Kerangka Teori Perlindungan Hukum Terhadap Debitor Yang Telah Dijatuhi Putusan Serta Merta Dalam Kepailitan

demikian penelitian ini adalah asli baik dari segi substansi maupun dari segi permasalahan, sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kerangka konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping yang lain-lain seperti asas dan standar, oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan penting oleh hukum. 15 Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan problem yang menjadi bahan perbandingan dan pegangan teoritis. 16 Teori bisa dipergunakan untuk menjelaskan fakta dan peristiwa hukum yang terjadi. Tugas teori hukum ialah memberikan suatu analisis tentang pengertian hukum dan tentang pengertian-pengertian lain yang dalam hubungan ini relevan, kemudian menjelaskan hubungan antara hukum dan logika dan selanjutnya memberikan suatu filsafat ilmu dan suatu ajaran metode untuk praktek hukum. 17 Oleh karena itu, kegunaan teori hukum dalam penelitian adalah sebagai pisau analisa pembahasan tentang peristiwa atau fakta hukum yang diajukan dalam masalah penelitian. 18 Teori yang dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah teori kepastian hukum dan perlindungan hukum digunakan sebagai teori 15 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Jakarta: Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 397. 16 M. Solly Lubis, Filsafat dan Ilmu Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 1994, hal. 80. 17 B. Arief Sidarta, Meuwissen, Tentang Pengembangan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum, dan Filsafat Hukum, Bandung: Refika Aditama, 2007, hal. 31. 18 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hal. 16. Universitas Sumatera Utara pendukung. Kepastian asal katanya pasti yang artinya tentu; sudah tetap; boleh tidak; sesuatu hal yang sudah tentu. 19 Dengan adanya hukum yang baik diharapkan tercipta ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Aturan tersebut berlaku untuk semua pihak, sebagaimana yang dikemukakan oleh Budiono Kusumohanidjojo: “Dalam keadaan tanpa patokan sukar bagi kita untuk membayangkan bahwa kehidupan masyarakat bisa berlangsung tertib, damai, dan adil. Fungsi dari kepastian hukum adalah tidak lain untuk memberikan patokan bagi prilaku seperti itu. Konsekuensinya adalah hukum itu harus memiliki suatu kredibilitas dan kredibilitas itu hanya bisa dimiliki bila penyelenggaraan hukum mampu memperlihatkan suatu alur konsistensi. Penyelenggaraan hukum yang tidak konsisten tidak akan membuat masyarakat mau mengandalkannya sebagai perangkat kaedah yang mengatur kehidupan bersama. 20 Pendapat lainnya mengenai kepastian hukum dapat ditemukan dalam buku M. Yahya Harahap, yang menyatakan bahwa kepastian hukum dibutuhkan dalam masyarakat demi terciptanya ketertiban dan keadilan. “Ketidakpastian hukum akan menimbulkan kekacauan dalam kehidupan masyarakat dan setiap anggota masyarakat akan saling berbuat sesuka hati serta bertindak main hakim sendiri”. 21 Sudikno Mertokusumo mengartikan “kepastian hukum, merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan sewenang-wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu”. 22 19 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2006, hal. 847. 20 Budiono Kusumohanidjojo, Ketertiban Yang Adil Problem Filsafat Hukum, Jakarta: Grasindo, 2006, hal. 150-151. 21 M. Yahya Harahap, Pembahasan, Permasalahan, dan Penerapan KUHAP, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, hal. 76. 22 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 1988, hal. 145. Universitas Sumatera Utara Teori kepastian hukum mengandung 2 dua perngertian yaitu pertama adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa saja yang boleh dilakukan, dan kedua berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan hukum yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dilakukan oleh negara terhadap individu. Kepastian hukum bukan hanya berupa pasal-pasal dalam undang-undang melainkan juga adanya konsistensi dalam putusan hakim antara putusan hakim yang satu dengan putusan hakim lainnya untuk kasus yang serupa yang telah diputuskan. 23 Sebagai negara hukum, Indonesia harus membuktikan dirinya telah menerapkan secara nyata dari prinsip-prinsip negara hukum, yaitu kepastian hukum, menjaminmelindungi hak asasi penduduk, dan peradilan bebas karena manusia mempunyai kepentingan yaitu tuntutan perorangankompleks yang diharapkan dapat dipenuhi sesuai yang diharapkan. 24 Keinginan dari masyarakat dan para pencari keadilan justitiabelen menuntut agar penyelesaian perkara melalui pengadilan berjalan sesuai dengan asas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan. Seiring dengan pesatnya laju pembangunan dewasa ini dengan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, maka tuntutan penyelesaian perkara melalui proses berperkara yang cepat, sederhana dan biaya ringan tersebut sangatlah dibutuhkan. Tujuan dari kedua belah pihak yang berperkara di Pengadilan Negeri adalah untuk mendapatkan kekuatan 23 Petter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Kencana Pranda Media Group, 2008, hal. 158. 24 Sudikno Mertokusumo, Op,cit, hal. 1 Universitas Sumatera Utara hukum yang tetap inkracht van gewijsde, yaitu putusan yang tidak mungkin dilawan dengan upaya hukum verzet, banding, kasasi. 25 Tujuan lainnnya ialah untuk menyelesaikan perkara akibat telah terjadinya perbenturan kepentingan keperdataan antara individu. Namun praktik akhir-akhir ini yang terjadi dengan diajukannya permohonan eksekusi oleh pihak yang menang dalam perkara itu, yang biasanya memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahun- tahun. Hal ini sangat merugikan bagi para pencari keadilan, ditambah lagi dengan masalah biaya-biaya perkara yang harus dikeluarkan selama proses perkara itu berlangsung, serta belum lagi beban psikologis yang dialami oleh pihak-pihak yang berperkara itu. Suatu putusan untuk memperoleh kekuatan hukum yang tetap diakui memang sering harus menunggu waktu yang lama kadang-kadang sampai bertahun-tahun. Maka dari itu, ada sebuah ketentuan yang merupakan penyimpangan dalam hal ini, yaitu terdapat dalam Pasal 180 Ayat 1 HIRPasal 191 Ayat 1 RBg serta pasal 8 Ayat 7 UUK mengenai putusan yang pelaksanaannya dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun ada banding dan kasasi. Dengan kata lain putusan itu dapat dilaksanakan meskipun putusan itu belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Apabila terhadap putusan pailit tersebut dimintakan upaya hukum, maka masalah hukum yang terjadi biasanya muncul apabila upaya hukum tersebut yang diajukan oleh debitor dikabulkan oleh tingkat yang lebih tinggi Mahkamah Agung. 25 Ridwan Syahrani, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000, hal. 127. Universitas Sumatera Utara Dimana putusan tersebut dinyatakan debitor tidak pailit, yang menjadi permasalahan sulitnya untuk memulihkan hak debitor pailit. Akan tetapi Mahkamah Agung mengeluarkan instruksi dan beberapa Surat Edaran yang ditujukan kepada hakim Pengadilan Negeri agar dalam menjatuhkan putusan serta merta perlu dipertimbangkan dengan matang guna menghindari hal-hal yang mungkin akan menimbulkan permasalahan baru. Surat Edaran Mahkamah Agung SEMA Nomor 3 Tahun 2000 Tentang putusan serta merta Uit Voerbaar Bij Vooraad dan putusan provisionil serta SEMA Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Permasalahan putusan serta merta dan provisionil . SEMA tersebut diterbitkan oleh Mahkamah Agung guna mengatur kembali penggunaan putusan serta merta Uit Voerbaar Bij Vooraad dan putusan provisionil yang dijatuhkan majelis hakim dalam menyelesaikan perkara di pengadilan. Dengan dikeluarkannya SEMA tersebut agar tidak menimbulkan kerugian bagi pihak debitor. Teori pendukung yaitu teori perlindungan hukum. Perlindungan hukum merupakan konsep universal dari negara hukum. Perlindungan hukum diberikan apabila terjadi pelanggaran maupun tindakan yang bertentangan dengan hukum yang dilakukan oleh pemerintah, baik perbuatan penguasa yang melanggar undang-undang maupun masyarakat yang harus diperhatikannya. Pengertian dalam kata perlindungan hukum terdapat suatu usaha untuk memberikan hak-hak yang dilindungi sesuai dengan kewajiban yang harus dilakukan. 26 26 Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987, hal. 1. Universitas Sumatera Utara Perlindungan hukum terhadap rakyat terdapat 2 dua macam perlindungan hukum yaitu: 27 1. Perlindungan Hukum Preventif, yaitu kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapatkan bentuk yang definitive. Perlindungan hukum preventif mencegah terjadinya sengketa. 2. Perlindungan Hukum Represif, bertujuan menyelesaikan sengketa perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi pemerintah yang didasarkan kebebasan bertindak karena dengannya adanya perlindungan hukum preventif, pemerintah terdorong untuk bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi. Dengan pengertian demikian, penanganan perlindungan hukum bagi rakyat oleh peradilan umum di Indonesia termasuk perlindungan hukum represif. Sesuai dengan fungsi hukum sebagai perlindungan kepentingan manusia, tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan sehingga fungsi hukum kepailitan pun tidak lagi sekedar melindungi kepentingan kreditor, tetapi juga melindungi kepentingan debitor dan berbagai pihak yang terkait. Asas perlindungan hukum merupakan manifestasi kehendak masyarakat bahwa peraturan hukum norma hukum seharusnya memberikan perlindungan bagi kepentingan individu-individu dan masyarakat. Peraturan kepailitan atau UUK harus 27 Ibid, hal. 2. Universitas Sumatera Utara menunjukkan kehendak untuk melindungi kepentigan debitor, kreditor dan pihak- pihak yang terkait dengan suatu kepailitan. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 didasarkan pada beberapa asas, yaitu sebagai berikut: 28 1. Asas Keseimbangan Undang-undang ini mengatur beberapa ketentuan yang merupakan perwujudan dari asas keseimbangan, yaitu di satu pihak terdapat ketentuan yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan oleh debitor yang tidak jujur, di lain pihak terdapat ketentuan yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan oleh kreditor yang tidak beritikad baik. 2. Asas Kelangsungan Usaha Dalam Undang-undang ini, terdapat ketentuan yang memungkinkan perusahaan debitor yang prospektif tetap dilangsungkan. 3. Asas Keadilan Dalam kepailitan, asas keadilan mengandung pengertian bahwa ketentuan mengenai kepailitan dapat memenuhi rasa keadilan memenuhi rasa keadilan bagi para pihak yang berkepentingan. Asas keadilan ini untuk mencegah terjadinya kesewenang-wenangan pihak penagih yang tidak memperdulikan kreditor lainnya. 28 Adrian Sutedi, Hukum Kepailitan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hal. 9. Universitas Sumatera Utara 4. Asas Integrasi Asas integrasi dalam kepailitan mengandung pengertian bahwa sistem hukum formal dan hukum materialnya merupakan satu kesatuan yang utuh dari sistem hukum perdata dan hukum acara perdata nasional.

2. Konsepsi