Penutupan lahan 1 Penutupan Lahan tahun 2000 dan tahun 2011

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penutupan lahan A.1 Penutupan Lahan tahun 2000 dan tahun 2011 Berdasarkan peta penutupan lahan tahun 2000 dan 2011 penutupan lahan yang ada di DAS Babalan adalah tubuh air, hutan mangrove sekunder, pemukiman, perkebunan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, semak belukar rawa, sawah, semak belukar, tanah terbuka dan tambak. Luas untuk masing-masing tipe tutupan lahan dan perubahan luasnya disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Perubahan lahan periode tahun 2000-2011 Tipe penutupan lahan Penutupan tahun 2000 Penutupan tahun 2011 Perubahan periode 2000-2011 Ha Ha Ha Tubuh air 739,14 4,83 739,14 4,99 Hutan mangrove sekunder 958,99 6,37 958,99 6,37 Pemukiman 356,28 2,33 420 2,83 +63,72 +17,88 Perkebunan 1787,84 11,70 2616,87 17,68 +818,016 +45,45 Pertanian lahan kering 520,10 3,40 520,10 3,51 Pertanian lahan kering campur semak 4829,43 31,61 3972,88 26,84 -856,55 -21,67 Semak belukar rawa 2278,46 14,91 1911,27 12,91 -367,58 -19,24 Sawah 1553,64 10,17 1616,26 10,92 +62,62 +4,03 Semak belukar 982,81 6,43 925,52 6,25 -57,30 -6,19 Tanah terbuka 49,64 0,32 397,51 2,59 +347,87 +700,78 Tambak 1238,67 8,10 1233,35 8,06 -5,32 -0,43 Total 15.295,03 15.295,03 Klasifikasi penutupan lahan tahun 2000 menunjukkan bahwa penutupan lahan didominasi oleh pertanian lahan kering campur yaitu seluas 4829,43 ha atau 31,61 kemudian diikuti oleh semak belukar rawa seluas 2278,46 ha atau 14,91 , luas perkebunan seluas 1787,84 ha atau 11,70 , luas sawah seluas 1553,64 ha atau 10,17 , luas tambak seluas 1238,67 ha atau 8,10 , semak belukar seluas 982,81 ha atau 6,43 , luas hutan mangrove sekunder seluas 958,99 ha atau 6,27 , luas tubuh air seluas 739,14 ha atau 4,83 , luas pertanian lahan kering seluas 520,10 ha atau 3,40 , luas pemukiman seluas 356,28 ha atau 2,33 dan tanah terbuka seluas 49,64 ha atau 0,32 . Luas yang paling kecil adalah tanah terbuka. Penampakan peta tutupan lahan tahun 2000 DAS Babalan dapat dilihat pada Gambar 3. Klasifikasi penutupan lahan tahun 2011 menunjukkan bahwa penutupan lahan didominasi oleh pertanian lahan kering campur yaitu seluas 3972,88 ha atau 26,84 , diikuti luas perkebunan seluas 2616,87 ha atau 17,68 , luas rawa semak belukar seluas 1911,27 ha atau 12,91 , luas sawah seluas 1616,26 ha atau 10,92 , luas hutan mangrove sekunder seluas 958,99 ha atau 6,48 , luas semak belukar seluas 925,52 ha atau 6,25 , luas tambak seluas 1233,35 ha atau 8,06 , luas tubuh air seluas 739,14 atau 4,99 , luas pertanian lahan kering seluas 520,10 ha atau 3,51 , luas pemukiman seluas 420 ha atau 2,83 dan luas tanah terbuka seluas 397,51 ha atau 2,59 . Penampakan peta tutupan lahan tahun 2011 DAS Babalan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 3. Peta Tutupan lahan tahun 2000 kawasan DAS Babalan Gambar 4. Peta Tutupan lahan tahun 2011 dalam kawasan DAS Babalan A.2. Perubahan Lahan tahun 2000-2011 Perubahan tutupan lahan pada kawasan DAS Babalan diperoleh dengan mengoverlaykan peta tutupan lahan tahun 2000 dan tahun 2011, guna untuk mendapatkan peta perubahan tutupan lahan tahun 2000 dan tahun 2011 kemudian tutupan lahan tersebut dianalisis dengan ekstension change detection pada software Archview 3.3. Hasil analisis peta perubahan lahan tahun 2000 dan 2011 memberikan informasi mengenai bentuk-bentuk perubahan dan luasan yang terjadi selama kurun waktu 11 tahun. Adapun grafik perubahan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 dan perubahan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 9 serta matriks perubahan total dalam ha dan persen dapat dilihat pada Tabel 10. Ket : - Wilayah mengalami pengurangan luasan Gambar 5. Perubahan tutupan lahan kawasan DAS Babalan periode 2000-2011 Dari hasil perubahan lahan yang didapat dari hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan lahan menjadi perkebunan sangat besar hal ini sesuai dengan penelitian yang dikatakan Wibowo 2012 yang menyatakan bahwa berdasarkan data Sawit Watch Saragih, 2010, setiap tahun terjadi konversi hutan menjadi perkebunan sawit sebesar 200-300 ribu ha per tahun. Berdasarkan Tabel 9 dan Tabel 10 dapat dilihat bahwa penambahan tutupan lahan yang banyak terjadi pada periode 2000-2011 terdapat pada tutupan lahan perkebunan yaitu sebesar 818.016 ha atau 45,45 , kemudian diikuti oleh tanah terbuka seluas 347,87 ha atau 1162,05 , tutupan lahan pemukiman seluas 63,72 ha atau 17,88 , tutupan lahan sawah seluas 62,62 ha atau 4,03 . Sedangkan penurunan tutupan lahan yang paling banyak terjadi adalah pertanian lahan kering campur semak yaitu seluas 856,55 ha atau 21,67 , kemudian diikuti oleh tutupan lahan semak belukar rawa seluas 367,58 ha atau 19,24 , tutupan lahan semak belukar seluas 57,30 ha atau 6,19 , tutupan lahan tambak seluas 5,32 ha atau 0,43 . Peta perubahan lahan dapat diperlihatkan pada Gambar 8. Tutupan lahan yang tidak mengalami perubahan adalah tutupan lahan hutan mangrove sekunder, pertanian lahan kering dan tubuh air. Penambahan tutupan lahan yang banyak terjadi padaperiode tahun 2000-2011 terdapat pada tutupan lahan perkebunan yaitu sebesar 812,23 ha atau 45,45 , penambahan ini berasal dari perubahan kawasan pertanian lahan kering campur semak, perubahan pertanian lahan kering menjadi perkebunan disebabkan banyaknya masyarakat setempat yang lebih menyukai menanam kelapa sawit, hal ini disebabkan masyarakat menganggap dari segi ekonomi perkebunan lebih menjanjikan dibandingkan pertanian. Hutan mangrove tidak mengalami perubahan dikarenakan hutan mangrove dikawasan DAS Babalan merupakan hutan lindung selain itu masyarakat mendapat banyak manfaat dari hutan mangrove. Perubahan lahan menjadi lahan perkebunan yaitu salah satunya perkebunan kelapa sawit yang sangat besar disebabkan oleh nilai ekonomi tanaman ini. Saragih 2010 mengatakan bahwa pengembangan tanaman sawit merupakan sumber devisa, pendapatan dan menyediakan lapangan kerja. Selain itu perkebunan sawit juga menampung lebih dari 4 juta tenaga kerja, di luar 2 juta kepala keluarga yang menjadi petani plasma. Dari hasil change detection diperoleh peta perubahan lahan seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Tanah terbuka yang ada di DAS Babalan bertambah sebesar 347,87 ha atau 1162 . Penambahan luas lahan terbuka ini disebabkan semakin banyaknya lahan kritis di DAS Babalan hal ini sesuai dengan pernyataan Sukarman 1997 yang menyatakan bahwa pemanfaatan potensi DAS baik sumber daya lahan maupun sumberdaya air yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi dan berlebihan akan mengakibatkan degradasi terhadap kondisi DAS dan menyebabkan terjadinya lahan kritis. Pemukiman mengalami penambahan luas sekitar 63,72 ha atau 17,88 , hal ini disebabkan semakin tingginya pertumbuhan penduduk yang berbanding lurus dengan penambahan pemukiman. Tutupan lahan sawah bertambah sebesar 62,62 ha atau 4,03 . Bertambahnya luas sawah disebabkan berkurangnya luas semak belukar dan tambak. Semak belukar berubah menjadi lahan sawah disebabkan sawah lebih memberikan manfaat. Kebutuhan pangan semakin bertambah seiring bertambahnya penduduk. Gambar 6. Peta Perubahan tutupan lahan tahun 2000-2011 kawasan DAS Babalan

B. Klasifikasi Kesesuaian Lahan

B.1. Penilaian kesesuaian lahan daerah Hulu DAS Babalan Data tanah dan lingkungan fisik hasil dari identifikasi dan karakteristik data primer dan sekunder di bagian hulu DAS Babalan disajikan pada Lampiran 1dan gambaran lokasi pengambilan sempel di lahan hutan dan kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Lahan hutan dan lahan kelapa sawit Dari data karakteristik lahan pada Lampiran dapat diketahui kelas kesesuaian kelapa sawit pada tanah hutan dan pada tanah yang telah ditanami kelapa sawit. Kelas kesesuaian lahan diketahui dengan cara matching terhadap syarat tumbuh kelapa sawit. Kesesuaian kelapa sawit pada lahan hutan disajikan pada Tabel 11 dan kesesuaian kelapa sawit pada lahan yang telah ditanami kelapa sawit dapat disajikan pada Tabel 12. Tabel 11. Penilaian kesesuaian lahan hutan untuk kelapa sawit di Hulu Persyaratan penggunaankarakteristik lahan Kelas kesesuaian lahan Nilai data Kelas kes. Lahan actual Usaha perbaikan Kelas kes. Lahan potensial Temperatur tc Temperatur rerata C 26,15 C S1 S1 S1 S1 Ketersediaan air wa Curah hujan mm 3000 S2 S2 S2 S2 Media perakaran rc Tekstur Kedalaman tanah cm agak halus 90 S1 S1 S1 S1 S1 S1 Retensi hara nr KTK liat cmol Kejenuhan basa pH H 2 O C-organik 7,93 7,51 5,12 1,81 S2 S2 S2 S1 S1 penambahan bahan organik dan pemupukan pemupukan S1 S1 S1 S1 S1 Bahaya erosi eh Lereng Bahaya erosi 0-8 Sangat rendah S1 S1 S1 S1 S1 S1 Kelas kesesuaian lahan Aktual S2,wa,nr Potensial S2wa Tabel 12. Penilaian kesesuaian lahan kelapa sawit untuk kelapa sawit di Hulu Persyaratan penggunaankarakteristik lahan Kelas kesesuaian lahan Nilai data Kelas kes. Lahan actual Usaha perbaikan Kelas kes. Lahan potensial Temperatur tc Temperatur rerata C 26,15 C S1 S1 S1 S1 Ketersediaan air wa Curah hujan mm 3000 S2 S2 S2 S2 Media perakaran rc Tekstur Kedalaman tanah cm agak halus, sedang 90 S1 S1 S1 S1 S1 S1 Retensi hara nr KTK liat cmol Kejenuhan basa pH H 2 O C-organik 9,6 7,33 5,38 2,08 S2 S2 S2 S1 S1 penambahan bahan organik dan pemupukan pemupukan S1 S1 S1 S1 S1 Bahaya erosi eh Lereng Bahaya erosi 0-8 Sangat rendah S1 S1 S1 S1 S1 S1 Kelas kesesuaian lahan Aktual S2, wa, nr Potensial S2wa