikan apabila terjadi perubahan-perubahan pada kondisi/indikatorerminkan ekonomi yang dicerminkan dengan menggunakan besaran inflasi, kurs nilai tukar rupiah, dan/atau harga bahan baku.

Dampak negatif penghapusan pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan adalah:2

1. Terjadinya Macet

Dampak negatif yang sudah sangat jelas adalah kemacetan yang pastinya bertambah. Membeli mobil murah tersebut, jalan-jalan yang sangat padat sekarang ini pasti akan menjadi lebih padat. Contohnya jalan utama yang sering mengalami macet di Bandar Lampung adalah jalan utama menuju Kampus Universitas Lampung di Gedongmeneng dari Kampus Universitas Bandarlampung di Labuhan Ratu, Kedaton, melewati Jl Zainal Abidin Pagaralam dan Jl Teuku Umar hingga menuju ke Terminal Rajabasa.

2Rizaziana.blogspot.com/Dampak Positif dan Negatif Mobil Murah Ramah Lingkungan dikunjungi tanggal 16 Maret 2014 pukul 23:45


(20)

5

2. Penggunaan BBM yang Meningkat

Kebijakan mobil murah ini juga akan berdampak pada pemakaian bbm atau bahan bakar minyak. Dapat diperkirakan bahwa tingkat kelangkaan bahan bakar minyak akan lebih menigkat lagi.

3. Peminat Angkutan Umum Berkurang

Permasalahan tentang kebijakan mobil murah ini ternyata tidak berhenti pada masalah kemacetan atau bbm saja, peminat angkutan umum pasti akan semakin berkurang karena masyarakat cenderung memilih untuk membawaalat transportasi sendiri. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya tingkat pengangguran karena angkutan umum akan sulit untuk mendapat penumpang.

Kesiapan sarana prasarana kesediaan jalanberbanding terbalik dalam menampung pertumbuhan mobil murah tersebut. Hal ini terlihat dari sesaknya jalan-jalan di kota-kota besar seperti Jakarta.

Bandar Lampung sebagai Ibu Kota Provinsi Lampung juga sudah merasakan dampak dari kebijakan low cost and green car (LCGC) yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti macet yang sering terjadi di jalan utama antara lain lampu merah Unila, depan Ramayana Jalan Raden Intan, Jalan Jenderal Sudirman, dan depan Hypermart di Jalan Kartini. Prasarana infrastruktur di Bandar Lampung juga belum memadai berupa jalan yang terbatas atau rusak.


(21)

6

Berdasarkan uraian latar belakang diatas mengenai program pemerintah LCGC maka penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul: Pemberlakuan Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan di Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah diatas, maka penulis membatasi masalah menyangkut Pemberlakuan Penghapusan Pajak Pertambahan nilai Barang Mewah (PPnBM) Terhadap Mobil Murah ramah Lingkungan di Bandar Lampung, yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimanakahpemberlakuan penghapusan pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan di Bandar Lampung?

b. Apa faktorpenghambat dalam pemberlakuan penghapusan pajakbarang mewahterhadap mobil murah ramah lingkungan diBandar Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan Rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1) Untuk mengetahuipemberlakuan penghapusan pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan di Bandar Lampung.

2) Untuk mengetahui faktor penghambat dalam pemberlakuan penghapusan pajak barang mewah terhadap mobil murah ramah lingkungan di Bandar Lampung.


(22)

7

1.3.2 Kegunaan Penelitian A. Secara Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan bagi perkembangan studi Hukum Administrasi Negara khususnya Hukum Pajak mengenai Pemberlakuan Penghapusan PajakBarang Mewah (PPnBM).

B. Secara Praktis

a. Memberi masukan kepada pemerintah untuk lebih baik lagi dalam menerapkan kebijakan yang terkait dalam pemberlakuan penghapusan pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) terhadap mobil murah ramah lingkungan.

b. Memberikan pemahaman kepada masyarakat atas pentingnya peranan mereka dalam mendukung pemberlakuan penghapusan pajak pertambahan nilai barang mewah (PPnBM) terhadap mobil murah ramah lingkungan di Bandar Lampung.

c. Penelitian ini berguna bagi para rekan-rekan fakultas hukum baik dalam menambah pengetahuan maupun bagi rekan-rekan yang ingin melakukan penelitian lanjutan di bidang yang sama.


(23)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pajak

Pajak adalah gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan manusia pada suatu waktu berkumpul untuk tujuan tertentu. Masyarakat terdiri dari individu, individu mempunyai hidup sendiri dan kepentingan sendiri, yang dapat dibedakan dari hidup masyarakat dan kepentingan masyarakat. Namun individu tidak mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang mempunyai tujuan tertentu. Kelangsungan negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat dan kepentingan masyarakat. Untuk kelangsungan hidup masing-masing diperlukan biaya. Biaya hidup individu, menjadi beban dari individu yang bersangkutan dan berasal dari penghasilan sendiri. Biaya hidup negara adalah untuk kelangsungan alat-alat negara, administrasi negara, lembaga negara, dan seterusnya dan harus dibiayai dari penghasilan negara.

Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya definisi tersebut mempunyai tujuan yang sama.Untuk lebih jelasnya dan untuk memahami pengertian tentang apa yang dimaksud dengan pajak, maka dikemukakan


(24)

9

beberapa definisi pajak sebagai berikut: Undang-undang No.28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang

Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) bahwa: “Pajak adalah

kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Menurut Rochamat Soemitro bahwa :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum”.

Menurut Prof. Dr. P. J. A. Andriani, dalam R. Santoso Brotodihardjo, S.H , dalam buku Ketentuanm Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang olegh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatklan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan.1

Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R., pajak adalah pengalihan sumber dari sector swasta ke sector pemerintah, bukan akibaat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan secara langsung dan


(25)

10

proposional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.

Mr. Dr. N. J. Feldmann sama pendapatnya dengan Seligman, yakni pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum) tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

Prof. Dr. M.J.H. Smeets, pakar dari Jerman, yakni pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang kepada norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Suparman Sumadwijaya,mengemukakan bahwa pajak adalah iuran wajib berupa barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Pengertian pajak ada beberapa macam-macam, yang lain dikemukakan oleh para sarjana,yang oleh Santoso Brotodharjo2,yaitu sebagai berikut.

1. Definisi Leroy Beaulieu berbunyi: pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak,yang dipaksakan oleh kekuasaan public dan penduduk atau dari barang ,untuk menutup belanja pemerintah.

2. Definisi Deutsche Reichs Abgaen Ordnung (RAO-1919), pajak adalah bantuan uang secara incidental atau secara periodic (dengan tidak ada kontraprestasinya), yang dipingut oleh badan yang bersifat umum


(26)

11

(negara),untuk memperoleh pendapatan ,di mana terjadi suatu sasaran pemajakan (tatbestand), yang karena undang-undang telah menimbulkan utang pajak.

3. Definisi Dr.Soeparman Soemahamidjaja, pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jaasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Dari pembahasan pengertian pajak, maka unsur-unsur dari definisi pajak meliputi sebagai berikut3:

1. Pajak adalah suatu iuran atau kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan (pendapatan) kepada negara.

2. Penyerahan itu bersifat wajib.Lalu bagaimana jika tidak dilakukan ? Utang itu dapat dipaksakan dengan kekerasan seperti surat paksa dan sita.

3. Perpindahan/penyerahab itu berdasarkan Undang-Undang/peraturan/Norma yang dibuat oleh pemerintah yang berlaku umum. Jika tidak,maka dapat dianggap sebagai perampasan hak.

4. Tidak ada kontraprestasi langsung dari pemerintah (peungut iuran) bissa dilihat dari indikasi :

a. pembangunan infrastruktur, b. sarana kesehatan,dan

c. public facility.

3


(27)

12

5. Iuran dari pihak pajak yang dipungut (rakyat,badan usaha baik swasta maupun pemerintah) digunakanoleh pemungut (pemerintah) untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang seharusnya berguna bagi rakyat.

Definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. luran dan rakyat kepada negara yang berhak memungut pajak hanyalah negara. luran tersebut berupa uang (bukan barang).

2. Berdasarkan Undang-Undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa jasa timbal (kontraprestasi) dan negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat di tunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeIuaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak, baik pengertian secara ekonomis atau pengertian secara yuridis dapat ditarik kesimpulan tentang unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak, antara lain sebagai berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan, "pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang."


(28)

13

2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.

3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.

4. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan.

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal di atas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

a. Fungsi Anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya.


(29)

14

b. Fungsi Mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

c. Fungsi stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. d. Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

2.2Jenis Pajak

Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang terdiri atas:4 1. Pajak Penghasilan (PPh)adalah pajak langsung dari pemerintah pusat yang

dipungut atas penghasilan dari semua orang yang berada di wilayah Republik Indonesia .

2. Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN.

4


(30)

15

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah, juga dikenakan PPnBM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :

a. barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok. b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu.

c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi.

d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status.

e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat.

4. Bea Meterai Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, dengan menggunakan benda materai atau benda lainya contohnya dengan menggunakan mesin teraan, pemeteraian, kemudian dan surat setoran pajak bentuk KPU 35 Kode 006.

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) PBB adalah atas harta tak bergerak yang terdiri atas tanah dan bangunan (property tax).

6. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Seperti halnya PBB, walaupun BPHTB dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan BPHTB seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan.


(31)

16

Sesuai UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah:

1. Pajak Propinsi

a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air,

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air, c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan,

2. Pajak Kabupaten Kota a. Pajak Hotel,

b. Pajak Restoran, c. Pajak Hiburan, d. Pajak Reklame,

e. Pajak Penerangan Jalan,

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C,

g. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

2.3Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)

Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) adalah pajak dikenakan terhadap penyerahan atau impor barang-barang berwujud yang tergolong mewah. Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) merupakan jenis pajak yang satu paket


(32)

17

dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai. Namun demikian, mekanisme pengenaan PPnBM ini sedikit berbeda dengan PPN.

PPnBM mengandung dua unsur pajak, yaitu fungsi budgetair/finansial danfungsi regulerend/mengatur. Dalam Fungsi budgetair/finansial,PPnBM telah terbukti memberikan sumbangsih yang cukup besar kepada pendapatan negara, sedangkan dalam fungsi regulerend atau mengatur, pemberlakuan PPnBM memiliki makna pemerataan dan membawa rasa keadilan di tengah masyarakat, kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi diharapkan berperan lebih besar mendanai pembangunan di Indonesia.

PPnBM hanya dikenakan satu kali pada sumbernya yaitu pabrikan atau saat impor dan tidak dapat dikreditkan.Sebagai Objek Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dikenakan terhadap:5

a) Penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah yangdilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan barang kena pajak yang tergolong mewah di dalam daerah, dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.

b) Siapa pun yang mengimpor barang yang tergolong mewah, tanpa memperhatikan apakah impor tersebut dilakukan terus menerus atau dilakukan hanya sekali saja.Dengan demikian, PPnBM hanya dikenakan pada saat pemberian BKP mewah oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada saat impor BKP mewah. Adapun pihak yang memungut PPnBM tentu saja pabrikan BKP mewah.

Dengan demikian, PPnBM hanya dikenakan pada saat penyerahan BKP Mewah oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada saat impor BKP Mewah.


(33)

18

PPnBM tidak dikenakan lagi pada rantai penjualan setelah itu. Adapun fihak yang memungut PPnBM tentu saja pabrikan BKP Mewah pada saat melakukan penyerahan atau penjualan BKP Mewah. Sementara itu, PPnBM atas impor BKP mewah dilunasi oleh importir berbarengan dengan pembayaran PPN impor dan PPh Pasal 22 Impor.Batasan Suatu barang termasuk BKP Yang tergolong mewah adalah:

a. Bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok b. Barang tersebut dimkonsumsi oleh masyarakat tertentu

c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu d. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi e. Barang tersebut dikonsumsikan untuk menunjukkan status

PPnBM dikenakan hanya 1 (satu) kali pada waktu penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu impor BKP yang tergolong mewah. Dengan demikian, atas penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh produsen atau atas impor BKP yang tergolong mewah, di samping dikenai PPN, dikenai juga PPnBM, dengan pertimbangan bahwa:

a) Perlu pembebanan antara konsumen yang berpenghasilan rendah dengan konsumen berpenghasilan tinggi.

b) Perlu adanya pengendalian pola konsumen atas BKP yang tergolong mewah. c) Perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional.

d) Perlu untuk mengamankan penerimaan Negara (fungsi budgeter).

Yang dimaksud dengan "Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah" adalah:


(34)

19

1. bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; 2. barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;

3. pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status;

4. apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat, seperti minuman beralkohol.

Pengenaan PPnBM atas impor BKP yang tergolong mewah tidak memperhatikan siapa yang mengimpor BKP tersebut serta tidak memperhatikan apakah impor tersebut dilakukan secara terus-menerus atau hanya sekali saja. Selain itu, pengenaan PPnBM terhadap suatu penyerahan BKP yang tergolong mewah tidak memperhatikan apakah suatu bagian dari BKP tersebut telah dikenai atau tidak dikenai PPnBM pada transaksi sebelumnya.

Dalam PPnBM dikenakan pada saat Pengusaha yang menghasilan BKP Mewah menyerahkan kepada fihak lain. Termasuk dalam pengertian menghasilkan adalah sebagai berikut ;6

1. Merakit : menggabungkan bagian-bagian lepas dari suatu barang menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, seperti merakit mobil, barang elektronik, perabot rumah tangga, dan sebagainya;

2. Memasak : mengolah barang dengan cara memanaskan baik dicampur bahan lain atau tidak;

3. Mencampur : mempersatukan dua atau lebih unsur (zat) untuk menghasilkan satu atau lebih barang lain;

6http://dudiwahyudi.compajak-pertambahan-nilai dan pajak-penjualan-atas-barang-mewah-ppnbm dikunjungi tanggal 18 Maret 2014 pukul 20:25


(35)

20

4. Mengemas : menempatkan suatu barang ke dalam suatu benda yang melindunginya dari kerusakan dan atau untuk meningkatkan pemasarannya; 5. Membotolkan : memasukkan minuman atau benda cair ke dalam botol yang

ditutup menurut cara tertentu;

Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah yaitu:7

a) Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah serendah-rendahnya 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen).

Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah dapat ditetapkan dalam beberapa pengelompokan tarif, yaitu tarif rendah sebesar 10% dan yang paling tinggi 75%. Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan pada pengelompokan barang kena pajak yang tergolong mewah. Pengelompokan barang kena pajak ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

b) Atas ekspor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Dikenakan Pajak dengan tarif 0% (nol persen)

Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah dibayar atas Barang Kena pajak yang tergolong mewah yang diekspor tersebut dapat diminta kembali. Subjek dan Objek dari pajak penjualan atas barang mewah yaitu:8

a) Subjek Pajak dari Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Subjek pajak penjualan atas barang mewah adalah pengusaha kena pajak (PKP) yang menghasilkan barang kena pajak (BKP) yang tergolong mewah dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaanya dan pengusaha yang mengimpor barang yang tergolong mewah.

7Waluyo, Perpajakan Indonesi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.2006. 8


(36)

21

b) Objek Pajak dari Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Objek pajak penjualan atas barang mewah adalah penyerahan barang berwujud yang tergolong mewah dan impor barang yang tergolong mewah.

Karakteristik Pajak Penjualan atas Barang Mewah yaitu:9

a) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dipungut untuk mengurangi sifat regresif Pajak Pertambahan Nilai. PPN merupakan pajak objektif yang tidak memperhatikan kemampuan pihak yang melakukan konsumsi, sehingga siapa pun yang mengonsumsi BKP akan dibebani pajak yang sama. Oleh Karena itu, BKP tergolong mewah yang pada umumnya dikonsumsi oleh golongan tertentu dengan kemampuan ekonomi yang cukup tinggi dikenakan beban pajak tambahan berupa Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

b) PPnBM hanya dikenakan sekali pada tingkat barang yang tergolong mewah tersebut dihasilkan atau pada saat impor barang mewah tersebut. Barang yang tergolong mewah yang dihasilkan di dalam negeri wajib dipungut PPnBM oleh PKP produsen yang bersangkutan. Barang yang tergolong mewah yang dihasilkan di luar negeri dan diimpor, maka PPnBM yang terutang wajib dipungut dan disetor oleh pihak yang melakukan impor.

c) PPnBM merupakan unsure harga beli atau harga penjualan, sehingga tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak Pertambahan Nilai.

d) BKP yang tergolong mewah yang terutang PPN dan PPnBM. Apabila BKP tersebut bukan kategori barang mewah, maka transaksi tersebut hanya terutang PPN.


(37)

22

2.4Mobil Murah Ramah Lingkungan

Mobil murah ramah lingkungan adalah mobil yang mempunyai harga terjangkau dan hemat sumber daya lingkungan (meliputi energi) yang sedikit mengakibatkan polusi udara terhadap lingkungan.

Contoh Mobil murah ramah lingkungan yang pertama adalah Daihatsu Ayla yang mempunyai kapasitas silinder 1000 cc yang irit bahan bakar, bagian-bagian yang ada di Daihatsu Ayla terdiri dari multireflector headlamp di desain dengan gaya modern serta elegan yang mampu menghasilkan pencahayaan dengan maksimal sehingga apabila menyalakan lampu akan terlihat terang dan jelas, turun ke bagian bumper depan yang di desain dengan dinamis dan lebar serta menggunakan bahan resin yang sudah teruji kekuatannya. Mobil Ayla dinamis turut menghiasi kaca spion yang sudah di padukan dengan teknologi electris sehingga dapat di atur dari dalam kabin yang membuat praktis dan aman, beralih ke sisi samping yaitu pada bagian handle pintu sudah terlapisi oleh kron yang membuat tampilan menjadi terlihan bagus dan gaya, saatnya menuju bagian belakang mobil yaitu pada spoiler belakang terlihat sporty sehingga melengkapi akan keindahan dari seluruh body mobil ini, sedangkan harga yang di tawarkan 76 juta hingga 114 juta Rupiah. Dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan terhadap perekonomian Indonesia karena diadakannya program Mobil Murah Ramah Lingkungan:10

Dampak positif yang diitimbulkan terhadap perekonomian Indonesia karena akan diadakannya program mobil murah ramah lingkungan adalah sebagai berikut.

10Purwanugraha.files.wordpress.com/detail.Mobil Murah Ramah Lingkungan, dikunjungi tanggal 18 maret 2014 pukul 21:00


(38)

23

1. Membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia karena akan membuka peluang bagi para investor untuk menanamkan sahamnya di Indonesia.

2. Karena semakin bertambahnya jumlah mobil di Indonesia, otomatis penghasilan pajak negara dari bidang otomotif akan bertambah.

Selain berdampak pada perekonomian Indonesia, ada juga dampak yang akan timbul terhadap segi lainnya, diantaranya :

1. Bertambahnya lowongan pekerjaan di bidang otomotif karena adanya industri mobil murah yang membutuhkan tenaga kerja baru.

2. Karena yang diproduksi adalah mobil yang ramah lingkungan, maka polusi yang dikeluarkan tidak setinggi polusi mobil biasa.

3. Memberikan kesempatan kepada masyarakat menengah untuk dapat merasakan memiliki kendaraan roda empat tersebut.

4. Dengan adanya program mobil murah tersebut, diharapkan akan mengurangi impor mobil dari negara lain.

Dampak negatif yang ditimbulkan terhadap perekonomian Indonesia karena akan diadakannya program mobil murah ramah lingkungan adalah sebagai berikut. 1. Banyaknya kendaraan roda empat akan berdampak pada kerugian ekonomi

akibat kemacetan yang tidak sesuai dengan investasi yang ditanamkan.

2. Penggunaan BBM akan meningkat sehingga menyebabkan anggaran negara untuk menyubsidi BBM meningkat pula.

Selain berdampak pada perekonomian Indonesia, ada juga dampak yang akan timbul terhadap segi lainnya, diantaranya :


(39)

24

1. Berkurangnya peminat angkutan umum, sehingga memungkinkan tingkat pengangguran juga meningkat.

2. Masyarakat cenderung melakukan prilaku konsumtif.

3. Kemacetan yang timbul karena banyaknya kendaraan roda empat yang tidak sebanding dengan peningkatan fasilitas umum akan memperparah lalu lintas di Indonesia.

4. Pengguna sepeda motor diperkirakan beralih ke kendaraan roda empat.

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk peluncuran mobil murah ramah lingkungan (LCGC) di Indonesia sudah melalui berbagai pertimbangan mengenai kualitas mobil itu sendiri. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan mobil murah ramah lingkungan (LCGC)

Kelebihan mobil murah ramah lingkungan (LCGC): a. Harganya yang murah.

b. Walaupun dengan harga murah fitur safety tetap menjadi prioritas. c. Irit bahan bakar.

d. Rendah polusi gas buangan karbon monoksida.

Kekurangan mobil murah ramah lingkungan (LCGC): a. Akselerasi mobil LCGC cenderung lambat.

b. Berat mobil yang ringan menyebabkan kurang stabil apabila dalam kecepatan tinggi.

c. Beberapa tipe pada bagian rem tidak dilengkapi ABS dan EBD, jadi harus lebih berhati-hati dalam berkendara dan menjaga jarak antar kendaraan.


(40)

25

Pemerintah mengesahkan peraturan Low Cost & Green Car (LCGC) yang akan memayungi dasar hukum mengenai mobil murah tersebut. Semua aturan tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, termasuk LCGC, program low carbon emission, mobil listrik, hybrid biodiesel.

Peraturan Pemerintah tersebut akan menjelaskan tata cara dan aturan main dengan pendukungnya adalah Permenperin No 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat Yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau low cost and green car (LCGC). Peraturan ini menyebutkan, kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau menggunakan tambahan merek Indonesia, model dan logo yang mencerminkan Indonesia.

Pasal 3 ayat 1(c) PP Nomor 41 tahun 2013 menyebutkan untuk mobil hemat energi dan harga terjangkau, Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak sebesar 0 persen dari harga jual. Pajak 0 persen tersebut untuk motor bahan bakar cetus api dengan kapasitas silinder 1.200 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter atau bahan bakar setaranya. Kedua, untuk motor nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan kapasitas isi silinder sampai 1.500 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter atau bahan bakar setaranya. Dengan kepastian payung hukum tersebut, para produsen kendaraan bisa menyesuaikan dengan persyaratan yang diminta pemerintah, serta bisa mulai diproduksi secara legal.Permenperin No 33/2013 Pasal 2 ayat 1 (c) tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat Yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) juga


(41)

26

menyebutkan besaran harga jual KBH2, setinggi-tingginya Rp 95 juta berdasarkan lokasi kantor pusat Agen Pemegang Merek.

Besaran harga yang dimaksud merupakan harga penyerahan ke konsumen sebelum pajak daerah, Bea Balik Nama (BBN), dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Besaran harga ini dapat disesuaikan apabila terjadi perubahan-perubahan pada kondisi/indikator ekonomi yang dicerminkan dengan menggunakan besaran inflasi, kurs nilai tukar rupiah, dan/atau harga bahan baku.Selain itu, besaran harga dapat disesuaikan apabila KBH2 menggunakan teknologi transmisi otomatis dan atau menggunakan teknologi pengaman penumpang. Bunyi Pasal 2 Ayat (7) Penyesuaian harga sebagaimana dimaksud maksimum 15 persen jika terkait perubahan nilai kurs tengah dari Bank Indonesia untuk nilai tukar rupiah, dan maksimum 10 persen berdasarkan hasil verifikasi Surveyor untuk penelusuran harga bahan baku.

Terakhir, untuk tahap pertama, pemerintah akan meminta produsen untuk membuat sekitar 40 persen komponen mobil di dalam negeri dengan jenis grup komponen yang akan ditentukan kemudian. Selanjutnya diharapkan pada tahun kelima, para APM dapat meningkatkan kandungan lokalnya hingga 80% dengan jenis produksi komponen yang dibuat di Indonesia sekitar 10 grup komponen. Terkait dengan teori perumusan kebijakan publik dengan adanya kebijakan mobil murah yaitu Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013, penulis beranggapan bahwa Mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) dinilai sebagai kebijakan yang menunjukkan bahwa pemerintah tidak konsisten dengan kebijakan perekonomiannya


(42)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara normatif dan empiris.1

a. Pendekatan Normatif: Pendekatan ini dilakukan dengan cara mendekati permasalahan dari segi hukum, membahas kemudian mengkaji buku-buku, ketentuan perundang-undangan yang telah ada dan yang ada hubunganya dengan masalah yang akan dibahas.

b. Pendekatan Empiris: Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengetahui fakta-fakta yang ada atau yang terjadi dalam lapangan(masyarakat) di lokasi penelitian dengan mengumpulkan informasi-informasi tentang kejadian yang ada hubunganya dengan masalah yang akan dibahas.

Dipergunakannya pendekatan normatif dan pendekatan empiris karena penelitian ini berdasarkan jenisnya merupakan kombinasi antara penelitian normatif dengan empiris. Sedangkan berdasarkan sifat, bentuk dan tujuannya adalah penelitian deskriptif dan problem identification, yaitu dengan mengidentifikasi masalah yang muncul kemudian dijelaskan berdasarkan peraturan-peraturan atau


(43)

28

undangan yang berlaku serta ditunjang dengan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian.2

3.2 Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Data Primer

Data primer adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian dengan cara melakukan wawancaradi kantor Pelayanan Pajak Pratama Teluk Betung di Lingkungan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung. Wawancaradilakukan terhadap Bapak Anggra bagian Account Represntative

(AR) dan di PT Astra International Daihatsu cabang Bandar Lampung. Wawancara dilakukan terhadap Ibu Lia bagian Customer Relationship Officer

(CRO).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber hukum yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Bahan hukum primer, bahan hukum yang mengikat, yang berasal dari: 1) UU No. 40 Tahun 2009 Tentang perubahan ketiga atas UU No. 8

Tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mmewah.

12


(44)

29

2) PP No. 41 Tahun 2013 Tentang barang kena pajak yang tergolong barang mewah, berupa kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah.

3) Permenperin No. 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau low cost and green car (LCGC).

b. Bahan hukum sekunder

Bersumber dari bahan-bahan hukum yang dapat membantu dalam menganalisa serta memahami permasalahan dalam penelitian dan diperoleh dengan cara studi dokumen, mempelajari permasalahan dari Pemberlakuan Penghapusan Pajak Barang Mewah terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan dan berbagai sumber hukum primer lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

c. Bahan hukum tersier

Yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan tambahan atau dukungan data yang telah ada pada bahan hukum primer dan bahan sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan adalah buku-buku, literatur, ,makalah, kamus hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan materi ditambah lagi dengan kegiatan pencarian data menggunakan internet.


(45)

30

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data, penulis menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan.

a. Studi kepustakaan (library research) dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan melalui serangkaian kegiatan membaca, menelaah dan mengutip hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang teliti.

b. Studi lapangan (field research) dilakukan untuk memperoleh data primer. Metode yang digunakan dalam studi lapangan dengan menggunakan metode pengamatan dan wawancaradi kantor Pelayanan Pajak Pratama Teluk Betung di Lingkungan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada bagian Account Representtive (AR).

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk mempermudah analisis data yang telah diperoleh sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Adapun pengolahan data yang dimaksud meliputi tahapan sebagai berikut:

a. Seleksi Data, yaitu memeriksa kembali mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran data yang telah diterima serta relevansinya dalam penelitian.Dalam penelitian ini data-data berupa peraturan perundang-undangan, dan literatur atau buku karya ilmiah yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas.


(46)

31

b. Klasifikasi Data, yaitu kegiatan penetapan data menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh data yang benar-benar diperlukan dan akurat untuk dianalisis lebih lanjut.

c. Sistematika Data, yaitu melakukan penyusunan data secara sistematis sesuai jenis data dan pokok bahasan dengan maksud memudahkan dengan menganalisa data tersebut.

3.4 Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian adalah analisis secara deskriptifkualitatif, artinya analisis dengan cara mendeskripsikan data yang dihasilkan dari penelitian di lapangan kedalam bentuk penjelasan secara sistematis sehingga memiliki arti dan memperoleh kesimpulan. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan secara induktif yaitu cara berfikir dalam mengambil suatu kesimpulan terhadap permasalahan yang dibahas secara umum kemudian didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.


(47)

51

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, bahwa:

1. Pemberlakuan Penghapusan Pajak Barang Mewah Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan,pemerintah mengatur pemberian potongan PPnBM bagi mobil yang memenuhi persyaratan. Ini untuk memenuhi kualifikasi sebagai mobil ramah lingkungan, mendukung upaya penhematan konsumsi BBM, serta memanfaatkan energi alternative lainnya. Yang terkait dalam Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, termasuk low cost and green car (LCGC), program low carbon emission, mobil listrik, hybrid biodiesel

dan Permenperin No 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau low cost and green car (LCGC) disebutkan bahwa LCGC akan memperoleh potongan PPnBM yaitu dari semula 10% menjadi 0% bila memenuhi persyaratan konsumsi BBM dan pembuatan mobil serta


(48)

52

komponen di dalam negeri. Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai penghapusan pajak pertambahan nilai barang mewah tersebut dengan tujuan untuk mengembangkan ekonomi dan industri otomotif di Indonesia

2. Kendala ataufaktor yang menjadi hambatan dalam Pemberlakuan Penghapusan Pajak Barang Mewah Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungandi Bandar Lampung adalah: Masyarakat tidak sadar dengan membeli mobil, mereka harus membeli BBM, dan mengeluarkan biaya perawatan, meningkatnya penggunaan kendaraan motor roda empat ini akan berdampak kepada perubahan lingkungan, seperti kemacetan lalu lintas, penggunaan LCGC dapat meningkat pengunaan BBM bersubsidi.

5.2 Saran

Sebagai upaya untuk mengatur pemberian potongan dalam Pemberlakuan Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan maka Pemerintah harus lebihcermat dan bijaksana dalam memanfaatkan program mobil ramah lingkungan untuk menarik investasi industri komponen otomotif dengan memberikan insentif bagi produsen atau industri di dalam negeri. Dan Pemerintah seharusnya menerapkan disinsentif pajak pada penggunaan kendaraan pribadi mobil murah ramah lingkungan seperti mobil Ayla atau Agya dan mengurangi permasalahan kemacetan dengan menekankan penggunaan kendaraan pribadi.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutedi, Hukum Pajak. Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.2011.

B.boediono,M.Si,Drs, Perpajakan Indonesia, Penerbit Diadit Media,Jakarta:2000. Early Suandy, Hukum Pajak. Salemba Empat. Jakarta.2005.

Ilyas,W.B. dan Suhartono Rudy, Hukum Pajak (Edisi Revisi).Salemba Empat. Jakarta Selatan: 2012

Maleong, Lexy J, Metode Penelitian Sosial: Edisi Revisi. Penerbit Remaja, Bandung, rosdakarya.2005.hlm.60

Munawir, Perpajakan. Penerbit Liberty, Yokyakarta. 1997.

Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Erasco, Bandung: Eresco, 1986.

Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang memepengaruhi penegakan hukum. Rajawali. Jakarta, 1983.

Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia. Penerbit Press. Jakarta. 1986.

Waluyo, Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.2006. Peraturan Perundang-Undangan

undang No.28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Permenperin No 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau low cost and green car (LCGC).


(50)

Hasil wawancara dengan CRO Dealer Daihatsu Cabang Bandar Lampung pada tanggal 9 juni 2014

Hasil wawancara penulisan dengan bagian Account Representative (AR) di kantor Pelayanan Pajak Pratama Teluk Betung di Lingkungan Kanwil DJP

Bengkulu dan Lampung pada tanggal 19 juni 2014 Sumber Lain-lain

http://blog at WordPress.com/detail.low cost green car (LCGC), dikunjungi tanggal 15 januari 2014 pukul 22:30

http://dudiwahyudi.compajak-pertambahan-nilai dan pajak-penjualan-atas-barang-mewah-ppnbm dikunjungi tanggal 18 Maret 2014 pukul 20:25

Rizaziana.blogspot.com/Dampak Positif dan Negatif Mobil Murah Ramah Lingkungan, dikunjungi tanggal 16 Maret 2014 pukul 23:45

Purwanugraha.files.wordpress.com/ detail. Mobil Murah Ramah Lingkungan, dikunjungi tanggal 18 maret 2014 pukul 21:00.


(1)

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data, penulis menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan.

a. Studi kepustakaan (library research) dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan melalui serangkaian kegiatan membaca, menelaah dan mengutip hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang teliti. b. Studi lapangan (field research) dilakukan untuk memperoleh data primer.

Metode yang digunakan dalam studi lapangan dengan menggunakan metode pengamatan dan wawancaradi kantor Pelayanan Pajak Pratama Teluk Betung di Lingkungan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada bagian Account Representtive (AR).

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk mempermudah analisis data yang telah diperoleh sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Adapun pengolahan data yang dimaksud meliputi tahapan sebagai berikut:

a. Seleksi Data, yaitu memeriksa kembali mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran data yang telah diterima serta relevansinya dalam penelitian.Dalam penelitian ini data-data berupa peraturan perundang-undangan, dan literatur atau buku karya ilmiah yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas.


(2)

31

b. Klasifikasi Data, yaitu kegiatan penetapan data menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh data yang benar-benar diperlukan dan akurat untuk dianalisis lebih lanjut.

c. Sistematika Data, yaitu melakukan penyusunan data secara sistematis sesuai jenis data dan pokok bahasan dengan maksud memudahkan dengan menganalisa data tersebut.

3.4 Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian adalah analisis secara deskriptifkualitatif, artinya analisis dengan cara mendeskripsikan data yang dihasilkan dari penelitian di lapangan kedalam bentuk penjelasan secara sistematis sehingga memiliki arti dan memperoleh kesimpulan. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan secara induktif yaitu cara berfikir dalam mengambil suatu kesimpulan terhadap permasalahan yang dibahas secara umum kemudian didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, bahwa:

1. Pemberlakuan Penghapusan Pajak Barang Mewah Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan,pemerintah mengatur pemberian potongan PPnBM bagi mobil yang memenuhi persyaratan. Ini untuk memenuhi kualifikasi sebagai mobil ramah lingkungan, mendukung upaya penhematan konsumsi BBM, serta memanfaatkan energi alternative lainnya. Yang terkait dalam Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, termasuk low cost and green car (LCGC), program low carbon emission, mobil listrik, hybrid biodiesel dan Permenperin No 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau low cost and green car (LCGC) disebutkan bahwa LCGC akan memperoleh potongan PPnBM yaitu dari semula 10% menjadi 0% bila memenuhi persyaratan konsumsi BBM dan pembuatan mobil serta


(4)

52

komponen di dalam negeri. Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai penghapusan pajak pertambahan nilai barang mewah tersebut dengan tujuan untuk mengembangkan ekonomi dan industri otomotif di Indonesia

2. Kendala ataufaktor yang menjadi hambatan dalam Pemberlakuan Penghapusan Pajak Barang Mewah Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungandi Bandar Lampung adalah: Masyarakat tidak sadar dengan membeli mobil, mereka harus membeli BBM, dan mengeluarkan biaya perawatan, meningkatnya penggunaan kendaraan motor roda empat ini akan berdampak kepada perubahan lingkungan, seperti kemacetan lalu lintas, penggunaan LCGC dapat meningkat pengunaan BBM bersubsidi.

5.2 Saran

Sebagai upaya untuk mengatur pemberian potongan dalam Pemberlakuan Penghapusan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) Terhadap Mobil Murah Ramah Lingkungan maka Pemerintah harus lebihcermat dan bijaksana dalam memanfaatkan program mobil ramah lingkungan untuk menarik investasi industri komponen otomotif dengan memberikan insentif bagi produsen atau industri di dalam negeri. Dan Pemerintah seharusnya menerapkan disinsentif pajak pada penggunaan kendaraan pribadi mobil murah ramah lingkungan seperti mobil Ayla atau Agya dan mengurangi permasalahan kemacetan dengan menekankan penggunaan kendaraan pribadi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutedi, Hukum Pajak. Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.2011.

B.boediono,M.Si,Drs, Perpajakan Indonesia, Penerbit Diadit Media,Jakarta:2000. Early Suandy, Hukum Pajak. Salemba Empat. Jakarta.2005.

Ilyas,W.B. dan Suhartono Rudy, Hukum Pajak (Edisi Revisi).Salemba Empat. Jakarta Selatan: 2012

Maleong, Lexy J, Metode Penelitian Sosial: Edisi Revisi. Penerbit Remaja, Bandung, rosdakarya.2005.hlm.60

Munawir, Perpajakan. Penerbit Liberty, Yokyakarta. 1997.

Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum, Penerbit Erasco, Bandung: Eresco, 1986.

Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang memepengaruhi penegakan hukum. Rajawali. Jakarta, 1983.

Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia. Penerbit Press. Jakarta. 1986.

Waluyo, Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.2006. Peraturan Perundang-Undangan

undang No.28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Permenperin No 33/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) atau low cost and green car (LCGC).


(6)

Hasil wawancara dengan CRO Dealer Daihatsu Cabang Bandar Lampung pada tanggal 9 juni 2014

Hasil wawancara penulisan dengan bagian Account Representative (AR) di kantor Pelayanan Pajak Pratama Teluk Betung di Lingkungan Kanwil DJP

Bengkulu dan Lampung pada tanggal 19 juni 2014 Sumber Lain-lain

http://blog at WordPress.com/detail.low cost green car (LCGC), dikunjungi tanggal 15 januari 2014 pukul 22:30

http://dudiwahyudi.compajak-pertambahan-nilai dan pajak-penjualan-atas-barang-mewah-ppnbm dikunjungi tanggal 18 Maret 2014 pukul 20:25

Rizaziana.blogspot.com/Dampak Positif dan Negatif Mobil Murah Ramah Lingkungan, dikunjungi tanggal 16 Maret 2014 pukul 23:45

Purwanugraha.files.wordpress.com/ detail. Mobil Murah Ramah Lingkungan, dikunjungi tanggal 18 maret 2014 pukul 21:00.


Dokumen yang terkait

Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) Sewa Mobil Milik Anggota Koperasi Pada Koperasi Swadharma Di PT. Bank Negara Indonesia Medan

2 44 51

Prosedur pembayaran Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) Di KPP Pratama Medan Kota

1 83 72

Analisis pengaruh penghapusan pajak pertambahan nilai atas barang mewah elektronik (PPnBM) dan flukuasi kurs rupiah terhadap penjualan pada tingkat pedagang eceran wilayah Kramat Jati Dengan harga sebagai variabel intervening; studi kasus: penjualan TV 21

1 7 101

Analisis Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM) terhadap Daya Beli Konsumen pada Barang Elektronika (Studi Empiris pada Konsumen Barang Elektronika di Glodok Jakarta Kota)

10 103 127

Analisis pengaruh pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualanatas barang mewah (PPNBM) terhadap daya beli konsumen pada barang elektronika : studi empiris pada konsumen barang elektronikka di wilayah tangerang selatan

1 21 105

PEMEBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI BANDAR LAMPUNG

0 9 50

PEMEBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI BANDAR LAMPUNG

1 12 51

PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DALAM KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

4 39 50

PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DALAM KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 10 45

PEMBERLAKUAN PENGHAPUSAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG MEWAH (PPnBM) TERHADAP MOBIL MURAH RAMAH LINGKUNGAN DI BANDAR LAMPUNG Sanggam R Simanullang, Nurmayani., S.H., M.H., Marlia Eka Putri., S.H., M.H. Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Un

0 0 12