Gambar 3.18 Fotovoltaik  PV
10. Solar Charge Controller
Solar charge controller digunakan sebagai pengubah arus AC yang
berasal  dari  fotovoltaik  menjadi  arus  DC  yang  digunakan  untuk  mengisi arus  akumulator,  menggerakkan  elemen  pendingin  serta  menggerakkan
kipas pendingin peredam panas.
Gambar 3.19 Solar Charge Controller
11. Triplek
Triplek  digunakan  untuk  membuat  kerangka  pelapis  styrofoam supaya styrofoam tidak cepat rusak.
Model : SA100-72M Max.Power : 100W
Max.Power Voltage : 18,9V Max.Power Current : 5,3A
Open Circuit Voltage : 22,7V Short Circuit Current : 5,8A
Net Weight : 7,3Kg
Size PxLxT:1032mm x 878mm x 25mm
Temperature Range :-40
o
C to +80
o
C Frame Materials: Aluminium
Model : PWM Solar Charge Controller
Terminal Wire Size : 2,5mm
2
Weight: 250gr DimensionPxLxT : 140mm x
89mm x 27,2mm Temperature : -35
o
C to +55
o
C Operating Voltage :11,1V
~14,8V Self-Consumption : 6mA
maximum
Gambar 3.20 Triplek
3.4. PERAKITAN PENDINGIN ELEMEN
TERMOELEKTRIK
Tahapan –  tahapan  perakitan  pendingin  elemen  termoelektrik  adalah
sebagai berikut : 1.
Membeli  styrofoam  yang  sering  digunakan  oleh  pedagang  minuman  dan diukur dimensi styrofoam dengan mengunakan meteran. Membeli peredam
panas  dan  kipas  pendingin  peredam  panas,  kabel  listrik,  akumulator, lempengan  aluminium,  elemen  termoelektrik  serta  triplek  yang  akan
digunakan untuk merakit. 2.
Membuat  desain  pendingin  menggunakan  perangkat  lunak  AUTOCAD 2007
yang  mencakup  penempatan  peredam  panas,  kipas,  termoelektrik, aluminium, dan  triplek.
3. Memotong  lempengan  aluminium  sesuai  dengan  ukuran  desain  yang
digunakan  melapisi  bagian  dalam  styrofoam.  Membuat  lubang  dengan menggunakan bor tangan sebagai tempat peletakan elemen pendingan dan
peredam panas seperti pada gambar 3.21.
Gambar 3.21Pembuatan lempeng aluminium dan lubang peredam panas
SizePxLxT : 2m x 2m x 5mm Softwood fir,pine:
  Densitykgm
3
:510   Thermal
ConductivityWm.K: 0,12
  Specific HeatJkg.K: 1380
Lubang peredam
panas
Lubang tempat
termoelektrik
4. Dengan  menggunakan  kabel  tie,  peredam  panas,  kipas  dan  elemen
termoelektrik  dilekatkan  pada  styrofoam  dan  aluminium  yang  sudah terlebih  dahulu  dilubangi  sebagai  elemen  pendinginnya  seperti  pada
gambar 3 .22.
Gambar 3.22 Pemasangan kabel tie dan peredam panas
5. Kabel  listrik  setiap  alat  dihubungkan  secara  seri  dan  diisolasi  dengan
menggunakan selotip. 6.
Membuat  pelapis  styrofoam  bagian  luar  dengan  menggunakan  triplek sesuai dengan ukuran bagian luar styrofoam yang mencakup lubang tempat
elemen pendingin dan peredam panas seperti pada gambar 3.23.
Gambar 3.23 Pembuatan triplek dan lubang peredam panas 7.
Melakukan ujicoba dengan menggunakan akumulator seperti pada gambar 3.24.
Gambar 3.24 Uji coba dengan menggunakan akumulator Kabel tie
Peredam panas
Paku untuk menyambun
g triplek
Lubang peredam panas
8. Dari  perhitungan  beban  pendingin,  maka  dibeli  fotovoltaik  dengan  daya
100 Watt dan akumulator dengan tegangan 12V70Ah. 9.
Menghubungkan  kotak  pendingin  dengan  solar  charge  controller  dan kemudian diuji coba.
BAB IV RANCANG BANGUN KOTAK PENDINGIN
Dalam  rancang  bangun  kotak  pendingin,  akan  dibahas  mengenai perhitungan  kekuatan  material  bahan,  aliran  dalam  kotak  pendingin,  biaya
pembuatan kotak pendingin serta desain menggunakan AutoCAD. 4.1
Rancang Bangun Kotak Pendingin
Lempengan  aluminium  sebagai  pelapis  bagian  dalam  dari  styrofoam  di bentuk dengan ukuran 36,8 cm x 27,9 cm x 26,7 cm sehingga berbentuk seperti
sebuah  kotak  tanpa  tutup.  Kemudian  dibentuk  tutup  dari  lempengan  aluminium dengan ukuran 36,8 cm x 27,9 cm x 1,1 cm.
Adapun  pemilihan  penggunaan  aluminium  sesuai  dengan  karakteristik aluminium pada tabel 4.1 :
Tabel 4.1 Karakteristik logam Aluminium Nama, Simbol, Nomor Atom
Aluminium, Al, 13 Wujud
Padat Massa Jenis
2,70 gramcm
3
Massa Jenis pada wujud cair 2,375 gramcm
3
Titik Lebur 933,47 K 660,32
o
C Titik Didih
2792 K 2519
o
C Kalor Jenis 25
o
C 24,2 Jmol.K
Konduktivitas Termal 300 K 237 Wm.K
Pemuaian termal 25
o
C 23,1 µmm.K
Modulus Young 70 Gpa
Modulus Geser 26 Gpa
Poisson Ratio 0,35
Yield Stress 199,73 Nmm
2
Dikarenakan titik lebur dan titik didih aluminium sangat tinggi,  sehingga material aluminium digunakan untuk mengisolasi bagian dalam styrofoam.   Beban
maksimal yang dapat diterima styrofoam adalah 30 kg x 10 ms
2
= 300 N.
Dari beban maksimal yang dapat diterima oleh styrofoam, maka digunakan lempengan aluminium dengan tebal 1 mm. Asumsikan bahwa benda kerja bekerja
dalam keadaan setimbang sehingga lempengan aluminium berada dalam keadaan normal. Asumsikan bahwa beban yang diterima oleh aluminium adalah sebesar 20
kg  sehingga  F  =  20  kg  x  10  ms
2
=  200  N.  Distribusi  gaya  dan  beban  pada aluminium  yang  diakibatkan  oleh  benda yang  akan  didinginkan  ditunjakan  pada
gambar 4.1.
`
Gambar 4.1 Distribusi gaya dan beban pada aluminium Dari  gambar  4.3  ,  dicari  momen  inersia  dari  penampang  dengan  menggunakan
rumus
[38]
: I = b x h
3
12 dimana,
I : Momen Inersia mm
4
b : Lebar Plat mm h : Tebal Plat mm
Sehingga momen inersia dari lempengan aluminium dengan ketebalan 1 mm dan lebar 27,9 cm adalah
I = 279 x 1
3
12 = 23,25 mm
4
Kemudian dicari modulus penampang dengan menggunakan rumus
[38]
: Z = I  y
maks
dimana, Z = Modulus penampang mm
3
I = Momen Inersia mm
4
F  Beban yang diberikan
N  Gaya Normal Ay
By Bx
Ax
y
maks
= jarak dari sumbu netral ke tegangan normal mm Perhitungan modulus penampang pada lempengan aluminium adalah
Z = I  y
maks
= 23,25  0,5 = 46,5 mm
3
Setelah  itu  maka  dicari  momen  lentur  pada  lempengan  dengan  menggunakan rumus
[38]
: M = F x A
dimana, M = Momen lentur
F = Beban yang diberikan A = Luas Penampang Aluminium
Maka besar momen lentur penampang adalah M = F x A
= 200 x 279 x 0,5 = 2.790 Nmm
2
Dari perh itungan diatas di cari nilai σ maks dengan menggunakan rumus
[38]
: σ
maks
=  M x y
maks
I dimana,
σ
maks
= Tegangan lentur maksimum Nmm
2
M     = Momen lentur y
maks
= jarak sumbu netral ke tengangan normal tengangan lentur yang didapatkan adalah
σ
maks
=  M x y
maks
I = 2.790 x 0,5   23,25
= 112,45 Nmm
2
Dilihat  dari  tabel  4.1  untuk  tegangan  elastis  aluminium  adalah  199,73  Nmm
2
. Dengan koefisien keselamatan 0,6 , maka bahan aluminium hanya diperbolehkan
menerima  tegangan  sebesar  0,6  x  199,73  =  119,838  Nmm
4
.  Berdasarkan  hasil perhitungan, tegangan lentur yang diperoleh sebesar 112,45 Nmm
4
jauh dibawah batas  ambang  yang  telah  ditetapkan.  Dengan  demikian  maka  desain  dengan
menggunakan bahan aluminium tebal 1 mm dapat diterima.
Triplek sebagai pelapis bagian luar dari styrofoam dibentuk dengan ukuran 41,4 cm x 32,8 cm x 32 cm sehingga berbentuk kotak tanpa tutup. Dari kedua sisi
kanan kiri dari triplek di buat lubang persegi dengan ukuran 8,3 cm x 6,8 cm yang digunakan untuk penempatan thermoelektrik dengan termoelektrik.
Kemudian  bagian  tutup  dari  styrofoam  dibuat  dengan  ukuran   41,6  cm  x 32,7  cm  x  2,4  cm.  Adapun  pemilihan  penggunaan  triplek  sesuai  dengan
karakteristik triplek pada tabel 4.2 : Tabel 4.2 Karakteristik kayu triplek
Nama Plywood
Wujud Padat
Massa Jenis 1,500 gramcm
3
Massa Jenis pada wujud cair 1,537 gramcm
3
Titik Lebur 370 K 100
o
C Titik Didih
390 K 120
o
C Kalor Jenis 25
o
C 14,5 Jmol.K
Konduktivitas Termal 300 K 126,3 Wm.K
Pemuaian termal 25
o
C 23,1 µmm.K
Modulus Young 40 Gpa
Modulus Geser 12 Gpa
Poisson Ratio 0,13
Yield Stress 92,67 Nmm
2
Dari beban maksimal yang dapat diterima oleh styrofoam, maka digunakan triplek dengan  tebal  5  mm.  Asumsikan  bahwa  benda  kerja  bekerja  dalam  keadaan
setimbang  sehingga  triplek  berada  dalam  keadaan  normal.  Asumsikan  bahwa beban yang diterima oleh triplek  adalah sebesar 20 kg sehingga  F = 20 kg x 10
ms
2
= 200 N. Distribusi gaya dan beban pada triplek yang diakibatkan oleh benda yang akan didinginkan ditunjakan pada gambar 4.2.
`
Gambar 4.2 Distribusi gaya dan beban pada triplek Dari  gambar  4.3  ,  dicari  momen  inersia  dari  penampang  dengan  menggunakan
rumus
[38]
: I = b x h
3
12 dimana,
I : Momen Inersia mm
4
b : Lebar Plat mm h : Tebal Plat mm
Sehingga momen inersia dari lempengan aluminium dengan ketebalan 5 mm dan lebar 32,8 cm adalah
I = 328 x 5
3
12 = 3416,7 mm
4
Kemudian dicari modulus penampang dengan menggunakan rumus
[38]
: Z = I  y
maks
dimana, Z = Modulus penampang mm
3
I = Momen Inersia mm
4
y
maks
= jarak dari sumbu netral ke tegangan normal mm Perhitungan modulus penampang pada lempengan aluminium adalah
Z = I  y
maks
= 3416,7  2,5 = 1366,7 mm
3
Setelah  itu  maka  dicari  momen  lentur  pada  lempengan  dengan  menggunakan rumus
[38]
: F  Beban yang diberikan
N  Gaya Normal Ay
By Bx
Ax
M = F x A dimana,
M = Momen lentur F = Beban yang diberikan
A = Luas Penampang Aluminium Maka besar momen lentur penampang adalah
M = F x A = 200 x 414 x 1
= 8.280 Nmm
2
Dari perhitungan diatas di cari nilai σ maks dengan menggunakan rumus
[38]
: σ
maks
=  M x y
maks
I dimana,
σ
maks
= Tegangan lentur maksimum Nmm
2
M     = Momen lentur y
maks
= jarak sumbu netral ke tengangan normal tengangan lentur yang didapatkan adalah
σ
maks
=  M x y
maks
I = 8.280 x 2,5   3416,7
= 50,45 Nmm
2
Dilihat dari tabel 4.2 untuk tegangan elastis triplek  adalah 92,67 Nmm
2
. Dengan koefisien  keselamatan  0,6  ,  maka  bahan  triplek  hanya  diperbolehkan  menerima
tegangan  sebesar  0,6  x  92,67  =  55,602  Nmm
4
.  Berdasarkan  hasil  perhitungan, tegangan lentur yang diperoleh sebesar 50,45 Nmm
4
jauh dibawah batas ambang yang telah ditetapkan. Dengan demikian maka desain dengan menggunakan bahan
triplek tebal 5 mm dapat diterima.
4.2 Pemasangan Fotovoltaik
PV
Fotovoltaik  PV  yang telah dibeli kemudian disambungkan dengan kabel dengan  tebal  ±  4  mm,  dihubungkan  ke  solar  charge  controller  kemudian
fotovoltaik di pasang di atas gedung Laboratorium Sistem Pendingin dengan arah menghadap  ke  selatan  dan  dipasang  dengan  kemiringan  sesuai  dengan  garis
lintang  dari  tempat  pemasangan  menghadap  ke  khatulistiwa  sebesar  ±  4
o
. Pemasangan seperti pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Pemasangan fotovoltaik Dari  solar  charge  controller  kemudian  di  sambungkan  ke  akumulator
12V70Ah,  dan  dari  akumulator  kemudian  disambungkan  ke  kotak  pendingin. Kabel  dari  termokopel  dipakai  sebanyak  5  buah  yang  dipasangkan  di  kotak
pendingin.  Kemudian  diuji  selama  ±  15  hari  dari  jam  08.00  WIB  sampai  17.00 WIB.
4.3 Skema  Pengujian  dan  Aliran  Fluida  dalam  Kotak  Pendingin
Termoelektrik
Dengan alat dan bahan yang telah dibeli, penulis merakit kotak pendingin termoelektrik bertenaga surya seperti pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Skema Pengujian Adapun  arah  aliran  fluida  dalam  kotak  pendingin  diasumsikan  bahwa air
mineral melepaskan kalor panas dan kipas udara dingin. Karena adanya perbedaan temperatur  maka  udara  panas  akan  naik  mengantikan  udara  dingin  yang  turun
sehingga  menghasilkan  konveksi  didalam  kotak  pendingin.  Adapun  aliran  fluida dalam kotak pendingin dapat dilihat pada gambar 4.5 dan gambar 4.6.
Gambar 4.5 Aliran fluida pada kotak pendingin tampak depan
Gambar 4.6 Aliran fluida pada kotak pendingin  tampak atas
4.4 Biaya Pembuatan Kotak Pendingin
Perhitungan biaya pembuatan kotak pendingin dengan menggunakan termoelektrik dan fotovoltaik adalah pada tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Perhitungan biaya pembuatan kotak pendingin Nama Bahan
Banyak Biaya
Styofoam 1 buah
Rp. 30.000,00 Baterai 12V70 Ah
1 buah Rp. 350.000,00
Triplek 1 lembar
Rp. 100.000,00 Lempengan aluminium
1 lembar Rp. 120.000,00
Termoelektrik 2 buah
Rp. 60.000.00 Sungap Bahang
2 buah Rp. 120.000,00
Air mineral gelas Aliran fluida
Air mineral gelas Aliran fluida
Kabel listrik 6 meter
Rp 40.000,00 Fotovoltaik
1 buah  100 W Rp. 1.800.000,00
Solar Charge Controller 1 buah
Rp. 300.000,00 Total Biaya
Rp. 2.920.000,00
4.5 Desain Rancang Bangun Menggunakan Software AutoCAD
Adapun rancang bangun kotak pendingin seperti pada gambar 4.7
Gambar 4.7 Assembling kotak pendingin Dimana  keterangan nomor pada gambar 4.9 adalah :
1 = Sungap Bahang 2 = Triplek
3 = Lempengan Aluminium 4 = Styrofoam
5 = Termoelektrik 6 = Tutup Kotak Pendingin