H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 131
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas
Berdasarkan tabel diatas diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas. Dimana :
1. Pada Variabel Akuntansi Pertanggung Jawaban X1, nilai Variance
Influence Factor VIF sebesar 1,094 lebih kecil daripada 10. 2.
Pada Variabel Total Quality Management TQM X2, nilai Variance Influence Factor VIF sebesar 1,094 lebih kecil daripada 10.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID.
Coefficients
a
,284 ,591
,480 ,646
2,03E-010 ,000
,507 2,389
,048 ,666
,670 ,484
,914 1,094
,059 ,023
,542 2,557
,038 ,691
,695 ,518
,914 1,094
Constant X1
X2 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Zero-order Partial
Part Correlations
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Y a.
Dari gambar heterokedastisitas
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
d. Uji Autokorelasi
Secara observasi satu dengan
dengan asumsi korelasi antara satu residual
penting metode O antara residual satu dengan residual yang lain.
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B
Gambar 4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam model heterokedastisitas karena pada gambar tidak ada pola yang
yebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y.
korelasi
Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu.
asumsi metode kuadrat terkecil OLS, autokorelasi korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan satu asumsi
etode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak antara residual satu dengan residual yang lain.
B A H A S A N
| 132
dalam model tidak terdapat pola yang jelas , serta titik-
korelasi antara anggota waktu. Dalam kaitannya
autokorelasi merupakan Sedangkan satu asumsi
adalah tidak adanya hubungan
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 133
Pengujian hipotesis:
Kesimpulan Daerah Pengujian
Terdapat autokorelasi positif d d
L
Ragu-ragu d
L
d d
U
Tidak terdapat autokorelasi d
U
d 4-d
U
Ragu-ragu 4-d
U
d 4-d
L
Terdapat autokorelasi negatif 4-d
L
d
Dengan menggunakan program SPSS 13.00 for windows, diperoleh nilai statistik d = 2,154.
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi
Dari tabel diatas diperoleh nilai d sebesar 2,154. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai d
L
dan d
U
pada tabel Durbin-Watson. Untuk α =
0.05, k = 2 dan n = 10, diperoleh d
L
=0,697 dan d
U
= 1,641. Karena d
U
d 4- d
U
, maka disimpulkan bahwa model tidak terdapat autokorelasi.
Model Summary
b
,844
a
,712 ,630
,21540 2,154
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 134
Gambar 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
B. Analisis Korelasi Parsial
Korelasi parsial digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan masing- masing variabel independen Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Quality
Management dengan Kinerja Keuangan. Melalui korelasi parsial akan dicari pengaruh masing-masing variabel independen terhadap Kinerja Keuangan ketika
variabel independen lainnya konstan. 1. Korelasi Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Kinerja Keuangan Ketika TQM
Tidak Berubah rumusnya adalah sebagai berikut :
Tidak terdapat autokorelasi
Ragu-ragu Autokorelasi
positif
d
L
= 0,697 4-d
L
= 3,303
d = 2,154 d
U
= 1,641 4-d
U
= 2,359
Autokorelasi negatif
Ragu-ragu
Dengan perhitungan sebagai berikut :
r
YX1.X2
r
YX1.X2
r
YX1.X2
Perhitungan tersebut komputerisasi yaitu SPSS 13 for win
Koefisien Korelasi Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Kinerja Keuangan
Hubungan antara ketika TMQ tidak berubah
hubungan antara Akuntansi ketika TMQ tidak mengalami
Akuntansi Pertanggungjawaba
Control Variables X2
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B
Dengan perhitungan sebagai berikut :
YX1.X2
= r
X1Y
- r
X2Y
× r
X1X2
√[-r
X2Y 2
] ×[1-r
X1X2 2
]
YX1.X2
= 0,462998316
0,690855425
YX1.X2
= 0,670
Perhitungan tersebut di atas juga sama dengan perhitungan SPSS 13 for windows.
Tabel 4.9 Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Kinerja Keuangan
Hubungan antara Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan tidak berubah adalah sebesar 0,670 dengan arah
Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Kinerja tidak mengalami perubahan. Ini menggambarkan
Pertanggungjawaban meningkat, sementara TMQ tidak
Correlations
1,000 .
,670 ,048
7 Correlation
Significance 2-tailed df
Correlation Significance 2-tailed
df X1
Y X1
B A H A S A N
| 135
dengan perhitungan secara
Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Kinerja Keuangan
Dengan Kinerja Keuangan an arah positif. Artinya
Kinerja Keuangan kuat menggambarkan bahwa ketika
tidak berubah maka
,670 ,048
7 1,000
. Y
akan meningkatkan Pertanggungjawaban terhadap
100 = 44,89. 2. Koefisien korelasi
Pertanggungjawaban
Dengan perhitungan sebagai berikut :
r
YX2.X1
r
YX1.X2
r
YX1.X2
Perhitungan tersebut komputerisasi yaitu SPSS 13 for win
Koefisien Korelasi Parsial
Control Variables X1
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B
meningkatkan Kinerja Keuangan. Kemudian besar pengaruh Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Keuangan ketika TMQ tetap
korelasi antara TMQ dengan Kinerja Keuangan Pertanggungjawaban tidak berubah rumusnya adalah sebagai beri
Dengan perhitungan sebagai berikut :
YX2.X1
= r
X2Y
- r
X1Y
× r
X1X2
√[-r
X1Y 2
] ×[1-r
X1X2 2
]
YX1.X2
= 0,495530515
0,713066805
YX1.X2
= 0,695
Perhitungan tersebut di atas juga sama dengan perhitungan SPSS 13 for windows.
Tabel 4.10 Koefisien Korelasi Parsial TMQ dengan Kinerja Keuangan
Correlations
1,000 .
,695 ,038
7 Correlation
Significance 2-tailed df
Correlation Significance 2-tailed
df Y
X2 Control Variables
Y B A H A S A N
| 136
besar pengaruh Akuntansi tetap adalah 0,670
2
Keuangan ketika Akuntansi lah sebagai berikut :
dengan perhitungan secara
Kinerja Keuangan
,695 ,038
7 1,000
. X2
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 137
Hubungan antara TMQ dengan Kinerja Keuangan ketika Akuntansi Pertanggungjawaban tidak berubah adalah sebesar 0,695 dengan arah positif. Artinya
hubungan antara TMQ dengan Kinerja Keuangan termasuk sangat kuat ketika Akuntansi Pertanggungjawaban tidak mengalami perubahan. Ini menggambarkan
bahwa ketika TMQ meningkat, sementara Akuntansi Pertanggungjawaban tidak berubah maka Kinerja Keuangan akan meningkat. Kemudian besar pengaruh TMQ
terhadap Kinerja Keuangan ketika Akuntansi Pertanggungjawaban tetap adalah 0,695
2
100 = 48,30. Berdasarkan hasil perhitungan besar pengaruhkontribusi masing-masing
variabel bebas terhadap Kinerja Keuangan dapat diketahui bahwa diantara kedua variabel bebas, Akuntansi Pertanggungjawaban memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap Kinerja Keuangan dibanding Total Quality Management.
C. Analisis Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Pada permasalahan yang
sedang diteliti yaitu Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Qualty Qontrol terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Sipatex Putri Lestari. Adapun rumus dari
koefisien determinasi adalah sebagai berikut: Adapun rumus dari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Kd = r
2
x 100
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 138
Kd = 0,844
2
x 100 Kd = 0,712336 x 100
Kd= 71,2336 0,020547428
Kd = 71,234 Pembulatan
R
2 YX1X2
= b
1
∑ x
1
y + b
2
∑ x
2
y ∑ y
2
R
2 YX1X2
= b
1
n ∑X
1
Y - ∑X
1
∑Y + b
2
n ∑X
2
Y - ∑X
2
∑Y n
∑Y
2
- ∑Y
2
R
2 YX1X2
= 8
11
R
2 YX1X2
= 0,712
Sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 13 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Analisis Koefisien Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi
Nilai R pada tabel 4.12 menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel bebas Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Qualty Qontrol secara simultan
Model Summary
b
,844
a
,712 ,630
,21540 2,154
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 139
dengan Kinerja Keuangan perusahaan. Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui
bahwa secara
simultan kedua
variabel bebas
Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Qualty Qontrol memiliki hubungan yang sangat kuat
dengan Kinerja Keuangan perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berganda R sebesar 0,844 berada diantara 0,80 hingga 1,00 yang tergolong dalan kriteria
korelasi sangat kuat. Sementara nilai R-Square sebesar 0,712 atau 71,2 persen, menunjukkan
bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Qualty Qontrol secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi
pada Kinerja Keuangan sebesar 71,2 persen. Dengan kata lain secara bersama-sama kedua variabel bebas Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Qualty Qontrol
memberikan kontribusipengaruh sebesar 71,2 terhadap perubahan Kinerja Keuangan pada PT. Sipatex Putri Lestari. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang
tidak diamati adalah sebesar 28,8, dan merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel bebas Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Qualty Qontrol.
Selanjutnya dilakukan pengujian apakah Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Qualty Qontrol berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Sipatex Putri
Lestari, baik secara bersama-sama simultan maupun secara parsial. Uji signifikansi dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih eksak atas interpretasi dari
masing-masing koefisien regressi. Pengujian dimulai dari pengujian simultan, dan dilanjutkan dengan uji parsial.
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 140
4.2.2.2 Pengujian Hipotesis 4.2.2.2.1 Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Quality
Mangement terhadap Kinerja Keuangan secara Simultan Uji F
Pengujian secara simultan bertujuan untuk membuktikan apakah anggaran biaya produksi dan biaya standar secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas pengendalian biaya produksi pada PT. Sipatex Putri Lestari dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut:
H : Akuntansi Pertanggung Jawaban X1 dan Total Quality Management
TQM X2 secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Y.
H
1
: Akuntansi Pertanggung Jawaban X1 dan Total Quality Management TQM X2 secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan Y. Nilai F
hitung
dapat di cari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dimana: R = koefisien kolerasi ganda
K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 141
Dengan perhitungan sebagai berikut:
F
hitung
= R
2
n-k-1 k 1-R
2
F
hitung
= 4,985863536
0,575467561 F
hitung
= 8,664
Perhitungan tersebut di atas juga sama dengan perhitungan secara komputerisasi dengan SPSS 13 yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.12 Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama
Berdasarkan tabel anova di atas dapat dilihat nilai F
hitung
hasil pengolahan data sebesar 8,664 dan nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan nilai
F dari tabel. Dari tabel F pada = 0.05 dan derajat bebas 2;7 diperoleh nilai F
tabel
sebesar 4,737. Karena F
hitung
8,664 lebih besar dari F
tabel
4,737 maka pada tingkat kekeliruan 5
=0.05 diputuskan untuk menolak Ho
1
sehingga Ha
1
diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 dapat disimpulkan bahwa
ANOVA
b
,804 2
,402 8,664
,013
a
,325 7
,046 1,129
9 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, X2, X1 a.
Dependent Variable: Y b.
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 142
Akuntansi Pertanggungjawaban dan Total Quality Management secara bersama-sama simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Sipatex Putri
Lestari.
Gambar 4.11 Grafik Daerah penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Simultan
4.2.2.2.2 Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Keuangan secara Parsial Uji t
Pada pengujian koefisien regresi pengaruh Akuntansi pertanggungjawaban terhadap Kinerja keuangan, statistik uji yang digunakan pada pengujian parsial adalah
uji t. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial uji t sebesar 2,365 yang diperoleh dari tabel t pada
= 0.05 dan derajat bebas 7 untuk pengujian dua pihak.
Untuk mengetahui pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Keuangan maka diperlukan pengujian statistik secara parsial dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Daerah Penerimaan Ho Daerah
F
0,052;7
= 4,737
F
hitung
= 8,664
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 143
1. Merumuskan hipotesis statistik
Ho
2
.
1
= 0: Akuntansi Pertanggungjawaban tidak berpengaruh terhadap kinerja
Keuangan PT. Sipatex Putri Lestari Ha
2
.
1
0: Akuntansi Pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja
Keuangan PT. Sipatex Putri Lestari
2. Tingkat signifikansi tersebut adalah sebesar α = 0,05 atau 5 dengan derajat
kebebasan df= n-k-1 df= 10-2-1= 7, dimana nilai t
tabel
pengujian dua arah sebesar 2,365.
3. Mencari nilai t
hitung
Nilai
t
hitung
dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:
Dengan perhitungan sebagai berikut :
thitung X1 =
r
YX1.X2
× √n-3
√[-r
YX1.X2 2
] thitung X1
= 1,7731
0,7422
thitung X1 = 2,389
t
hitung
= ryx
1
.x
2
× √n-3
√[1- ryx
1
.x
2 2
]
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 144
4. Menentukan daerah penerimaan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan
membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
dengan ketentuan : Jika t
hitung
t
tabel,
atau t
hitung
-t
tabel
maka H ditolak signifikan
Jika -t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
, maka H diterima tidak signifikan
Maka hasil yang diperoleh dari perbandingan t
hitung
dengan t
tabel
adalah t
hitung
t
tabel
2,389 2,365, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya dengan tingkat
kepercayaan 95
dapat disimpulkan
bahwa Akuntansi
Pertanggungjawaban memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Sipatex Putri Lestari. Arah pengaruh bertanda positif
menunjukkan bahwa Akuntansi Pertangungjawaban yang tinggi cenderung membuat Kinerja Keunagan menjadi meningkat.
Gambar 4.12 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial
Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
t
0,975;7
= 2,365
-
t
0,975;7
= 2,365 t
hitung
= 2,389
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 145
4.2.2.2.2 Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Keuangan
secara Parsial Uji t
Pada pengujian koefisien regresi pengaruh Akuntansi pertanggungjawaban terhadap Kinerja keuangan, statistik uji yang digunakan pada pengujian parsial adalah
uji t. Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji parsial uji t sebesar 2,365 yang diperoleh dari tabel t pada
= 0.05 dan derajat bebas 7 untuk pengujian dua pihak.
Untuk mengetahui pengaruh Total Qualiy Management terhadap Kinerja Keuangan maka diperlukan pengujian statistik secara parsial dengan langkah-langkah
sebagai berikut: 1.
Merumuskan hipotesis statistik Ho
2
.
1
= 0: Total Quality Management tidak berpengaruh terhadap kinerja
Keuangan PT. Sipatex Putri Lestari Ha
2
.
1
0: Total Qualiy Management berpengaruh terhadap kinerja Keuangan
PT. Sipatex Putri Lestari
2. Tingkat signifikansi tersebut adalah sebesar α = 0,05 atau 5 dengan derajat
kebebasan df= n-k-1 df= 10-2-1= 7, dimana nilai t
tabel
pengujian dua arah sebesar 2,365.
3. Mencari nilai t
hitung
Nilai
t
hitung
dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 146
Dengan perhitungan sebagai berikut :
thitung X2 =
r
YX2.X1
× √n-3
√[-r
YX2.X1 2
] thitung X1
= 1,8386
0,7191
thitung X1 = 2,557
4. Menentukan daerah penerimaan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan
membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
dengan ketentuan : Jika t
hitung
t
tabel,
atau t
hitung
-t
tabel
maka H ditolak signifikan
Jika -t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
, maka H diterima tidak signifikan
Maka hasil yang diperoleh dari perbandingan t
hitung
dengan t
tabel
adalah t
hitung
t
tabel
2,557 2,365, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya dengan tingkat kepercayaan 95 dapat disimpulkan bahwa Total Qualiy Management
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Keuangan pada PT. Sipatex Putri Lestari. Arah pengaruh bertanda positif menunjukkan bahwa
Total Qualiy Management yang tinggi cenderung membuat Kinerja Keunagan menjadi meningkat.
t
hitung
= ryx
1
.x
2
× √n-3
√[1- ryx
1
.x
2 2
]
H A S I L A N A L I S I S D A N P E M B A H A S A N
| 147
Gambar 4.13 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial
Pengaruh TQM
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
t
0,975;7
= 2,365
-
t
0,975;7
= 2,365 t
hitung
= 2,557
148
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai Analisis Akuntansi Pertanggungjawaban dan
Total Quality Management TQM Berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada PT.
SIPATEX PUTRI LESTARI Bandung, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Akuntansi Pertanggungjawaban yang diperoleh dari data Perbandingan antara Anggaran Biaya Produksi dan Realisasinya pada PT. SIPATEX PUTRI
LESTARI Bandung pada periode tahun 2000 - 2009 mengalami peningkatan secara garis besarnya, walaupun ada penurunan pada tahun 2007 sampai tahun
2009 namun pada tahun 2006 mengalami peningkatan yang besar yang mengakibatkan perusahaan rugi karena Anggaran Biaya Produksi lebih kecil
dari Realisasinya. Penurunan tersebut diakibatkan karena tingkat volume penjualan, kurs dollar dan harga bahan baku yang mengalami perubahan, hal
ini tentu akan mempengaruhi harga jual produk. 2. Tingkat Total Quality Management yang diperoleh dari data Laporan Data
Pelanggan pada PT. SIPATEX PUTRI LESTARI Bandung pada periode tahun 2000 - 2009 mengalami penurunan secara garis besarnya, walaupun terjadi
kenaikan pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Penurunan tersebut diakibatkan karena tingkat penurunan kualitas yang tinggi yang ditolak oleh