1. Diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan
2. Pengujian dan penelitian sederhana 3. Demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah
4. Kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik untuk
mempertanyakan, memodifikasi dan mempertajam gagasannya Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran secara konstrukti-
visme adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa belajar dari meng- alami, di mana siswa mencari sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru,
bukan diberi begitu saja oleh guru. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengolah pengetahuan baru, menyelesaikan suatu masalah
dimana pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan masalah yang disimulasikan.
Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang
dipelajari. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga
mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari.
B. Learning Cycle 3 Phase LC 3E
Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang telah diakui dalam pendidikan, khususnya pendidikan IPA. Model ini merupakan model yang mudah
untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk mengem- bangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Menurut Hirawan 2009
menyatakan bahwa learning cycle adalah suatu kerangka konseptual yang digu- nakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat
pada pembelajar atau anak didik student centre. Learning cycle merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan fase yang diorganisasi sedemikian rupa se-
hingga pembelajar dapat menguasai kompetensi–kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Learning cycle termasuk ke
pendekatan kontruktivisme karena siswa sendiri yang mengkonstruksi pema- hamannya.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Fajaroh dan Dasna 2007 bahwa: Model pembelajaran learning cycle dikembangkan dari teori perkembangan kognitif
Piaget. Model belajar ini menyarankan agar proses pembelajaran dapat melibat- kan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif sehingga terjadi proses asimilasi,
akomodasi dan organisasi dalam struktur kognitif siswa. Bila terjadi proses konstruksi pengetahuan dengan baik maka siswa akan dapat meningkatkan pema-
hamannya terhadap materi yang dipelajari.
Learning cycle 3E terdiri dari fase eksplorasi exploration, pengenalan konsep explanation, dan penerapan konsep elaboration. Pada tahap eksplorasi, pem-
belajar diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inderanya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan–kegiatan seperti
praktikum, menganalisis artikel, mendiskusikan fenomena alam, mengamati feno- mena alam dan lain-lain dengan bekerja sama dalam kelompok–kelompok kecil
tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan–kegiatan seperti praktikum. Menurut
Dasna 2007 dari kegiatan ini diharapkan timbul ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya cognitive disequilibrium yang ditandai dengan munculnya
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat
tinggi high level reasoning yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana.
Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesia- pan siswa untuk menempuh fase berikutnya, fase pengenalan konsep. Pada fase
ini diharapkan terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki pebelajar dengan konsep-konsep yang baru dipelajari melalui
kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti menelaah sumber pusta- ka dan berdiskusi. Pada tahap ini pembelajar lebih aktif untuk menentukan atau
mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelum- nya di dalam fase eksplorasi. Pada fase ini , siswa mengenal istilah-istilah yang
berkaitan dengan konsep-konsep baru yang sedang dipelajari.
Pada fase terakhir, yakni aplikasi konsep, pembelajar diajak menerapkan pemaha- man konsepnya melalui kegiatan-kegiatan seperti problem solving menyelesaikan
problem-problem nyata yang berkaitan baik yang sama maupun yang lebih tinggi tingkatannya atau melakukan percobaan lebih lanjut. Penerapan konsep dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar, karena pebelajar menge- tahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari.
Karplus dan Their Fajaroh dan Dasna, 2007 mengungkapkan bahwa: Siklus Belajar Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang ber-
pusat pada siswa student centered. Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan fase yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pem-
belajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Learning Cycle 3E terdiri dari
fase-fase eksplorasi exploration, penjelasan konsep concept introduction or explaination, dan penerapan konsep elaboration.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dibuat sintaks model siklus belajar pada berbagai tipe. Secara umum sintaks model siklus belajar yang
menunjukkan tujuan dan aktivitas pembelajaran, disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Sintaks Model Siklus Belajar
Fase Tujuan
Aktivitas Pembelajaran Eksplorasi
1. Mengetahui pengetahuan awal
2. Menumbuhkan rasa ingin tahu
3. Menumbuhkan motivasi siswa untuk
belajar 4. Mengidentifikasi
suatu pola keteraturan dalam fenomena yang
diselidiki 1. Siswa belajar melalui aksi dan
reaksi dalam situasi baru 2. Menyelidiki satu fenomena
dengan bimbingan minimal 3. Memberikan gagasan yang
dapat menimbulkan perdebatan dan analisis
4. Mengeksplorasi objekperistiwa berupa gambartabelartikel
5. Melakukan percobaantelaah literatur untuk mengeksplorasi
hubungan 6. Menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LKS 7. Menelaah dan mendiskusikan
uraian materi Penjelasan
Konsep 1. Menjelaskan konsep
yang ditemukan siswa 2. Menyamakan
persepsi 3. Memperluas
hubungan antar konsep
1. Memperkenalkan suatu konsep yang ada hubungannya dengan
fenomena yang diselidiki 2. Mendiskusikan konsep dalam
konteks apa yang telah diamati selama fase eksplorasi
3. Mendistribusikanmengkaji bahan kajianbacaan
4. Memberikan penjelasan tentang konsep
5. Mempresentasikan mendiskusikan hasil diskusi
Aplikasi Konsep
1. Menjelaskan konsep yang ditemukan siswa
2. Menggunakan konsep-konsep untuk
penyelidikan lebih lanjut
1. Melakukan percobaan dan mengerjakan LKS
amengkaji skema t karya tulis
Lawson, 1988 dalam Dahar, 1988: 199
Learning cycle 3E melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi siswa untuk secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan ling-
kungan fisik maupun sosial. Hudojo 2001 mengemukakan bahwa implementasi learning cycle 3E dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivis:
1. siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman
siswa, 2. informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa.
Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu, 3. orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah. Cohen dan Clough Fajaroh dan Dasna, 2007 menyatakan bahwa learning cycle
3E merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa.
Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memperluas wawasan dan me- ningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Ditinjau
dari dimensi pebelajar, penerapan strategi ini memberi keuntungan berikut: a. meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran, b. membantu mengembangkan sikap ilmiah pebelajar,
c. pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Adapun kekurangan penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi diperkirakan sebagai berikut Soebagio, 2000:
a. efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran,
b. menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran,
c. memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi, d. memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun
rencana dan melaksanakan pembelajaran. Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar learning cycle 3E berlangsung
secara konstruktivistik adalah :
1. tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,
2. tersediaanya berbagai alternatif pengalaman belajar jika memungkinkan, 3. terjadinya transmisi sosial, yakni interaksi dan kerja sama individu dengan
lingkungannya, 4. tersedianya media pembelajaran,
5. kaitkan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menjadikan pembelajaran
berlangsung menarik dan menyenangkan
C. Keterampilan Proses Sains