Model George C. Edwards III

2.1.2.2.1 Model George C. Edwards III

Menurut George C. Edwards, keberhasilan implementasi kebijakan dipengaruhi oleh 4 variabel, yaitu 1 komunikasi, 2 Sumber Daya, 3 Disposisi, 4 Struktur Birokrasi. Gambar 2.1 Hubungan Variabel yang mempengaruhi implementasi Subarsono, 2005 : 91 Keterangan : 1 Komunikasi Proses komunikasi terjadi antara pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan dan sasaran kebijakan dimana dalam komunikasi tersebut terdapat penekanan pada dua aspek yaitu proses penyampaian dan kejelasan isi program. Kemampuan kerja pelaksana diturunkan dari variabel sumber daya. Dengan adanya komunikasi, implementor dapat menterjemahkan kebijakan-kebijakan yang ada dengan tepat, akurat, konsisten. Jika pemberian informas mengenai kebijakan kurang jelas, maka akan menimbulkan kesalah pahaman diantara pembuat kebijakan dan implementornya. 2 Sumber Daya Dengan adanya komunikasi, implementor dapat menterjemahkan kebijakan-kebijakan yang ada dengan tepat, akurat, dan konsisiten. Jika pemberian informasi mengenai kebijakan kurang jelas, maka akan menimbulkan kesalahpahaman diantara pembuat kebijakan dan implementornya. 3 Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif. Edwards III memasukkan insentif dalam variabel disposisi sebagai salah satu cara untuk memotivasi para pelaksana untuk melaksanakan kebijakan. Sikap merupakan unsur penting dalam implementasi kebijakan. Jika pelaksana kebijakan didasari oleh sikap positif terhadap kebijakan, besar kemungkinan dapat melaksanakan apa yang dikehendaki pembuat kebijakan. 4 Struktur Birokrasi Struktur birokrasi yang terlalu panjang cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Maka diperlukan birokrasi yang efektif dan efisien. Mencakup dua hal penting, yaitu mekanisme dan struktur organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme implementasi kebijakan biasanya ditetapkan melalui Standard Operating Procedurs SOP, sedangkan struktur organisasi sejauh mungkin menghindari hal yang terlalu panjang, kompleks dan berbelit karena cenderung melemahkan pengawasan. Ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel. Keempat variabel ini memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan dan sasaran kebijakan. 2.1.2.2.2 Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn Menurut meter dan horn dalam AG. Subarsono 2005: 99, ada enam variable yang memengaruhi kinerja implementasi, yakni: 1. Standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standard an sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik antar agen implementasi 2. Sumber daya. Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusiahuman resources maupun sumberdaya non- manusianon-human resourse. 3. Hubungan antar Organisasi. Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan intansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program 4. Karakteristik agen pelaksana. Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan memengaruhi implementasi suatu program. 5. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Variable ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan. 6. Disposisi implementor sikap para pelaksana. Sikap mereka itu dipengaruhi oleh pendangannya terhadap suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh kebijakan itu terhadap kepentingan-kepentingan organisasinya dan kepentingan-kepentingan pribadinya. disposisi implementasi kebijakan diawali penyaringan befiltered lebih dahulu melalui persepsi dari pelaksana implementors dalam batas mana kebijakan itu dilaksanakan. Terdapat tiga macam elemen respon yang dapat mempengaruhi kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan suatu kebijakan, antara lain terdiri dari pertama, pengetahuan cognition, pemahaman dan pendalaman comprehension and understanding terhadap kebijakan, kedua, arah respon mereka apakah menerima, netral atau menolak acceptance, neutrality, and rejection, dan ketiga, intensitas terhadap kebijakan. Gambar 2.2 Model Implementasi Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn Subarsono, 2005 : 100

2.1.2.2.3 Teori Mazmanian dan Sabatier Mazmanian dan Sabatier