Putusan Serta Merta Dalam Hukum Kepailitan

Memang dari segi hukum belum ada yang melarang dijatuhkannya putusan Uit Voerbaar Bij Vooraad dalam perkara yang memenuhi ketentuan Pasal 180 ayat 1 HIR dan Pasal 191 ayat 1 RBg serta Pasal 332 Rv, sehingga sampai saat ini hakim masih dapat menjatuhkan putusan serta merta tersebut. Guna memproteksi hal-hal yang tidak diinginkan dimana pihak yang tereksekusi ternyata dikemudian hari menjadi pihak yang memenangkan perkara tersebut, maka Ketua Mahkamah Agung telah pula mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No.4 tahun 2001 tentang Putusan Serta merta yang isinya menekankan bahwa sebelum putusan serta merta dapat dijalankan pihak Pemohon Eksekusi diwajibkan membayar uang jaminan yang nilainya sama dengan nilai barangobyek eksekusi agar tidak menimbulkan kerugian pada pihak lain. 68

C. Putusan Serta Merta Dalam Hukum Kepailitan

Putusan serta merta merupakan putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu dan berfungsi untuk membuat suatu proses persidangan menjadi sederhana, cepat dan biaya ringan, singkatnya lembaga uitvoerbaar ini dibuat bertujuan untuk mengefesienkan beracara di pengadilan guna mempermudah pihak yang berperkara agar segera memperoleh haknya. Putusan Pengadilan Niaga atas permohonan pernyataan pailit mempunyai daya “dapat dilaksanakan terlebih dahulu” yang sering disebut putusan Uit Voerbaar Bij Vooraad . Putusan serta merta yaitu putusan yang dapat dilaksanakan atau dieksekusi 68 M. Sofyan Lubis, Putusan Serta Merta Dari Segi Hukum dan Keadilan, http:sofyanlubis.blogspot.com200807putusan-serta-merta-dari-segi-hukum-dan.html di akses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 21.00 WIB. Universitas Sumatera Utara terlebih dahulu meskipun putusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum tetap inkracht van gewijsde. 69 Hal ini dapat dilihat dari Pasal 8 ayat 7 dan Pasal 16 ayat 1 UUK, antara lain: Pasal 8 ayat 1: “Putusan atas permohonan pernyataan pailit sebagaimana dimaksud pada ayat 6 yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dan dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum”. Pasal 16 ayat 1 : “Kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan danatau pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit diucapkan meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali.” Ratio legis dari pemberlakuan putusan pailit secara serta merta adalah bahwa kepailitan pada dasarnya sebagai alat untuk mempercepat likuidasi terhadap harta- harta debitor untuk digunakan sebagai pembayaran utang-utangnya. Demikian pula, kepailitan adalah sarana untuk menghindari perebutan harta kekayaan debitor pailit dari eksekusi yang tidak legal dari para kreditor serta menghindari dari perlombaan memperoleh harta kekayaan debitor dimana akan berlaku siapa cepat akan dapat dan kreditor yang datang terlambat tidak akan kebagian harta kekayaan debitor tersebut, dan juga untuk menghindari penguasaan harta kekayaan debitor dari kreditor yang memiliki kekuatan baik kekuatan fisik maupun kekuasaan sehingga kreditor yang lemah tidak kebagian harta kekayaan debitor tersebut. 70 69 Jono, Op.cit, hal 101. 70 M. Hadi Shubhan, Op.cit, hal. 87. Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan hukum acara perdata biasa yang mengatur bahwa putusan bisa dilaksanakan jika sudah berkekuatan hukum tetap, kecuali jika ditetapkan sebaliknya yaitu putusan serta merta Uit Voerbaar Bij Vooraad, maka putusan dalam kepailitan pada prinsipnya dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun terhadap putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum. Filosofi yuridis ketentuan ini adalah bahwa oleh karena perkara kepailitan menggunakan proses pembuktian sumir, maka putusan yang ada juga dianggap mudah kemana arahnya disamping bahwa asas beracara kepailitan adalah cepat prosesnya. 71 Dalam putusan hakim tentang kepailitan ada 3 hal yang esensial yaitu: 72 1. Pernyataan bahwa si debitor pailit. 2. Pengangkatan seorang Hakim Pengawas yang ditunjuk dari Hakim Pengadilan. 3. Kurator. Dalam perkara kepailitan, yang melaksanakan putusan pailit dalam hal pengurusan danatau pemberesan terhadap harta pailit adalah Kurator bukan Ketua Pengadilan dan dalam perkara kepailitan tidak ada yang memimpin eksekusi, sebab UUK hanya menyatakan bahwa dalam melakukan pemberesan dan pengurusan harta pailit, Kurator diawasi oleh Hakim Pengawas. 73 71 Ibid, hal. 126. 72 Rahayu Hartini, Op.cit, hal. 103. 73 Parwoto Wignyosumarto, “Peran dan Tugas Hakim Pengawas”, Kepailitan dan Transfer Aset Secara Melawan Hukum, Prosiding Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum, 2004, hal. 180 Universitas Sumatera Utara Perlu diketahui bahwa dalam hal debitor atau kreditor tidak mengajukan usul pengangkatan kurator lain kepada pengadilan maka Balai Harta Peninggalan BHP bertindak selaku kurator. Kurator didampingi oleh Hakim Pengawas dapat langsung menjalankan fungsinya untuk melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit. Sedangkan apabila putusan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya upaya hukum tersebut, segala perbuatan yang telah dilakukan oleh kurator sebelum atau pada tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan maka tetap sah dan mengikat bagi debitor. 74 Pelaksanaan putusan serta merta mempunyai segi positif dan segi negatifnya. Segi-segi positif dari putusan serta merta, antara lain: 75 1. Dijatuhkan dan dilaksanakan eksekusi putusan serta merta merupakan pelaksanaan dan pengamalan asas peradilan yang bersifat sederhana, cepat dan berbiaya ringan. 2. Putusan serta merta merupakan sarana untuk mempermudah dan memperlancar proses acara jalannya peradilan. Hal ini bertalian dengan segi positif yang pertama, yakni tercapainya asas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan. 3. Putusan serta merta merupakan salah satu sarana untuk melindungi kreditor dari sikap debitor yang nakal. 74 M. Hadi Shubhan, Op.cit, hal 163. 75 Jono, Op.cit, hal. 102. Universitas Sumatera Utara Adapun segi negatifnya, jika putusan serta merta tersebut dibatalkan oleh pengadilan yang lebih tinggi maka segala tindakan hukum yang telah dijalankan sehubungan dengan putusan tersebut sulit untuk dipulihkan ke keadaan semula. Oleh karena itu, hakim yang ingin memutuskan suatu putusan serta merta, harus memegang prinsip kehati-hatian. 76 76 Ibid. Universitas Sumatera Utara BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITOR YANG TELAH DIJATUHI PUTUSAN SERTA MERTA DALAM HUKUM KEPAILITAN A. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Pengurusan Harta Pailit 1. Hakim Pengawas Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan dalam putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban pembayaran utang Pasal 1 angka 8 UUK. Pengangkatan hakim pengawas Pasal 15 ayat 1 UUK menentukan, dalam putusan pernyataan pailit harus diangkat seorang hakim pengawas yang ditunjuk oleh hakim pengadilan. Tugas hakim pengawas ialah mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit yang dilakukan kurator. 77 Dan sebelum memutuskan sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan pengurusan dan pemberesan harta pailit, Pengadilan Niaga wajib mendengar nasihat terlebih dahulu dari Hakim Pengawas. 78 Pengawasan oleh Hakim Pengawas terhadap pengurusan dan pemberesan harta pailit meliputi: 79 a Apakah kurator dalam menjalankan tugasnya tetap bergerak dalam batas- batas yang telah ditetapkan dalam undang-undang mengenai wewenangnya; b Apakah kurator bertindak untuk kepentingan harta pailit; c Apakah kurator menjalankan tugasnya dengan baik. 77 Adrian Sutedi, Op.cit, hal. 77. 78 Rahayu Hartini, Op.cit, hal. 126. 79 Kartono, Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, Jakarta: Pradnya Paramita, 1999, hal. 59. Universitas Sumatera Utara Hakim Pengawas tidak boleh ikut serta dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit, tetapi tugas pengawasan itu meliputi juga memberi nasehat dan peringatan kepada kurator. Kewenangan Hakim Pengawas menurut UUK antara lain sebagai berikut : a. Pasal 15 ayat 4 jo. Pasal 86 ayat 1 : menetapkan 2 dua surat kabar harian untuk mengumumkan ikhtisar putusan pernyataan pailit, dan menentukan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat kreditor pertama yang harus diselenggarakan paling lambat 30 tiga puluh hari setelah putusan pailit diucapkan. b. Pasal 33, memberi izin kepada kurator untuk meneruskan penjualan milik debitor atas tanggungan harta pailit, dalam rangka eksekusi yang hari penjualannya telah ditetapkan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Hasil penjualan benda milik debitor tersebut masuk dalam harta pailit dan tidak diberikan kepada pemohon eksekusi. c. Pasal 36 ayat 2, menetapkan jangka waktu pelaksanaan perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian dipenuhi, dalam hal kurator tidak memberi kepastian tentang jangka waktu kelanjutan pelaksanaan perjanjian tersebut. d. Pasal 57 ayat 3, memberikan penetapan atas permohonan pengangkatan penangguhan hak eksekusi kreditor pemegang gadai, fidusia, hak tanggungan, hipotek atau agunan atas kebendaan lainnya. Universitas Sumatera Utara e. Pasal 67 ayat 1, mendengar keterangan saksi atau memerintahkan penyelidikan oleh para ahli untuk memperoleh kejelasan tentang segala hal mengenai kepailitan. f. Pasal 86 ayat 1, menentukan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat kreditor pertama. g. Pasal 108 ayat 1, menentukan tempat penyimpanan harta pailit berupa uang, perhiasaan, efek, surat berharga lainnya. h. Pasal 113 ayat 1, menetapkan batas akhir pengajuan tagihan, batas akhir verifikasi pajak, serta hari, tanggal, waktu dan tempat rapat pencocokan utang. i. Pasal 156 ayat 1, menetapkan hari sidang pengadilan yang akan memutuskan mengenai disahkan atau tidaknya rencana perdamaian. j. Pasal 183, memerintahkan supaya kelanjutan perusahaan dihentikan. k. Pasal 185 ayat 2, memberi izin penjualan harta pailit secara dibawah tangan, dalam hal penjualan di muka umum tidak tercapai. l. Pasal 185 ayat 3, memberi izin kepada kurator melakukan tindakan terhadap semua benda harta pailit yang tidak segera atau sama sekali tidak dapat dibereskan. m. Pasal 188, memerintahkan kepada kurator untuk melakukan pembagian kepada kreditor apabila telah terdapat cukup uang tunai. Universitas Sumatera Utara n. Pasal 194 ayat 1, menetapkan hari sidang untuk memeriksa perlawanan terhadap berakhirnya tenggang waktu bagi kreditor untuk melihat daftar pembagian. o. Pasal 197, memerintahkan pencoretan pendaftaran hipotek, hak tanggungan atau jaminan fidusia yang membebani benda yang termasuk harta pailit, segera setelah daftar pembagian yang memuat pertanggung jawaban hasil penjualan benda yang dibebani menjadi mengikat. 2. Kurator Terhitung sejak tanggal putusan pernyataan pailit ditetapkan, debitor pailit tidak lagi diperkenankan untuk melakukan pengurusan atas harta kekayaannya yang telah dinyatakan pailit harta pailit. Selanjutnya pelaksanaan pengurusan dan atau pemberesan atas harta pailit tersebut diserahkan kepada kurator yang diangkat oleh Pengadilan, dengan diawasi oleh seorang Hakim Pengawas yang ditunjuk dari Hakim Pengadilan. Pengangkatan tersebut harus ditetapkan dalam putusan pernyataan pailit tersebut. Pelaksanaan pengurusan harta pailit tersebut oleh kurator bersifat seketika, dan berlaku saat itu terhitung sejak tanggal putusan ditetapkan meskipun terhadap putusan kemudian diajukan kasasi atau peninjauan kembali sebagaimana diatur pada Pasal 16 UUK. 80 Dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya kasasi atau peninjauan kembali, maka segala perbuatan yang telah dilakukan kurator 80 Ahmada Yani Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002, hal. 62. Universitas Sumatera Utara sebelum atau pada tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan sebagaiman dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1 UUK menyebutkan bahwa, kurator wajib mengumumkan putusan kasasi atau peninjauan kembali yang membatalkan putusan pailit dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling sedikit 2 dua surat kabar harian. Kurator merupakan salah satu pihak yang cukup memegang peranan dalam suatu proses perkara pailit. Karena peranannya yang besar dan tugasnya yang berat, maka tidak sembarangan orang dapat menjadi pihak Kurator. Dalam Pasal 69 UUK disebutkan, tugas Kurator adalah melakukan pengurusan dan atau pemberesan harta pailit. Karena itu pula maka persyaratan dan prosedur untuk dapat menjadi Kurator ini oleh UUK diatur secara relatif ketat. Sewaktu masih berlakunya peraturan kepailitan Zaman Belanda, hanya Balai Harta Peninggalan BHP saja yang dapat menjadi Kurator tersebut. Dalam Pasal 70 ayat 1 UUK disebutkan, yang dapat bertindak menjadi Kurator sekarang adalah sebagai berikut : a. Balai Harta Peninggalan BHP b. Kurator lainnya. Kurator lainnya sering kali diistilahkan dengan “kurator swasta”. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi kurator, yaitu: 81 a. Syarat khusus bagi kurator lain: 1 Orang perseorangan yang berdomisili di Indonesia 81 Jono, Op.cit, hal. 142 Universitas Sumatera Utara 2 Memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus danatau membereskan harta pailit, dan 3 Terdaftar pada kementerian yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan perundang-undangan. b. Harus independen c. Tidak mempunyai benturan kepentingan dengan debitor dan kreditor. d. Tidak sedang menangani perkara kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang lebih dari 3 perkara. Dalam menjalankan tugasnya Kurator sebagai pengelola harta pailit harus independen artinya Kurator yang diangkat tidak ada kepentingan baik langsung maupun tidak langsung terhadap harta pailit. Apabila debitor atau kreditor tidak mengajukan usul pengangkatan Kurator ke Pengadilan. Maka BHP bertindak selaku Kurator. Oleh karena itu, apabila diangkat Kurator yang bukan BHP, maka Kurator tersebut haruslah independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan dengan pihak debitor atau kreditor. Dalam Kode Etik Profesi Asosiasi Kurator dan Pengurus disebutkan, yang dimaksud dengan benturan kepentingan adalah keterkaitan antara Kurator atau pengurus dengan debitor, kreditor dan atau pihak lain yang dapat menghalangi pelaksanaan tugasnya dengan penuh tanggung jawab penuh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi Universitas Sumatera Utara pelaksanaan tugas kurator dan pengurus harus hindarkan. 82 Menurut Sutan Remy Sjahdeini, bahwa dianggap telah terjadi benturan kepentingan apabila terjadi antara lain hal-hal sebagai berikut : 83 a. Kurator tidak menjadi salah satu kreditur. b. Kurator tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Pemegang Saham pengendali atau dengan pengurus perseroan debitor. c. Kurator tidak memiliki saham lebih dari 10 pada salah satu perusahaan kreditor atau pada perseroan debitor. d. Kurator bukan dalam posisi sebagai pegawai, Dewan Komisaris dan Direksi dari salah satu perusahaan kreditor atau dari perusahaan debitor. Dalam menjalankan tugasnya Kurator tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitor atau salah satu organ debitor. Pada prinsipnya Kurator sudah berwenang melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit sejak adanya putusan pernyataan pailit dan Pengadilan Niaga, sungguhpun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi Pasal 16 UUK. Ini adalah konsekuensi hukum dari sifat serta merta uitvoerbaar bij vooraad dan putusan pernyataan pailit Pasal 8 ayat 7 UUK. Akan tetapi, dengan demikian, tidak berarti Kurator dapat melakukan tindakan pengurusan dan pemberesan 82 Imran Nating, Peranan Dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit, Jakarta: Raja Grafindo, 2004, hal. 65. 83 Jono, Op.cit, hal. 142. Universitas Sumatera Utara sesukanya. Untuk melakukan tindakannya, Kurator haruslah memperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut: 84 a. Apakah dia berwenang untuk melakukan hal tersebut. b. Apakah merupakan saat yang tepat terutama secara ekonomi dan bisnis untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu. c. Apakah terhadap tindakan tersebut diperlukan terlebih dahulu persetujuan atau keikutsertaan dari pihak-pihak tertentu, seperti dari pihak Hakim Pengawas, Pengadilan Niaga, panitia kreditor, debitor dan sebaginya. d. Apakah terhadap tindakan tersebut memerlukan prosedur tertentu, seperti harus dalam rapat dengan korum tertentu, harus dalam sidang yang dihadiri atau dipimpin oleh Hakim Pengawas, dan sebagainya. e. Harus dilihat bagaimana cara yang layak dari segi hukum, kebiasaan dan sosial dalam menjalankan tindakan-tindakan tertentu. Demikian, semua persyaratan administratif dan pendataan semua aset debitor sudah dilakukan, maka tugas Kurator selanjutnya yang cukup penting yaitu menjual aset. Agar hasil maksimal bisa diperoleh dalam menjual aset yang dijual dengan harga tertinggi. Selain itu, perlu dibuat prioritas, artinya tentukan mana aset yang harus didahulukan untuk dijual dan mana aset yang perlu ditahan atau disimpan lebih dahulu. Untuk itu, profesionalitas dari seorang Kurator sangat dibutuhkan, sebab kurangnya sikap hati-hati dalam mengelola harta pailit akan membawa implikasi 84 Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005, hal. 44-45. Universitas Sumatera Utara yuridis bagi Kurator sendiri. Kewenangan yang luas yang diberikan oleh UUK kepada Kurator menjadi beban tersendiri bagi Kurator agar berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya, karena para pihak yang dirugikan oleh tindakan Kurator dalam melaksanakan tugasnya dapat mengajukan tuntutan atas kerugian yang dialaminya kepada Kurator. 85 Seorang kurator mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit. Oleh karena itu, kurator juga mempunyai tanggung jawab yang cukup berat atas pengurusan dan pemberesan harta pailit yang ia lakukan. Segala perbuatan hukum yang telah dilakukan kurator dalam melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit tidak dapat dipulihkan ke keadaan semula dan mengikat terhadap semua pihak. Dalam Pasal 17 ayat 2 UUK dinyatakan secara tegas bahwa dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya kasasi atau peninjauan kembali, segala perbuatan yang telah dilakukan oleh kurator sebelum atau pada tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan tersebut tetap sah dan mengikat debitor. Setiap perbuatan kurator yang merugikan terhadap harta pailit ataupun dalam arti merugikan kepentingan kreditor, baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kurator maka kurator harus dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 72 UUK, antara lain: “Kurator bertanggung jawab terhadap kesalahankelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan danatau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit”. 85 Imran Nating, Op.cit, hal. 115-116. Universitas Sumatera Utara Kurator dalam melakukan pengurusan dan pemberesan tidak bertindak sewenang-wenang, karena apabila ada perbuatan kurator yang merugikan harta pailit, maka harta pribadi kurator turut bertanggung jawab atas perbuatan tersebut. Sebagai bentuk pertanggung jawabannya, setiap 3 tiga bulan kurator harus menyampaikan laporan kepada Hakim Pengawas mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan tugasnya Pasal 74 ayat 1 UUK. Laporan ini bersifat terbuka untuk umum dan dapat dilihat oleh setiap orang secara cuma-cuma Pasal 74 ayat 2 UUK. 86 Secara garis besar, tugas kurator dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu: a. Tahap Pengurusan Tahap pengurusan harta pailit adalah jangka waktu sejak Debitor dinyatakan pailit sampai dengan Debitor mengajukan rencana perdamaian, dimana rencana perdamaian diterima oleh Kreditor dan oleh Majelis Hakim yang mengakibatkan kepailitan diangkat, Kurator antara lain harus melakukan tindakan sebagai berikut: 1 Mendata, melakukan verifikasi atas kewajiban Debitor pailit. Verifikasi dari kewajiban Debitor pailit memerlukan ketelitian dari Kurator. Baik Debitor pailit maupun Kreditor harus sama-sama didengar untuk dapat menentukan status, jumlah dan keabsahan utang piutang antara Debitor pailit dengan para Kreditornya. 2 Mendata, melakukan penelitian aset Debitor pailit termasuk tagihan- tagihan yang dimiliki Debitor pailit sehingga dapat ditentukan langkah- 86 Jono, Op.cit, hal, 151 Universitas Sumatera Utara langkah yang harus diambil oleh Kurator untuk menguangkan tagihan- tagihan tersebut. Kurator dalam tahap ini harus melindungi keberadaan kekayaan Debitor pailit dan berusaha mempertahankan nilai kekayaan tersebut. Setiap tindakan yang dilakukan di luar kewenangannya dalam tahap ini harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Hakim Pengawas, sebagai contoh melakukan penjualan kekayaan Debitor pailit atau mengagunkan kekayaan Debitor pailit. b. Tahap Pemberesan Kurator memulai pemberesan harta pailit setelah harta pailit dalam keadaan tidak mampu membayar dan usaha Debitor dihentikan. Kurator memutuskan cara pemberesan harta pailit dengan selalu memperhatikan nilai pada waktu pemberesan. Pemberesan dapat dilakukan sebagai satu atau lebih kesatuan usaha atau atas masing- masing harta pailit. Kurator melakukan pemberesan dengan penjualan dimuka umum atau apabila di bawah tangan, dengan persetujuan Hakim Pengawas. Kurator memiliki tugas dan kewenangan dalam melaksanakan pemberesan harta pailit. Setelah dilakukan pemberesan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembagian. Kurator membagikan hasil pemberesan harta pailit kepada Kreditor sesuai dengan daftar pembagian. Kurator memiliki tugas dan kewenangan dalam melakukan pembagian harta pailit. Pengumuman tentang berakhirnya kepailitan diumumkan Kurator melalui surat kabar. Setelah berakhirnya kepailitan, Kurator harus memberikan perhitungan tanggung jawab tentang pengurusan yang telah dilakukannya kepada Hakim Universitas Sumatera Utara Pengawas. Kurator mempunyai wewenang penuh untuk melaksanakan tugasnya, namun untuk hal-hal tertentu harus memperoleh persetujuanizin melalui suatu penetapan dari Hakim Pengawas. Dalam menjalankan tugas dan kewenangan tersebut Kurator wajib memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. 3. Panitia Kreditor Panitia Kreditor adalah pihak yang mewakili para Kreditor, sehingga Panitia Kreditor tentu akan memperjuangkan segala kepentingan hukum dari pihak Kreditor. 87 Panitia kreditor keberadaannya bersifat hanya bersifat fakultatif, sebab panitia kreditor hanya dibentuk bilamana keadaan atau kepentingan harta pailit mengkehendakinya. Panitia kreditor dibedakan menjadi 2 sifat yaitu: 88 a. Panitia Kreditor Sementara dibentuk dan diangkat oleh pengadilan negeri dengan putusan pengadilan atau dengan penetapan lain. Panitia ini diambil dari para kreditor yang ada dan dikenal, dengan jumlah anggota 1 sampai 3 orang yang bertugas untuk memberi nasehat dan mendampingi kurator dalam tugasnya memeriksa keadaan harta pailit dan melakukan pencocokan kepada hakim pengawas. b. Panitia Kreditor Tetap yang dibentuk oleh Hakim Pengawas setelah pencocokan utang selesai dilakukan, atas permintaan para kreditor konkuren berdasarkan keputusan dengan suara terbanyak biasasimple majority dalam rapat kreditor. 87 Munir Fuadi, Op.cit, hal. 40. 88 Zainal Asikin, Op.cit, hal . 77-79. Universitas Sumatera Utara Tugas Panitia Kreditor sebagaimana yang dituangkan dalam Pasal 79 ayat 1 Undang-Undang Kepailitan adalah untuk memberikan nasehat kepada Kurator, akan tetapi Kurator tidak terikat dengan nasehat yang diajukan oleh Panitia Kreditor yaitu dengan jalan menyampaikannya penolakan atas nasehat tersebut pada Panitia Kreditor, untuk kemudian dimintakan kepada Hakim Pengawas tentang keputusan terhadap penolakan Kurator atas nasehat Panitia Kreditor tadi sesuai yang diatur Pasal 84. Berkaitan dengan tugasnya, Panitia Kreditor berwenang untuk meminta diperlihatkan segala buku dan surat-surat mengenai kepailitan oleh Kurator dan Kurator diwajibkan untuk memberikan segala keterangan yang dimintanya sebagaimana diatur Pasal 81. Diatur lebih lanjut dalam Pasal 82, bahwa Kurator boleh mengadakan rapat dengan panitia untuk meminta nasehat setiap waktu hak itu dianggap perlu. Pelaksanaan rapat para kreditor ini diketuai oleh Hakim Pengawas dan kehadiran Kurator dalam rapat diharuskan sebagaimana diatur Pasal 85 ayat 1 dan 2. Hakim Pengawas menetapkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat kreditor pertama paling lambat 30 hari sejak tanggal putusan pernyataan pailit ditetapkan sebagaimana diatur Pasal 86 ayat 1. Dalam jangka waktu paling lambat 3 hari terhitung sejak tanggal putusan pernyataan pailit ditetapkan, Hakim Pengawas wajib menyampaikan kepada Kurator rencana penyelenggaraan Rapat Kreditor Pertama sebagaimana diatur Pasal 86 ayat 2. Kemudian dalam jangka waktu paling lambat 5 hari terhitung putusan pernyataan pailit ditetapkan, Kurator wajib memberitahukan kepada kreditor dengan surat tercatat atau melalui kurir sesuai yang diatur Pasal 86 ayat 3 UUK. Universitas Sumatera Utara

B. Akibat Pernyataan Pailit Bagi Debitor