Tinjauan tentang Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran muatan lokal antara lain; peduli lingkungan, peduli sosial, cinta tanah air, rasa ingin tahu, kerja keras, kreatif, serta mandiri. Ketiga, pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar. Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melaui kegiatan pengembangan diri, yang meliputi: a Pengkondisian, yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kebersihan badan dan pakaian, toilet yang bersih, tersedianya tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak di sekolah dan di dalam kelas; b Kegiatan rutin, adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat, misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik dan teman; c Kegiatan Spontanitas, merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana; d Keteladanan, merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain, misalnya nilai disiplin kehadiran guru yang lebih awal dibanding peserta didik, kebersihan, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, kerja keras dan percaya diri. Keempat, kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan merancang dan menerapkan pendekatan atau strategi pembelajaran aktif atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Beberapa pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran antara lain; pendekatan kontekstual, pendekatan saintifik, pembelajaran discovery, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek dan strategi pembelajaran lainnya yang berbasis aktivitas. Dalam kurikulum 2013 yang sarat dengan muatan karakter, kegiatan pembelajaran dirancang dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan saintifik pendekatan keilmuan. Penerapan pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar yakni; mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menalar dan mengkomunikasikan, disingkat 5M permendikbud nomor 103 tahun 2014. Pendekatan tersebut digunakan untuk menciptakan pembelajaran berbasis aktivitas, dalam hal ini peserta didik yang aktif melakukan pengamatan fakta, mengajukan pertanyaan dari apa yang diamati, mengumpulkan informasi, menalar berdasarkan informasi yang dikumpulkan, kemudian mengkomunikasikan temuanhasil pembelajarannya. Dengan demikian penerapan pendekatan saintifik dalam kegiatan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pembelajaran selain mengembangkan pengetahuan dan mengasah keterampilan juga dapat membentuk karakter peserta didik. Nilai-nilai karakter yang dapat diintegrasikan dan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran melalui penerapan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut; Tabel 3.1 Nilai Karakter yang dikembangkan dalam Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Nilai karakter yang dikembangkan Mengamati, meliputi kegiatan membaca, mendengar, menyimak, melihat tanpa atau dengan alat Kesungguhan, ketelitian, mencari informasi Menanya, meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik Kreativitas, rasa ingin tahu, kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Mengumpulkan informasi, meliputi kegiatan melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek kejadian aktivitas, wawancara dengan nara sumber Teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasimenalar, meliputi kegiatan pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan Jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan Mengkomunikasikan, meliputi kegiatan menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kelima, kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Menurut Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, kemandirian serta nilai-nilai karakter peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana diuraikan dalam Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 terdiri atas kegiatan ekstrakurikuler wajib dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik yaitu pendidikan kepramukaan. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa: a Krida, misalnya kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa LKS, Palang Merah Remaja PMR, Usaha Kesehatan Sekolah UKS, Pasukan Pengibar Bendera Paskibra, dan lainnya; b Karya ilmiah, misalnya Kegiatan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Ilmiah Remaja KIR, kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; c Latihan olah-bakat latihan olah- minat, misalnya pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya; d Keagamaan, misalnya pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat; e Bentuk kegiatan lainnya. Satuan pendidikan wajib menyusun program kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah RKS. Program kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada gugusklaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupatenkota sesuai dengan kewenangan masingmasing. Program kegiatan ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan orangtuawali pada setiap awal tahun pelajaran. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 127

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan oleh suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. 1 Adapun rencana bagi pemecahan yang diselidiki antara lain:

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 2 Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian ini menggunakan pola deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best sebagaimana dikutip oleh Sukardi, adalah: “Metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. 3 Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian kualitatif dengan pola deskriptif yang dilakukan, bermaksud 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006, h. 6. 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung,: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 9. 3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, h. 157. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Peneliti disini bertindak sebagai pengamat, peneliti hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatat dalam buku observasinya. Peneliti tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi 4 . Menurut Nawawi, metode penelitian deskriptif memiliki dua ciri pokok: 1 memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan saat sekarang atau masalah yang bersifat actual. 2 menggambarkan fakta-fakta yang tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dengan diiringi dengan intrepertasi rasional. Demikian, Penelitian yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter pada Siswa di Sekolah Inklusi Studi Penelitian di SMP Negeri 29 Surabaya ” ini termasuk kategori penelitian deskriptif kualitatif.

B. Objek Penelitian

Penentuan objek penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas objek penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah Sekolah Inklusi SMP Negeri 29 Surabaya. Sekolah ini adalah salah satu di antara beberapa sekolah di Kota Surabaya yang menyelenggarakan pendidikan inklusi. Lokasi sekolah ini berada di jalan Mayjen Prof. Moestopo Surabaya No 4 dan cukup mudah dijangkau. Sekolah ini tidak berada tepat di pinggir jalan raya, 4 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 4. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sehingga sangat kondusif untuk pembelajaran khususnya bagi anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan pengawasan yang lebih.

C. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut Sutrisno Hadi: “Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka, 5 melainkan diuraikan dalam bentuk kalimat ”. 6 Adapun data kualitatif meliputi : 1. Data tentang gambaran umum mengenai objek penelitian 2. Data lain yang tidak berupa angka. b. Sumber Data Menurut Suharsmi Arikunto mengemukakan bahwa: “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. 7 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. 1 Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak memakai perantara, data primer secara khusus dikumpulkan 5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1987, h. 66. 6 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial-Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press, 2001, h. 124. 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006, h. 129. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti 8 Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari wawancara yang dilakukan peneliti dan observasi. 2 Data sekunder, adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder disini diperoleh oleh peneliti dari literatur-literatur, kepustakaan dan sumber-sumber tertulis lainnya. Menurut Sugiyono, sumber sekunder adalah: “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”. 9

D. Kehadiran Peneliti

Dalam suatu penelitian, kehadiran peneliti sangat diperlukan. Selain itu, peneliti sendiri bertindak sebagai instrument kunci dalam penelitian. Kehadiran peneliti di lapangan terkait dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian kualitatif. Kehadiran peneliti sangat penting dalam berlangsungnya proses penelitian. Berhasil atau tidaknya penelitian ini tergantung pada kehadiran peneliti dalam proses pengamatan yang nantinya diharapkan data yang diperoleh dari lapangan adalah data yang sesuai dengan fakta dan memudahkan penulis dalam menganalisisnya... 10 Dalam penelitian ini peneliti merencanakan, melaksanakan pengumpulan data, menganalisis data, 8 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan. Manajemen, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002, h. 147. 9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 193. 10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 164.