EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EPADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

(Skripsi)

Oleh

SULIS SETYOWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EPADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

Oleh

SULIS SETYOWATI

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan ting-kat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran diting-katakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa me-nunjukan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaranlearning cycle 3Edalam meningkatkan keterampilan mengelom-pokkan dan penguansaan konsep melalui reaksi oksidasi-reduksi. Model pembe-lajaranlearning cycle 3Eterdiri dari 3 fase yaitu fase eksplorasi (exploration), fase penjelasan konsep (explaination) dan Fase penerapan konsep (elaboration).

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Gadingrejo kelas X2dan X4 semester Genap Tahun Ajaran 2011-2012 yang memiliki karakteristik hampir sama. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen denganNon Equivalent Control Group Design. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata n-Gain keterampilan mengelompokkan untuk kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,52 dan 0,77 dan rata-rata n-Gain penguasaan konsep untuk kelas


(3)

kontrol dan eksperimen masing-masing 0.37 dan 0,42. Berdasarkan uji hipotesis, diketahui bahwa kelas dengan pembelajaran Learning Cycle 3Ememiliki kete-rampilan mengelompokkan yang lebih tinggi dibandingkan kelas dengan pembe-lajaran konvensional, dan kelas dengan pembepembe-lajaranLearning Cycle 3Ememiliki penguasaan konsep yang lebih rendah dibandingkan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaranLearning Cycle 3E

efektif dalam meningkat-kan keterampilan mengelompokkan tetapi kurang efektif dalam penguasaan konsep.

Kata kunci: Learning Cycle 3E, keterampilan mengelompokkan dan penguasaan konsep


(4)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EPADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

Oleh

SULIS SETYOWATI Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi :EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3EPADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSIUNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN

PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA Nama Mahasiswa :Sulis Setyowati

No. Pokok Mahasiswa :0853023053 Program Studi :Pendidikan Kimia Jurusan :Pendidikan MIPA

Fakultas :Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Ila Rosilawati, M.Si. Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. NIP.196507171990032001 NIP. 196608241991112002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP 196710041993031004


(6)

(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dra. Ila Rosilawati, M.Si ___________

Sekretaris :Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. ___________ Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Tasviri Efkar, M.S ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(8)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan Saya diatas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Agustus 2012

Sulis Setyowati NPM 0853023053


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Way jepara, pada tanggal 02 November 1989, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Suradi dan Ibu Sutini. Penulis mengawali pendidikan formal di TK Pertiwi Labuhan Ratu Satu Way Jepara Lampung Timur, kemudian melanjutkan ke SDN 1 Labuhan Ratu Satu Way Jepara Lampung Timur . Pada tahun yang sama penulis diterima di SMP Islam YPI 3 Way Jepara Lampung Timur diselesaikan pada tahun 2005.

Tahun 2005 masuk SMA N 1 Way Jepara Lampung Timur dan selesai pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada tahun 2011 penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Jakarta-Bandung. Pada tahun yang sama penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukamaju Kec. Sekincau Lampung Barat . Selain itu penulis juga

mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Sekincau Lampung Barat.


(10)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan

rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati

kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

Bapak dan mamak tersayang yang telah membesarkan,

mendidik, selalu mendoakanku siang dan malam, mengajariku

arti sebuah perjuangan, memberikanku semangat dan motivasi,

cinta, kasih sayang, dan materi untuk keberhasilanku di masa

datang . Jerih payah dan kerja keras bapak dan mamak tidak

akan terlupakan dan tidak mungkin dapat terbalaskan.

Mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan kalian.

Kakakku Sunyoto tercinta yang selalu memberi semangat dan

motivasi, membantuku dalam materi untuk keberhasilanku di

masa datang.


(11)

MOTTO

Selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki, tetap selalu

semangat dan berusaha untuk kesuksesan hidup ini

(

Sulis Setyowati

)

jika kau ingin sukses bersabarlah, karena setiap langkahmu

di bayangi dengan ujian ujian dan yakinlah bahwa ujian

ujian itu pasti berlalu dan terlewati. Yang penting tetap

semangat,kerja keras dan pantang menyerah.

(Wawan Setiadi)

Dibalik derita ada kebahagiaan, dibalik kesulitan ada

kemudahan, percaya setiap apa yang dilakukan berbanding

lurus dengan apa yang didapat

(Setia setyo)


(12)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul“Efektivitas Model PembelajaranLearning Cycle 3EPada Materi Reaksi Oksidasi-reduksi Untuk Meningkatkan

Keterampilan Mengelompokkan Dan Penguasaan Konsep ”sebagai salah satsu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selakuPembimbing Akademik sekaligus

Pembimbing I, atas keikhlasan waktu, kesabaran, motivasi dan bimbingannya. 5. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing II, atas keikhlasan

waktu, kesabaran, motivasi dan bimbingannya.

6. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Pembahas atas bimbingan, keikhlasan waktu, motivasi, kesabaran dan bantuannya.


(13)

8. Ibu Dra. Hermin Budiarsi, selaku Kepala SMA N 1 Gadingrejo dan Ibu Dra. Sulistini selaku guru mitra, yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. 9. Seluruh siswa, Guru dan Staf SMA N 1 Gadingrejo atas kerja sama dan

bantuannya selama penelitian.

10. Yang teristimewa untuk Bapak dan Mamak, yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, doa yang tulus dan tak pernah putus, dan terima kasih yang teramat dalam atas segala pengorbanan, motivasi, dan kesabarannya. 11. Mamasku Sunyoto tercinta yang selalu memberiku semangat, motivasi dan

materi untuk keberhasilanku.

12. Buat teman seperjuangan Novi, Yuli, Pitri, Putri, Resi, Putu, Lia, Qiqi dan Rizka maksih atas doa, semangat dan bantuanya dalam menyelesaikan skripsi saya. Buat mba Mimi Sundari patner skripsiku terima kasih atas

kerjasamanya.

13. Sahabat seperjuanganku angkatan 2008, Kakak dan Adik tingkat di Program Studi Pendidikan Kimia, serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis meghanturkan maaf atas ucapan dan tingkah yang kurang berkenan dihati. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2012


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas pembelajaran ... 8

B. Pembelajaran Konstruktivisme ... 9

C. Learning Cycle 3 E ... 11

D. Keterampilan Proses Sains ... 13

E. Penguasaan konsep ... 16

F Keterampilan mengelompokkan ... 18

G. Kerangka Pemikiran ... 18

H. Anggapan Dasar ... 20


(15)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

B Metode dan Variabel Penelitian ... 22

C Design Penelitian ... 22

D. Jenis dan Sumber Data ... 23

E . Instrumen Penelitian ... 23

F. Pelaksanaan Penelitian... 25

G. Teknik Analisis Data ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 32

B. Pembahasan ... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus eksperimen... 51

2. Silabus kontrol ... 58

3. RPP eksperimen ... 64

4. RPP kontrol ... 83


(16)

6. Kisi-Kisi Pretest ... 129

7. Jawaban dan Penilaian pretest ... 134

8. Kisi-Kisi Postest... 137

9. Jawaban dan Penilaian pretest ... 141

10. Soal Pretes ... 145

11 Soal Postest ... 150

12. Data Pretest dan Postest ... 154

13. Data Rata-rata Nilai n-Gain ... 156

14. Perhitungan ... 157

15. Kinerja Guru ... 180


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator keterampilan proses sains dasar ... 14

2. Indikator keterampilan proses sains terpadu ... 14

3. Desain Penelitian ... 22

4. Nilai rata-rata pretes dan postes penguasaan konsep ... 32

5 Nilai rata-rata pretes dan postes keterampilan mengelompokkan... 33

6. Nilai rata-rata nilain-gainpenguasaan konsep dan keterampilan mengelompokkan siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 34

7. Data nilai Chi kuadrat ( χ2) untuk distribusin-gainketerampilan mengelompokkan... 35

8. Data nilai Chi kuadrat ( χ2) untuk distribusin-gainpenguasaan konsep... 36

9. Data Nilai variansn-gain... 36

10. Data nilai variansn-gainketerampilan mengelompokkan... 37

11. Nilai uji hipotesis (uji-t) penguasaan konsep... 37


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian ... 26 2. Grafik rata-rata n-gain... 34


(19)

1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkem-bang berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu kimia sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori; kimia sebagai proses atau kerja ilmiah; dan kimia sebagai sikap. Oleh sebab itu pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap. Fakta yang ditemui dalam pembelajaran pada pendidikan formal adalah pembelajaran yang dilakukan hanya melibatkan siswa sebagai pen-dengar, pencatat dan penghafal konsep karena pembelajaran cenderung hanya menghadirkan konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori saja; tanpa menyu-guhkan bagaimana proses ditemukan konsep, hukum, dan teori tersebut, sehingga tidak tumbuh sikap ilmiah dalam diri siswa.

Hal ini dapat diatasi dengan melatihkan keterampilan berpikir secara ilmiah ke-pada siswa. Dengan demikian sebagai hasil belajar sains diharapkan siswa me-miliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya, atau lebih dikenal dengan keterampilan proses sains (KPS). Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya bersifat hafalan dan sebatas kemam-puan untuk menjawab soal tanpa memikirkan keterkaitan antara ilmu yang


(20)

dipe-2

Sebagian besar materi kimia dapat dikaitkan dengan kondisi atau masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan kompetensi dasarnya yaitu men-jelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya, banyak sekali masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dihubungkan dengan materi ini; misalnya besi berkarat. Namun yang terjadi selama ini dalam pembelajaran kimia di SMA pada materi reaksi oksidasi-reduksi, lebih dikondisikan untuk dihafal oleh siswa, akibatnya siswa mengalami kesulitan menghubungkannya dengan apa yang terjadi di ling-kungan sekitar, dan tidak merasakan manfaat dari pembelajaran pada materi reaksi oksidasi-reduksi, sehingga keterampilan proses sains siswa rendah.

Kegiatan pembelajaran tersebut kurang sejalan dengan proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran ( stu-dent centered). Dalam pembelajaran KTSP guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, serta siswa dituntut untuk memiliki kompetensi khusus setelah proses pembelajaran.

Selain melatihkan KPS kepada siswa guru juga perlu menerapkan model pelajaran yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menemukan konsep. Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi hal tersebut dan mampu menciptakan KPS siswa saat proses pembelajaran adalah dengan model pembelajaran konstruktivisme yaitu model

Learning Cycle 3E. ModelLearning Cycle 3E adalah pembelajaran yang di-lakukan melalui serangkaian tahap (fase pembelajaran) yang dapat meningkatkan


(21)

3

motivasi belajar siswa. Dengan kata lain siswalah yang mendominasi kegiatan belajar. Selain itu, modelLearning Cycle 3Edapat mengembangkan sikap ilmiah siswa. Hal ini akan mengaki-batkan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan siswa akan lebih mudah untuk memahami konsep-konsep pada materi reaksi oksidasi-reduksi. Fase-fase pem-belajaran tersebut meliputi : (1) fase eksplorasi (exploration); (2) fase penjelasan konsep (explaination); dan (3) fase penerapan konsep (elaboration).

Fase eksplorasi (exploration), guru memberi kesempatan pada siswa untuk be-kerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti mengamati reaksi-reaksi.

Fase penjelasan konsep (explaination), siswa lebih aktif untuk menentukan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelum-nya di dalam fase eksplorasi.

Fase penerapan konsep (elaboration), siswa menerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama tingkatannya ataupun yang lebih tinggi ting-katannya.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SMAN 1 Gadingrejo, bahwa selama proses pembelajaran materi-materi kimia, guru melakukannya dengan menanam-kan konsep secara verbal, masih memegang kendali proses belajar-mengajar. Siswa tidak dilibatkan dalam menemukan konsep sehingga pembelajaran menjadi monoton dan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Aktivitas siswa yang


(22)

rele-4

van dengan pembelajaran seperti mengemukakan pendapat, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan dari guru dan saling berbagi informasi dengan teman jarang sekali muncul. Apabila guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, hanya bebe-rapa siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, sebagian besar siswa yang lain hanya diam.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2011) pada materi reaksi oksidasi-reduksi siswa kelas X1SMA Budaya Bandar Lampung, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaranLearning Cycle 3Edapat meningkatkan keteram-pilan berkomunikasi dan penguasaan konsep siswa. Fitri (2011) memiliki kendala dalam hal pengelolaan waktu yang digunakan dalam proses pembelajran, hal ini dikarenakan LKS eksperimen yang digunakan dalam proses pembelajaran meng-haruskan siswa melakukan praktikum, mengamati percobaan, mencatat hasil per-cobaan, mempresentasikan hasilnya, dan mengambil kesimpulan, sehingga me-merlukan pengelolaan waktu yang baik. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan LKS non-eksperimen. Peneliti lain adalah Mariana (2012) pada materi kesetimbangan siswa kelas XI IPA SMA Persada Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa model pembelajar-anLearning Cycle3Edapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep kesetimbangan kimia. Mariana (2012) juga memiliki kendala dalam hal pengelolaan waktu yang digunakan dalam proses pembelajran dan menggunakan LKS eksperimen dalam proses pembelajarannya, maka dalam penelitian ini menggunakan LKS non-eksperimen.


(23)

5

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judulEfektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 3E Pada Materi Reaksi oksidasi-reduksi untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelompokkan dan Penguasaan Konsep Pada Siswa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas model pembelajaranLearning Cycle 3Epada materi

reaksi oksidasi-reduksi dalam meningkatkan penguasaan konsep pada siswa ? 2. Bagaimana efektivitas model pembelajaran pembelajaranLearning Cycle 3E

pada materi reaksi oksidasi-reduksi dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran pembelajaranLearning Cycle 3Epada materi reaksi oksidasi-reduksi untuk meningkatkan

penguasaan konsep pada siswa

2. Mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran pembelajaranLearning Cycle 3Epada materi reaksi oksidasi-redsuksi untuk meningkatkan keterampilan mengelompokkan


(24)

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat antara lain : 1. Siswa

Mendapat pengalaman belajar secara langsung dan mempermudah dalam mengkonstruksi konsep pada materi reaksi oksidasi-reduksi, sehingga dapat meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan penguansaan konsep pada siswa

2. Guru

Pembelajaran dengan modelLearning Cycle 3Ediharapkan dapat menjadi salah satu pilihan pemecahan masalah bagi guru dan calon guru kimia dalam melaksana-kan pembelajaran kimia di sekolah, dapat melaksanakan

pembelajaran yang efektif, efisien dan mempermudah guru dalam pelaksanaan pembelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.

3. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Lokasi penelitian ini adalah SMA N 1 Gadingrejo

2. Efektivitas pembelajaranLearning Cycle 3Editunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (peningkatan gain yang signifikan). (Wicaksono, 2008)


(25)

7

3. Model PembelajaranLearning Cycle 3Eadalah salah satu model

pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri dari 3 fase yaitu (1) Fase eksplorasi (exploration); (2) Fase pen-jelasan konsep (explaination); (3) Fase penerapan konsep (elaboration).

4. Indikator keterampilan mengelompokkan meliputi mampu menentukan perbedaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan terhadap suatu obyek.

5. Penguasaan konsep reaksi reduksi oksidasi berupa nilai siswa pada materi reaksi reduksi-oksidasi yang diperoleh melaluipretestdanposttest.

6. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang selama ini diterapkan di SMAN1 Gadingrejo.


(26)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan ting-kat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Menurut Nuraeni (2010), model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pema-haman awal dengan pemapema-haman setelah pembelajaran (ditunjukkan dengan gain yang signifikan).

Kriteria keefektifan menurut Wicaksono (2008) mengacu pada:

Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang sig-nifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain yang signifikan).

Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingkat kepuasaan pengguna/client.


(27)

9

informasi (pengetahuan). Hasil pembelajaran tidak saja meningkatkan pengetahu-an, melainkan meningkatkan keterampilan berpikir. Dengan demikian dalam pembelajaran perlu diperhatikan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembe-lajaran. Semakin siswa aktif, pembelajaran akan semakin efektif. Minat juga akan mempengaruhi proses belajar mengajar. Jika tidak berminat untuk mempe-lajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan siswa akan belajar dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Jika siswa belajar sesuatu dengan minatnya maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Eggen & Kauchak (Warsita, 2008) adalah:

1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasar-kan kesamaan-kesamaan yang ditemuberdasar-kan.

2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran.

3. Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada

peserta didik dalam menganalisis informasi.

5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan kete-rampilan berpikir.

6. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru.

B. Pembelajaran Konstruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembe-lajaran konstruktivis (Constructivist Theories Of Learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi


(28)

10

Menurut Von Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui kegiatan seseorang.

Menurut Von Glaserfeld (Pannen, dkk, 2001). Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang sewaktu mengadakan interaksi dengan lingkungan-nya.

Battencourt (Suparno, 1997) memandang bahwa pengetahuan tidak dapat ditrans-fer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinterpretasikan, di-transformasikan, dan dikonstruksikan sendiri oleh masing-masing siswa. Tiap siswa harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus, sejalan dengan bertambahnya usia dan pengalaman belajar seseorang. Dalam proses itu keaktifan seseorang yang ingin tahu sangat berperanan dalam perkembangan pe-ngetahuannya.

Prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno (1997), antara lain:

(1)pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; (2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa; (3) mengajar adalah membantu siswa belajar; (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir; (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa; dan (6) guru adalah fasilitator.


(29)

11

Secara sederhana konstruktivisme merupakan konstruksi dari kita yang mengeta-hui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, me-lainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu (Suparno, 1997)

C. Learning Cycle 3 Phase

Learning Cyclemerupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh filsafat kons-truktivisme. Karplus (Wena, 2009) menyatakan bahwa pembelajaran siklus me-rupakan salah satu model pembelajaran dengan pendeketan konstruktivis. Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstrukti-vis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu:

a. Eksplorasi (Eksploration)

b. Pengenalan konsep (Concept Introduction), dan c. Penerapan Konsep (Concept Application)

Fajaroh dan Dasna (2007) bahwa: Model pembelajaranLearning Cycle dikem-bangkan dari teori perkembangan kognitif Piaget. Model belajar ini menyarankan agar proses pembelajaran dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif sehingga terjadi proses asimilasi, akomodasi dan organisasi dalam struktur kognitif siswa. Bila terjadi proses konstruksi pengetahuan dengan baik maka siswa akan dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Karplus dan Their (Fajaroh dan Dasna, 2007) mengungkapkan bahwa:

Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran yang ber-pusat pada siswa (student centered). Learning Cyclemerupakan rangkaian


(30)

12

belajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif.

Menurut Karplus (Sunal.1994) ada tiga siklus dalam pembelajaran.

1. Tahap pertama adalah eksplorasi di mana siswa belajar dengan sedikit bimbingan dari guru mengenai fenomena alam maupun gagasan yang menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat mereka jawab. 2. Pada fase kedua dari konsep ini adalah fase explaination dimana konsep

yang akan dibelajarkan dijelaskan oleh guru. Di sini guru dituntut untuk lebih aktif.

3. Yang terakhir, yaitu tahap aplikasi (elaboration), konsep diterapkan melalui situasi baru dan memperluas jangkauan kegunaan konsep. Pada Fase ini pembelajaran dicapai melalui pengulangan dan praktek sehingga ada waktu untuk menstabilkan gagasan baru dan pemikiran siswa.

Learning cycle 3Emelalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi siswa untuk secara aktif membangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan ling-kungan fisik maupun sosial. Hudojo (2001) mengemukakan bahwa implementasi

Learning Cycle 3Edalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivis: 1. siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna

dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa,

2. informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Infor-masi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu,

3. orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah.

Learning Cycle 3Emerupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Cohen dan Clough (Fajaroh dan Dasna, 2007).


(31)

13

D. Keterampilan Proses Sains

Menurut Gagne (Dahar , 1996) keterampilan proses sains adalah kemampuan-kemampuan dasar tertentu yang dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami sains. Setiap keterampilan proses merupakan keterampilan intelektual yang khas yang digunakan oleh semua ilmuwan, serta dapatLearning Cycle 3Edigunakan untuk memahami fenomena apapun juga. Keterampilan proses sains mempunyai cakupan yang sangat luas sehingga aspek-aspek keterampilan proses sains sering digunakan dalam beberapa pendekatan dan metode. Demikian halnya dalam pro-ses pembelajaran yang dikembangkan yaitu, keterampilan propro-ses sains menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksana-kan.

Menurut Hariwibowo, dkk. (2009):

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan kete-rampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar meng-ajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, serta keteram-pilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.

Menurut pendapat TimAction ResearchBuletin Pelangi pendidikan (Fitriani, D. 2009) ketrampilan proses sains dibagi menjadi dua antara lain:

1. Keterampilan proses dasar (Basic Science Proses Sklill), yang terlihat dalam tabel 1 berikut.


(32)

14

Tabel 1. Indikator keterampilan proses sains dasar Keterampilan dasar Indikator

Observasi Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan.

Mengelompokkan Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentu-kan dasar penggolongan terhadap suatu obyek.

Pengukuran Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampu mendemontrasikan perubahan suatu satuan pengukur-an ke satupengukur-an pengukurpengukur-an lain.

Berkomunikasi Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, men-jelaskan hasil percobaan, membaca tabel, mendiskusi-kan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa. Inferensi Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu

benda atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan inormasi.

2. Keterampilan proses terpadu (Intergated Science Proses Skill), meliputi me-rumuskan hipotesis, menamai variabel, mengontrol variabel, membuat defini-si operadefini-sional, melakukan eksperimen, interpretadefini-si, merancang penyelidikan, dan aplikasi konsep. Indikator keterampilan proses sains terpadu ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator keterampilan proses sains terpadu Keterampilan

Terpadu

Indikator Merumuskan

hipotesis

Mampu menyatakan hubungan antara dua variabel, me-ngajukan perkiraan penyebab suatu hal terjadi dengan mengungkapkan bagaimana cara melakukan pemecahan masalah.


(33)

15

Menamai variabel Mampu mendefinisikan semua variabel jika digunakan dalam percobaan.

Mengontrol variabel Mampu mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi hasil percobaan, menjaga kekonstanannya selagi mema-nipulasi variabel bebas.

Membuat definisi operasional

Mampu menyatakan bagaimana mengukur semua faktor atau variabel dalam suatu eksperimen.

Melakukan Eksperimen

Mampu melakukan kegiatan, mengajukan pertanyaan yang sesuai, menyatakan hipotesis, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, mendefinisikan secara operasional variabel-variabel, mendesain sebuah eksperimen yang jujur, menginterpretasi hasil eksperimen.

Interpretasi Mampu menghubung-hubungkan hasil pengamatan terhadap obyek untuk menarik kesimpulan, menemukan pola atau keteraturan yang dituliskan (misalkan dalam tabel) suatu fenomena alam.

Merancang penyelidikan

Mampu menentuka alat dan bahan yang diperlukan dalam suatu penyelidikan, menentukan variabel kontrol, variabel bebas, menentukan apa yang akan diamati, diukur dan ditulis, dan menentukan cara dan langkah kerja yang mengarah pada pencapaian kebenaran ilmiah. Aplikasi konsep Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan

mengguna-kan konsep yang telah dimiliki dan mampu menerapmengguna-kan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.

Conny Setiawan (Hariwibowo, 2008) mengemukakan empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses harus diwujudkan dalam proses belajar dan pem-belajaran, yaitu:

a. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran, karena waktunya tidak akan cukup.

b. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis lebih mudah memahami konsep,apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-contoh konkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. J. Piaget mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental.


(34)

16

c. Ilmu pengetahuan dapat dikatakan bersifat relatif, artinya suatu kebenaran teori pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi. Suatu teori bisa gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu. Jadi, suatu teori masih dapat dipertanyakan dan diper-baiki. Oleh karena itu, perlu orang-orang yang kritis, mempunyai sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau siswa sejak dini sudah ditanamkan dalam dirinya sikap ilmiah dan sikap kritis ini. Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud tersebut untuk saat ini pantas diterima.

d. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi, pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan memproses ilmu, diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan mental.

E. Penguasaan Konsep

Konsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa karena konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Penguasaan konsep yang baik akan membantu pemakaian konsep-konsep yang lebih kompleks. Peng-uasaan konsep merupakan dasar dari pengPeng-uasaan prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep dan keberhasilan siswa, maka diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Penguasaan konsep juga merupakan suatu upaya pemahaman siswa untuk memahami hal-hal lain di luar pengetahuan sebelumnya. Jadi, siswa dituntut untuk menguasai


(35)

materi-17

Piaget (Dimyati dan Madjiono, 2002) menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

Posner (Suparno, 1997) menyatakan bahwa dalam proses belajar terdapat dua tahap perubahan konsep yaitu tahap asimilasi dan akomodasi. Pada tahap asimi-lasi, siswa menggunakan konsep-konsep yang telah mereka miliki untuk berhada-pan dengan fenomena yang baru. Pada tahap akomodasi, siswa mengubah kon-sepnya yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru yang mereka hadapi. Guru sebagai pengajar harus memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang kondusif agara siswa dapat menemukan dan memahami konsep yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Toulmin (Suparno, 1997) yang menyatakan bahwa bagian terpenting dari pemahaman siswa adalah perkembangan konsep secara evolutif. Dengan terciptanya kondisi yang kondusif, siswa dapat menguasai konsep yang disampaikan guru. Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan.

Menurut Piaget (Santrock, 2003) remaja menyesuaikan diri dengan dua cara yaitu melalui asimilasi dan adaptasi, diantara proses asimilasi dan adaptasi anak akan mengalami disequilibrium dalam usahanya menemukan pengetahuan. Menurut Piaget akan terjadi pergeseran antaraequilibrium(keseimbangan kognitif) dan

disequilibrium(ketidakseimbangan kognitif) ketika asimilasi dan adaptasi berlangsung sehingga menimbulkan perubahan kognitif anak.


(36)

18

F. Keterampilan Mengelompokkan

Keterampilan klasifikasi (mengelompokkan) adalah keterampilan dalam meng-golong-golongkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam mengklasifikasi adalah siswa harus terlatih untuk memahami persamaan dan perbedaan sesuatu. Dasar dari klasifikasi adalah dapat berupa ciri khusus, tujuan, maupun untuk kepentingan tertentu. (Rahayu, 2010).

Adapun proses pengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan dan mencari dasar penggolongan. (Rustaman. dkk ,2005).

G. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran melaluiLearning Cycle 3E, terutama dalam membelajarkan materi reaksi reduksi dan oksidasi, merupakan pembelajaran siklus belajar mengharuskan siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang dibimbing oleh guru. Model pembelajaran ini memiliki tiga langkah seder-hana, yaitu fase eksplorasi (exploration), fase penjelasan konsep (explaination), dan fase penerapan konsep (elaboration).

1. Fase eksplorasi (exploration), siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti mengamati reaksi-reaksi. Pada fase siswa akan mengalami kebingungan dan mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi terhadap fakta baru yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi yang


(37)

di-19

nyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase pengenalan konsep (explaination).

2. Fase penjelasan konsep (explaination), siswa lebih aktif untuk menentukan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang diperoleh sebe-lumnya di dalam fase eksplorasi. Pada fase ini siswa akan mencari tahu jawa-ban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana sehingga terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan kon-sep-konsep yang baru dipelajari, begitu seterusnya sehingga terjadi kesetim-bangan antara struktur kognitif dengan pengetahuan yang baru (ekuilibrasi). 3. Fase penerapan konsep (elaboration). Pada fase ini siswa diajak untuk

mene-rapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.

Pembelajaran kimia yang demikian memberikan pengalaman belajar pada siswa sebagai proses dengan menggunakan sikap ilmiah agar mampu memiliki pema-haman melalui fakta-fakta yang mereka temukan sendiri, sehingga mereka dapat menemukan konsep, hukum, dan teori, serta dapat mengaitkan dan menerapkan pada realistis kehidupan.

Dengan berpikir apabila metode pembelajaran Learning Cycle 3 Editerapkan pada pembelajaran kimia di kelas diharapkan siswa dapat meningkatkan keteram-pilan mengelompokkan dan juga penguasaan konsep, sehingga keteramketeram-pilan mengelompokkan dan penguasaan konsep siswa menggunakan model pembela-jaran ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan kemampuan mengelompokkan dan penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran


(38)

konvensio-20

H. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Semua siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pela-jaran 2011/2012 yang menjadi objek penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam penguasaan konsep kimia.

2. Perbedaan keterampilan mengelompokkan dan penguasaan konsep siswa terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran.

3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas kelas X semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 diabaikan.

I. Hipotesis Umum

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:

1. PembelajaranLearning Cycle 3Eefektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan reaksi oksidasi-reduksi.

2. PembelajaranLearning Cycle 3Eefektif dalam meningkatkan penguasaan konsep reaksi oksidasi-reduksi.


(39)

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 1 Gadingrejo pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 248 siswa dan tersebar dalam 8 kelas yaitu X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7dan X8.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas (kelas X SMAN 1 Gadingrejo) yang memiliki homogenitas karakteristik siswanya dan ke-mampuan penguasaan konsep serta keterampilan proses sains. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikpurposif samplingdikenal juga sebagaisampling pertimbanganyaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan (berdasarkan saran dari ahli) yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam hal ini Ibu Sulistini sebagai guru mata pelajaran kimia yang memahami karakteristik siswa di sekolah tersebut untuk memberikan saran kepada peneliti dalam menentukan kelas yang akan dijadikan sampel. Akhirnya penulis mendapatkan kelas X2dan


(40)

22

X4sebagai sampel. Kelas X4sebagai kelompok eksperimen yang mengalami pembelajaranLearning Cycle 3E, sedangkan kelas X2sebagai kelompok kontrol yang mengalami pembelajaran konvensional.

B. Metode dan Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Se-bagai variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu model pembelajaranLearning Cycle 3Edan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan mengelompokkan dan penguasaan konsep pada materi reaksi reduksi-oksidasi siswa SMAN 1 Gadingrejo.

C. Design Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan Non Equivalent Control Group Design(Creswell, 1997) Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjuk-kan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:

Tabel 3. Desain penelitian

Pretes Perlakuan Postes

Kelas kontrol O1 - O2

Kelas eksperimen O1 X1 O2

Keterangan

O1:pretes yang diberikan sebelum diberikan perlakuan O2:postesyang diberikan setelah diberikan perlakuan

X1: pembelajaran konvensional


(41)

23

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar.

2. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu : a. Data primer yang meliputi :

2.1. Data hasilpretest danposttestkelompok kontrol

2.2. Data hasilpretestdanposttestkelompok eksperimen dan b. Data sekunder yang meliputi :

Lembar kinerja guru dan lembar observasi siswa 3. Sumber data dibagi menjadi dua yaitu:

a. Data primer yang meliputi data hasilpretest danposttestkelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Data sekunder yang meliputi data lembar kinerja guru dan lembar aktivitas siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah:

1. LKS Kimia berbasis keterampilan proses sains materi pokok reaksi oksidasi-reduksi. Sejumlah 4 LKS, dengan rincian :

a. LKS 1 berisi sub materi reaksi oksidasi-reduksi berdasarkan penangkapan dan pelepasan oksigen serta reaksi oksidasi reduksi berdasakan serah terima elektron.


(42)

24

b. LKS 2 berisi sub materi reaksi oksidasi reduksi berdasarkan penurunan dan kenaikkan bilangan oksidasi.

c. LKS 3 berisi sub materi reaksi dissproposionasi (autoredoks).

d. LKS 4 berisi sub materi tatanama IUPAC senyawa berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.

2. Soalpretestdanposttestuntuk membangun pemahaman konsep siswa

a. Pretest

SoalPretestdalam penelitian ini terdiri dari pilihan jamak dan uraian yang di dalamnya terdapat indikator keterampilan mengelompokkan.

b. Posttest

Soalposttestterdiri dari soal pilihan jamak dan soal uraian yang di dalamnya terdapat indikator keterampilan mengelompokkan.

Adapun pengujian kevalidan isi ini dilakukan dengan carajudgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka dapat dinilai bahwa instru-men dianggap valid untuk digunakan dalam instru-mengumpulkan data sesuai kepen-tingan penelitian yang bersangkutan.

3. Lembar observasi kinerja guru dan lembar aktivitas siswa guna mendukung berjalannya penelitian.

F. Pelaksanaan Penelitian


(43)

25

1. Observasi Pendahuluan

Tujuan observasi pendahuluan:

a. Meminta izin kepada Kepala SMAN 1 Gadingrejo untuk melaksanakan penelitian dan menyampaikan surat izin penelitian yang telah dibuat.

b. Menentukan pokok bahasan yang akan diteliti berdasarkan karakteristik materi yang cocok untuk diterapkan pembelajaranLearning Cycle 3E.

c. Menentukan populasi dan sampel penelitian sebanyak 2 kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan

Peneliti menyusun analisis konsep, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS yang disesuaikan dengan tahapan pembelajaran dan keterampilan proses sains yang diharapkan dapat dicapai pada kelas eksperimen serta instrumen tes.

b. Tahap Penelitian

Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang diterapkan pembelajaranLearning Cycle 3Edan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Dalam hal ini kelas X4diterapkan model pembelajaranLearning Cycle 3Esedangkan pada kelas X2diterapkan pembe-lajaran konvensional.

Urutan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :

a) Melakukanpretestdengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(44)

26

b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi pokok reaksi oksidasi-reduksi sesuai dengan model pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas.

c) Melakukanposttestdengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d) Menganalisis data berdasarkan data hasil penelitian. e) Penarikan kesimpulan.

Alur pada penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1. Alur penelitian G. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Konvensional

Tahap persiapandan observasi

Penetapan populasi dan sampel

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest

Learning Cycle 3 E

Postest

Analisis Data


(45)

27

Nilai pretest dan postest dirumuskan sebagai berikut:

Data yang diperoleh kemudian dicari gain ternormalisasinya kemudian dianalisis menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas dua varians.

1. Uji n-Gain

Uji n-Gain ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari pembelajaran Learning Cycle 3Edalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan penguasaan kon-sep reaksi oksidasi-reduksi siswa, maka dilakukan analisis skor gain ternormalisa-si. Rumus gain ternormalisasi (N-gain) menurut Meltzer adalah sebagai berikut:

pretest Nilai maksimum Nilai pretest Nilai posttest Nilai g gain N     ( )

2. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok ter-distribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah mema-kai statistik parametrik atau non parametrik. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah :

H0: data berdistribusi normal H1: data tidak berdistribusi normal

Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2) dengan rumus:

   K i i i i E E O 1 2

2 ( )

χ Keterangan: 100 x maksimal skor benar yang jawaban skor Siswa Nilai 


(46)

28 2 2 2 1

s

s

F

χ2= uji Chi- kuadrat Oi= frekuensi observasi Ei= frekuensi harapan

Data akan berdistribusi normal jika χ2hitung≤ χ2tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan dk = k–3 (Sudjana, 2005).

3. Uji kesamaan dua varians (homogenitas)

Karena pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumusan statistik uji kesamaan dua rata-rata, maka untuk uji statistik ini diperlukan pengujian

homogenitas kedua varians kelas sampel.

Untuk uji homogenitas dua varians ini rumusan hipotesisnya adalah : H0:σ12= σ22

H0: Data N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homo-gen

H1:σ12≠ σ22

H1: Data N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen.

Uji kesamaan varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak. Uji ho-mogenitas dapat dihitung dengan rumus:

dengan ) 1 ( . . 2 2 2           

n n x f x f n S i i i i


(47)

29

S12= varians terbesar S22= varians terkecil n = jumlah siswa (∑ fi) xi = tanda kelas

fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas

Kriteria pengujian adalah tolak hipotesis H0jika: Fhitung≥ F1/2α(n1-1, n2-1) (Sudjana, 2005).

4. Uji hipotesis penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis memberikan, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).

a. Hipotesis 1 (keterampilan mengelompokkan) H0: µ1x≤µ2x

H0: Rata-rata N-gain keterampilan mengelompokkan siswa di kelas yang dite-rapkan pembelajaranLearning Cycle 3Elebih rendah atau sama dengan siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional

H1: µ1x> µ2x

H1: Rata-rata N-gain keterampilan mengelompokkan siswa di kelas yang dite-rapkan pembelajaranLearning Cycle 3Elebih tinggi dari siswa dikelas yang diterapkan pembelajaran konvensional

b. Hipotesis 2 (penguasaan konsep) H0 :µ1y≤µ2y


(48)

30 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s 2 1 2 1 1 1 n n s x x t   

H0: Rata-rata N-gain penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan pem-belajaranLearning Cycle 3Elebih rendah atau sama dengan siswa yang di-terapkan pembelajaran konvensional

H1 :µ1y> µ2y

H1: Rata-rata N-gain penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan pem-belajaranLearning Cycle 3Elebih tinggi dari siswa dikelas yang

diterapkan pembelajaran konvensional

Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Uji yang digunakan adalah uji t yang dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians antara kelas yaitu: 1) Jika varians kedua kelas sama, maka rumus yang digunakan adalah:

Dimana

Keterangan:

rata-rata N-Gain kelas eksperimen

rata-rata N-Gain kelas kontrol

varians kelas eksperimen

varians kelas kontrol

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen n2 = jumlah siswa kelas kontrol

 1 x  2 x  2 1 s  2 2 s


(49)

31 2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s x x ti    1 2 1 1 n s w  2 2 2 2 n s w  2 1 2 2 1 1 1

w

w

t

w

t

w

t

Kriteria yang digunakan adalah terima hipotesis H0jikathitung < ttabel. Derajat

kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (n1+ n2-2) dengan peluang (1-α) (Sud -jana, 2005).

2) Jika varians kedua kelas tidak sama, maka rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

rata-rata N-Gain kelas eksperimen

rata-rata N-Gain kelas kontrol

varians kelas eksperimen

varians kelas kontrol

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen n2 = jumlah siswa kelas kontrol

Kriteria yang digunakan adalah tolak hipotesis H0jika:

dengan , , dan t1= t(1-α), (n1-1)dan t2= t(1-α), (n2-1). Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1-α) sedangkan dk-nya masing-masing (n1-1) dan (n2-1) (Sudjana, 2005).

 1 x  2 x  2 1 s  2 2 s


(50)

49

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penguasaan konsep siswa pada materi pokok reaksi oksidasi-reduksi dengan model pembelajaranLearning Cycle 3 Elebih rendah dengan rata-rata penguasaan konsep dengan pembelajaran konvensional siswa SMAN 1 Gadingrejo.

2. Keterampilan mengelompokkan pada materi pokok reaksi oksidasi-reduksi dengan pembelajaranLearning Cycle 3 Elebih tinggi dari pada rata-rata keterampilan mengelompokkann dengan pembelajaran konvensional siswa SMAN 1 Gadingrejo.

3. Model pembelajaranLearning Cycle 3Epada materi oksidasi-reduksi efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan.

4. Model pembelajaranLearning Cycle 3Epada materi oksidasi-reduksi kurang efektif dalam meningkatkan penguansaan konsep pada siswa.


(51)

50

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian dengan meng-gunakan pembelajaranLearning Cycle 3Eagar lebih memperhatikan karakte-ristik setiap siswa dan melibatkan semua siswa selama proses pembelajaran berlangsung supaya semua siswa dapat memahami konsep dengan lebih baik dan siswa lebih berminat serta termotivasi untuk belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

2. PembelajaranLearning Cycle 3Edapat dipakai sebagai alternatif model pem-belajaran bagi guru dalam membelajarkan materi reaksi reduksi-oksidasi dan materi lain dengan karakteristik materi yang sama.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Creswell,J. W. 1997. ResearchDesign Qualitative and Quantitative Approaches. SAGE Publication. London

Dahar, R.W. 1998. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Fajaroh dan Dasna. 2007.Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Universitas Negeri malang. Malang.

Fitriani, D. 2009. Penerapan Model Siklus Belajar Empiris-Induktif (SBEI) Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Laju Reaksi (PTK Pada Siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 1 Bandar Lampung TP 2009-2010). Skripsi.FKIP UNILA. Bandar Lampung. Fitri, U.N. 2011. Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle 3 E Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Dan Penguasaan Konsep Oksidasi Reduksi. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung

Gagne, R.M. 1996.The conditions of learning.Edisi IV. RHW. New York. Hariwibowo, K., R. Febrianto, A. Rengganis, dan Hera. Makalah

Pembelajaran-Proses: Pendekatan Keterampilan Proses. [online] http://lubisgrafura.word-press.com/2009/05/26/

makalah-pembelajaran-proses-pendekatan-keterampilan-proses/. Diakses pukul 09.22am tanggal 15 November 2011. Hudojo, H. 2001. Pembelajaran Menurut Pandangan Konstruktivisme. Makalah

Semlok Konstruktivisme sebagai Rangkaian Kegiatan Piloting JICA. FMIPA Universitas Negeri Malang. 9 Juli 2001.

Mariana, A. 2012. Efektivitas Model Learning Cycle 3e Dalam Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Dan Penguasaan Konsep Kesetimbangan Kimia.Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan


(53)

Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. UPI-Bandung. Bandung.

Pannen, P., D. Mustafa dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran.Dikti. Jakarta

Permadi,T. G. 2008.Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle 3E Pada Materi Reaksi Reduksi-Oksidasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Inferensi dan Penguasaan Konsep.FKIP Unila. Bandar Lampung

Purba, M. 2006.KIMIA SMA Untuk Kelas X Jilid 1B. Erlangga. Jakarta. Rahayu, E.S. Keterampilan Proses Sains dalam IPA. April 2010.

http://elsye12suryarahayu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-proses-dalam-ipa.html. 9 April 2012

Rustaman, N , Soendjojo, dkk. 2005. Strategi Belajar Meengajar Biologi.

Universitas Negeri Malang. Malang

Sardiman. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Santrok, J.W.2003.Adolescence Perkembangan Remaja.(Alih Bahasa : Shinto B.

Adelar, dkk). Erlangga. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sunal, D. W. The Learning Cycle: A Comparison of Models of Strategies for

Conceptual Reconstruction: A Review of the Literature. - - -.November 2011. http://astlc.ua.edu/ScienceInElem&MiddleSchool/565LearningCycle-ComparingModels.htm. 3 September 2011.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Yogyakarta.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. Warsita. 2008. Efektivitas Perangkat Pembelajaran.http://id.shvoong.com/ social-sciences/education/2198130-efektivitas-perangkat-pembelajaran. Diakses pukul 08.45 pm tanggal 25 November 2010.

Wena, M. 2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta

Wicaksono, A. 2008. Efektivitas Pembelajaran. Agung (ed). 5 April 2008. 2 Juli 2011


(54)

(1)

31 2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s x x ti    1 2 1 1

n

s

w

2 2 2 2

n

s

w

2 1 2 2 1 1 1

w

w

t

w

t

w

t

Kriteria yang digunakan adalah terima hipotesis H0jikathitung < ttabel. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (n1+ n2-2) dengan peluang (1-α) (Sud

-jana, 2005).

2) Jika varians kedua kelas tidak sama, maka rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

rata-rata N-Gain kelas eksperimen

rata-rata N-Gain kelas kontrol varians kelas eksperimen

varians kelas kontrol

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrol

Kriteria yang digunakan adalah tolak hipotesis H0jika:

dengan , , dan t1= t(1-α), (n1-1)dan t2= t(1-α), (n2-1). Peluang

untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1-α) sedangkan dk-nya masing-masing (n1-1) dan (n2-1) (Sudjana, 2005).

 1 x  2 x  2 1 s  2 2 s


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penguasaan konsep siswa pada materi pokok reaksi oksidasi-reduksi dengan model pembelajaranLearning Cycle 3 Elebih rendah dengan rata-rata penguasaan konsep dengan pembelajaran konvensional siswa SMAN 1 Gadingrejo.

2. Keterampilan mengelompokkan pada materi pokok reaksi oksidasi-reduksi dengan pembelajaranLearning Cycle 3 Elebih tinggi dari pada rata-rata keterampilan mengelompokkann dengan pembelajaran konvensional siswa SMAN 1 Gadingrejo.

3. Model pembelajaranLearning Cycle 3Epada materi oksidasi-reduksi efektif dalam meningkatkan keterampilan mengelompokkan.

4. Model pembelajaranLearning Cycle 3Epada materi oksidasi-reduksi kurang efektif dalam meningkatkan penguansaan konsep pada siswa.


(3)

50

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian dengan meng-gunakan pembelajaranLearning Cycle 3Eagar lebih memperhatikan karakte-ristik setiap siswa dan melibatkan semua siswa selama proses pembelajaran berlangsung supaya semua siswa dapat memahami konsep dengan lebih baik dan siswa lebih berminat serta termotivasi untuk belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

2. PembelajaranLearning Cycle 3Edapat dipakai sebagai alternatif model pem-belajaran bagi guru dalam membelajarkan materi reaksi reduksi-oksidasi dan materi lain dengan karakteristik materi yang sama.


(4)

Arikunto, S. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Creswell,J. W. 1997. ResearchDesign Qualitative and Quantitative Approaches. SAGE Publication. London

Dahar, R.W. 1998. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Fajaroh dan Dasna. 2007.Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Universitas Negeri malang. Malang.

Fitriani, D. 2009. Penerapan Model Siklus Belajar Empiris-Induktif (SBEI) Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Laju Reaksi (PTK Pada Siswa Kelas XII IPA 2 SMAN 1 Bandar Lampung TP 2009-2010). Skripsi.FKIP UNILA. Bandar Lampung. Fitri, U.N. 2011. Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle 3 E Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Dan Penguasaan Konsep Oksidasi Reduksi. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung

Gagne, R.M. 1996.The conditions of learning.Edisi IV. RHW. New York. Hariwibowo, K., R. Febrianto, A. Rengganis, dan Hera. Makalah

Pembelajaran-Proses: Pendekatan Keterampilan Proses. [online] http://lubisgrafura.word-press.com/2009/05/26/

makalah-pembelajaran-proses-pendekatan-keterampilan-proses/. Diakses pukul 09.22am tanggal 15 November 2011. Hudojo, H. 2001. Pembelajaran Menurut Pandangan Konstruktivisme. Makalah

Semlok Konstruktivisme sebagai Rangkaian Kegiatan Piloting JICA. FMIPA Universitas Negeri Malang. 9 Juli 2001.

Mariana, A. 2012. Efektivitas Model Learning Cycle 3e Dalam Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Dan Penguasaan Konsep Kesetimbangan Kimia.Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan


(5)

Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. UPI-Bandung. Bandung.

Pannen, P., D. Mustafa dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran.Dikti. Jakarta

Permadi,T. G. 2008.Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle 3E Pada Materi Reaksi Reduksi-Oksidasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Inferensi dan Penguasaan Konsep.FKIP Unila. Bandar Lampung

Purba, M. 2006.KIMIA SMA Untuk Kelas X Jilid 1B. Erlangga. Jakarta. Rahayu, E.S. Keterampilan Proses Sains dalam IPA. April 2010.

http://elsye12suryarahayu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-proses-dalam-ipa.html. 9 April 2012

Rustaman, N , Soendjojo, dkk. 2005. Strategi Belajar Meengajar Biologi. Universitas Negeri Malang. Malang

Sardiman. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Santrok, J.W.2003.Adolescence Perkembangan Remaja.(Alih Bahasa : Shinto B.

Adelar, dkk). Erlangga. Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sunal, D. W. The Learning Cycle: A Comparison of Models of Strategies for

Conceptual Reconstruction: A Review of the Literature. - - -.November 2011. http://astlc.ua.edu/ScienceInElem&MiddleSchool/565LearningCycle-ComparingModels.htm. 3 September 2011.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Yogyakarta.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. Warsita. 2008. Efektivitas Perangkat Pembelajaran.http://id.shvoong.com/ social-sciences/education/2198130-efektivitas-perangkat-pembelajaran. Diakses pukul 08.45 pm tanggal 25 November 2010.

Wena, M. 2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta

Wicaksono, A. 2008. Efektivitas Pembelajaran. Agung (ed). 5 April 2008. 2 Juli 2011


(6)

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

0 3 35

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E (LC 3E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KLASIFIKASI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

0 7 49

PERBEDAAN PENGUASAAN KONSEP SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 PHASE DENGAN SIKLUS BELAJAR EMPIRIS-INDUKTIF PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI

1 13 68

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

0 24 44

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 12 70

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

0 10 57

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

0 10 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI- REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 8 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI ASAM BASA

0 4 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT

0 3 49