Persyaratan Penggunaan LahanPersyaratan Tumbuh Tanaman Karakteristik Lahan

produksi bahan organik, susunan lempung, pencucian unsur hara dan tingkat erosi. Keadaan kemiringan lahan dan tingkat erosi mempengaruhi kedalaman dan kompleksitas profil tanah. Dengan demikian tingkat erosi rata-rata sebanding dengan ketinggian suatu daerah.

E. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Persyaratan tanah untuk pertumbuhan kelapa sawit secara optimal sangat ditentukan oleh kedalaman efektif tanah solum tanah 75 cm dan berdrainase baik. Kelapa sawit dapat tumbuh pada lahan dengan tingkat kesuburan tanah yang bervariasi mulai dari lahan yang subur sampai lahan-lahan marginal. Hal ini dicirikan bahwa kelapa sawit dapat tumbuh pada lahan dengan Ph masam sampai netral 4,2-7,0 dan yang optimum pada pH 5,0-6,5. Kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, lereng dan bentuk wilayah berombak dan bergelombang tidak menjadi pembatas utama. Media perakaran yang optimal adalah lahan yang mempunyai tekstur halus liat berpasir, liat, liat berdebu, agak halus lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, dan sedang lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu, serta mempunyai kandungan bahan kasar tidak lebih dari 55 Djaenudin et al., 2000.

F. Persyaratan Penggunaan LahanPersyaratan Tumbuh Tanaman

Persyaratan tumbuh atau persyaratan penggunaan lahan diperlukan oleh masing-masing komoditas pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan mempunyai batas kisaran minimum, optimum, dan maksimum. Untuk menentukan kelas kesesuaian lahan, persyaratan tersebut dijadikan dasar dalam menyusun kriteria kelas kesesuaian lahan, yang dikaitkan dengan kualitas dan karakteristik lahan. Kualitas lahan yang optimum bagi kebutuhan tanaman atau penggunaan lahan tersebut merupakan batasan bagi kelas kesesuaian lahan yang paling sesuai S1, sedangkan kualitas lahan di bawah optimum merupakan batasan kelas kesesuaian lahan antara kelas yang cukup sesuai S2, dan atau sesuai marginal S3. Di luar batasan tersebut merupakan lahan-lahan yang secara fisik tergolong tidak sesuai N. Semua jenis komoditas, termasuk tanaman pertanian, dan perikanan berbasis lahan untuk dapat tumbuh atau hidup dan berproduksi memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu, terdiri atas energi radiasi, temperatur suhu, kelembaban, oksigen, hara, dan kualitas media perakaran yang ditentukan oleh drainase, tekstur, struktur dan konsistensi tanah, serta kedalaman efektif tanah Rayes, 2007.

G. Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Setiap satuan peta lahantanah yang dihasilkan dari kegiatan survei atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan dapat dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Data tersebut dapat digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas tertentu. Karakteristik lahan yang digunakan adalah: temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, kapasitas tukar kation liat, kejenuhan basa, pH H2O, C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, bahaya di permukaan, dan singkapan batuan Djaenudin, dkk., 2003. Karakteristik lahan yang digunakan untuk evaluasi lahan dalam penelitian ini adalah temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, KTK liat, kejenuhan basa, reaksi tanah pH, C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan dipermukaan, singkapan batuan, sumber air tawar, amplitude pasang surut dan oksigen Badan Penelitian Tanah, 2003. Temperature udara Temperatur udara merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan dalam C Badan Penelitian Tanah, 2003. Curah hujan Curah hujan merupakan curah hujan rerata tahunan dan dinyatakan dalam mm Badan Penelitian Tanah, 2003. Tekstur tanah Tekstur tanah menunjukkan perbandingan butir-butir pasir 2mm-50µ, debu 50-2µ dan liat 2µ didalam tanah. Di dalam segitiga tekstur terdapat 12 kelas tekstur di dalamnya yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu dan liat. Apabila disamping kelas tekstur tersebut tanah mengandung krikil 2mm sebanyak 20-50 maka tanah disebut sangat berkrikil Hardjowigeno, 1993. Pengelompokan kelas tekstur yang digunakan pada penelitian ini adalah : Halus : Liat berpasir, liat, liat berdebu Agak halus : Lempung berdebu, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu Sedang : Lempung berpasir sangat halus, lempung, berdebu, debu Agak kasar : Lempung berpasir Kasar : Pasir, pasir berlempung Sangat halus : Liat tipe mineral liat 2:1 Badan Penelitian Tanah, 2003 Bahan kasar Bahan kasar adalah merupakan modifier tekstur yang ditentukan oleh jumlah persentasi kerikil, kerakal, atau batuan pada setiap lapisan tanah.Bahan kasar menyatakan volume dalam dan adanya bahan kasar dengan ukuran 2 mm. Bahan kasar dibedakan menjadi : Sedikit : 15 Sedang : 15-35 Banyak : 35-60 Sangat banyak : 75 Badan Penelitian Tanah, 2003. Kedalaman tanah Kedalaman tanah menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai untuk perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi Badan Penelitian Tanah, 2003. Kedalaman tanah atau Solum tanah adalah tanah yang berkembang secara genetis oleh gaya genesa tanah artinya lapisan tanah mineral dari atas sampai sedikit dibawah batas horizon C Dharmawidjaja, 1997. Ketebalan tanah lapisan atas dan tanah bawah ini berkepentingan untuk usaha pertanian jangka panjang yang berkesinambungan sustainable agriculture. Lapisan olah yakni pada ketebalan 0-20 cm mempunyai arti yang sanngat penting, karena mengandung berbagai bahan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti bahan-bahan organik humus dan berbagai zat hara mineral. Selain itu, pada lapisan tanah tersebut hidup mikroflora dan mikrofauna atau jasad renik biologis seperti bakteri, cacing tanah berbagai serangga tanah yang masing-masing dapat menguntungkan tanah kartasapoetra,1990. Kedalaman tanah dibedakan menjadi: Sangat dangkal : 20 cm Dangkal : 20-50 cm Sedang : 50-75 cm Dalam : 75 cm Badan Penelitian Tanah, 2003. Kapasitas tukar kation tanah Kapasitas tukar kation tanah didefenisikan sebagai kapasitas tanah untuk menjerap dan mempertukarkan kation. KTK biasanya dinyatakan dalam miliekivalen per 100 gram. Kation-kation yang berbeda dapat mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menukar kation yang dijerap. Jumlah yang dijerap sering tidak setara dengan yang ditukarkan. Ion-ion divalent biasanya diikat lebih kuat daripada ion-ion monovalen, sehingga sulit untuk dipertukarkan Tan, 1998. Kejenuhan basa Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah kation-kation basa dengan jumlah semua kation kation basa dan kation asam yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Jumlah maksimum kation yang dapat dijerap tanah menunjukkan besarnya nilai kapasitas tukar kation tanah tersebut. Kejenuhan basa KB = jumlah kation-kation basa jumlah kation basa+kation asam × 100 Kation-kation basa umumnya merupakan hara yang diperlukan tanaman. Di samping itu basa-basa umumnya mudah tercuci, sehingga dengan kejenuhan basa tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut belum banyak mengalami pencucian dan merupakan tanah yang subur Hardjowigeno, 1993. pH Tanah Kemasaman tanah berakibat langsung terhadap tanaman karena meningkatnya kadar ion-ion hydrogen bebas. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik pada pH optimum yang dikehendakinya. Apabila pH jenis tanaman itu tidak sesuai dengan persyaratan fisiologisnya, pertumbuhan tanaman akan terhambat. Kemasaman tanah berakibat pula terhadap baik atau buruknya atau cukup kurangnya unsure hara yang tersedia, dalam hal ini pada pH sekitar 6,5 tersedianya unsure hara dinyatakan paling baik. Pada pH dibawah 6,0 unsur P, Ca, Mg, Mo dinyatakan buruk sekali, pada pH rendah ketersediaan Al, Fe, Mn, Bo akan meningkat, yang dapat menyebabkan keracuan bagi tanaman Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991. C-organik Kelas kandungan C-organik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kelas Kandungan C-organik Kelas C-organik Nilai Sangat randah 1 Rendah 1-2 1 Sedang 2,1-3 2 Tinggi 3,1-5 3 Sangat Tinggi 5 gambut 4 Sumber: Departemen Ilmu Tanah 2009 Kemiringan Lereng Kemiringan lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan lereng terhadap bidang horizontal, dinyatakan dengan persen dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kelas Kemiringan Lereng No Kelas Kemiringan Lereng 1. A = Datar 0 sampai 3 2. B = Landai atau berombak 3 sampai 8 3. C = Agak miring atau bergelombang 8 sampai 15 4. D = Miring atau berbukit 15 sampai 30 5. E = Agak curam atau bergunung 30 sampai 45 6. F = Curam 45 sampai 65 7. G = Sangat curam 65 Sumber: Arsyad 2006 Bahaya erosi Bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi lembar permukaan,erosi alur, dan erosi parit atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang rata-rata per tahun, dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan masih adanya horizon A. horizon A biasanya dicirikan dengan warna gelap karena relative mengandung bahan organic yang cukup banyak. Tingkat bahaya erosi tersebut disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Tingkat bahaya erosi Tingkat bahaya erosi Jumlah tanah permukaan yang hilang cmtahun Sangat ringan 0,15 Ringan 0,15-0,9 Sedang 0,9-1,8 Berat 1,8-4,8 Sangat berat 4,8 Badan penelitian tanah, 2003.

H. Kualitas Tanah