Tahanan material Konduktifitas termal

ini beban panas produk hanya berasal dari beban panas sensible yaitu panas yang menyebabkan terjadinya kenaikan dan penurunan temperatur tanpa terjadinya perubahan wujud. Udara didalam ruangan dianggap 27 o C dan air dikondisikan untuk mencapai temperatur 5 o C [1] . Beban panas sensibel produk dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut [2][5][7][12][13][16][18] : Q = m x c x ∆T ………………………….………………………. 2.19 Keterangan: Q = Jumlah panas yang dipindahkan [kJ] m = Berat produk [kg] c = Panas spesifik [kJkg. o C] ∆T = Perbedaan temperatur [ o C]

2.5 Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor atau heat transfer merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan temperatur diantara benda atau material. Energi yang berpindah ini dinamakan kalor atau panas heat. Perpindahan kalor ini tidak hanya menjelaskan bagaimana energi kalor itu berpindah dari satu benda ke benda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Adapun modus perpindahan kalornya dapat terjadi dengan tiga cara yaitu sebagai berikut ini [1][3][8][10][20] :

a. Perpindahan kalor secara konduksi

Perpindahan kalor secara konduksi atau hantaran ini terjadi dikarenakan perpindahan energi dari partikel yang memiliki energi lebih tinggi ke partikel yang energinya lebih rendah dikarenakan adanya interaksi antara kedua partikel. Jadi, jika pada suatu benda terdapat gradien suhu atau temperature gradient, maka akan terjadi perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah sehingga laju perpindahan kalor berbanding dengan gradien suhunya. Berdasarkan hukum Fourier Perpindahan kalor secara konduksi dapat di rumuskan sebagai berikut [1][3][8][10][20] : ……………………………………………………………. 2.20 Dimana : q = laju perpindahan panas Watt = gradient suhu ke arah perpindahan kalor o Cm k = konduktivitas termal bahan Wm. o C A c = luas benda m 2 Gambar 2.10 Proses Perpindahan Kalor Secara Konduksi [3]

b. Perpindahan Kalor secara Konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi terdiri dari 2 mekanisme, yang pertama terjadinya perpindahan energi dikarenakan gerak acak fluida dan yang kedua dikarenakan pergerakan fluida secara makro. Pergerakan fluida yang memiliki perbedaan temperatur akan meningkatkan perpindahan kalor. Perpindahan kalor secara konveksi dibedakan menjadi 2, yaitu [1][3][8][10][20] :

1. Konveksi paksa