Metode pendidikan karakter Tinjauan tentang Pendidikan Karakter

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kebiasaan yang dihadapinya setiap hari. Jika lingkungan mengajarinya dengan kebiasaan berbuat baik, maka kelak anak akan terbiasa berbuat baik dan sebaliknya jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan yang mengajarinya berbuat kejahatan, kekerasan, maka ia akan tumbuh menjadi pelaku kekerasan. Banyak perilaku yang merupakan hasil pembiasaan yang berlangsung sejak dini. Oleh sebab itu, tanggung jawab orang tua adalah memberikan lingkungan terbaik bagi pertumbuhan anak-anaknya, karena kenangan utama bagi anak-anak adalah kepribadian ayah dan ibunya. d. Menciptakan Suasana Yang Kondusif Terciptanya suasanya yang kondusif akan memberikan iklim yang memungkinkan terbentuknya karakter. Oleh karena itu, berbagai hal yang terkait dengan upaya pembentukan karakter harus dikondisikan, terutama individu-individu yang ada dilakungan itu. 70 Abdurrahman an-Nahlawi menambahkan 71 mengenai metodologi pendidikan karakter, jika kembali kepada konsep Islam, untuk membentuk karakter dari aspek kognitif, metode yang dapat digunakan adalah nasehat, cerita, ceramah dan metode dialog. Untuk membentuk aspek perasan dalam pendidikan karakter, metode yang dapat digunakan adalah metode perumpamaan amtsal dan metode tarhib dan targhib. Adapun pendidikan karakter dalam aspek perbuatan dapat digunakan metode pembiasaan 70 Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa, h. 53. 71 Abdurrahman An-Nahlawi, Ushulut Tarbiyah Islamiyah Wa Asalibiha fii Baiti wal Madrasati wal Mujtama’, Shihabuddin Penerj., Jakarta: Gema Insani Press, 1996, h. 30. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id habituasi dan ketauladanan uswahqudwah. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan satu per satu: a. Nasihat Abdurrahman al-Nahlawi sebagaimana dikutip oleh Hery Noer Aly mengatakan bahwa yang dimaksud dengan nasihat adalah penjelasan kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta menunjukkannya ke jalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat. Dalam metode memberi nasihat ini pendidik mempunyai kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada berbagai kebaikan dan kemaslahatan umat. Di antaranya dengan menggunakan kisah-kisah Qur.ani, baik kisah Nabawi maupun umat terdahulu yang banyak mengandung pelajaran yang dapat dipetik. 72 b. Qashash Kisahcerita Metode kisah dapat mendidik perasaan keimanan dengan cara membangkitkan berbagai perasaan seperti Khauf, Ridha, cinta dan mengarahkan seluruh perasaan sehingga bertumpu pada suatu puncak yaitu kesimpulan kisah, serta melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam kisah itu sehingga ia terlibat secara emosional. Dengan demikian metode kisah dapat dimanfaatkan untuk menyentuh perasan 72 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 30. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id peserta didik sehingga menguatkan keyakinannya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keimanan ibadah dan akhlak. 73 c. Ceramah Metode ceramah ialah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada siswa, sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep yang abstrak, sehingga kesan dan makna yang tersirat dalam perumpamaan tersebut, mudah difahami secara logis dan rasional. Metode ini juga cendrung memberikan motivasi kepada siswa untuk berbuat baik dan menjauhi kejahatan. Daya tarik ceramah, atau tabliqh bisa berbeda- beda, tergantung kepada siapa pembicaranya, bagaimana pribadi si pembicara itu, dan bagaimana bobot pembicaranya itu, apa prestasi yang dihasilkannya. Semua ini akan menjadi catatan yang mendasari daya tarik tabliqh yang disampaikan. Ini mengingatkan atau memberi petunjuk, bahwa jika seorang guru akan mempergunakan metode ceramah, dan ceramahnya itu ingin diperhatikan orang bahkan ceramahnya itu dijadikan pegangan hidup, maka sipenceramah atau guru itu harus mempunyai kualitas. d. Hiwar dialog Hiwar ialah percakapan silih berganti antara dua orang atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topic mengarah kepada suatu tujuan. Hiwar mempunyai dampak yang sangat dalam terhadap jiwa 73 Depag RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001, h. 22. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pendengar dan pembaca yang mengikuti topic percakapan secara seksama dan penuh perhatian. Metode dialog atau diskusi sangat diakui dalam pendidikan Islam, diskusi harus dadasarkan kepada cara- cara yang baik. Cara yang baik ini perlu dirumuskan lebih lanjut, sehingga timbullah etika berdiskusi. Misalnya tidak memonopoli pembicaraan, saling menghargai pendapat orang lain, kedewasaan pikiran dan emosi, berpandangan luas dan seterusnya. e. Targhib dan tarhib motivasi dan intimidasi Targhib berasal dari kata kerja raggaba yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Kemudian kata itu diubah menjadi kata benda targhib yang mengandung makna suatu harapan untuk memperoleh kesenangan, kecintaan dan kebahagiaan yang mendorong seseorang sehingga timbul harapan dan semangat untuk memperolehnya. Metode ini akan sangat efektif apabila dalam penyampaiannya menggunakan bahasa yang menarik dan meyakinkan pihak yang mendengar. 74 Oleh hendaknya pendidik bisa meyakinkan muridnya ketika menggunakan metode ini. Namun sebaliknya apabila bahasa yang digunakan kurang meyakinkan maka akan membuat murid tersebut malas memperhatikannya. Tarhib berasal dari rahhaba yang berarti menakut-nakuti atau mengancam. Menakut-nakuti dan mengancamya sebagai akibat melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang Allah atau akibat lengah dalam menjalankan kewajiban yang 74 Syahidin, Metode Pendidikan Qur.ani Teori dan Aplikasi, Jakarta: Misaka Galiza, 1999, h. 87. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id diperintahkan Allah. Penggunaan metode motivasi sejalan dengan apa yang ada dalam psikologi belajar disebut sebagai Law of happines atau prinsip yang mengutamakan suasana menyenangkan dalam belajar. Sedang metode intimidasi dan hukuman baru digunakan apabila metode-metode lain seperti nasihat, petunjuk dan bimbingan tidak berhasil untuk mewujudkan tujuan f. Amtsal Perumpamaan Metode amtsal dalam pendidikan Islam merupakan metode dengan memberi pelajaran kepada anak secara tidak langsung atau tidak spontan langsung. Memarahi atau menyatakan tidak senang maupun tidak memberi izin serta memberi semangat semuanya dilakukan melalui proses berfikir dan anak sendiri yang diharapkan memahaminya. Artinya kemarahan kepada anak tidak direfleksikan dengan ungkapan kasar, akan tetapi membuat sebuah perumpamaan yang mampu menggiring logika anak bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah salah. Amtsal atau perumpamaan merupakan salah satu bentuk metode yang digunakan dalam pendidikan Islam. Di samping amtsal sebagai salah satu bidang kajian dalam ilmu-ilmu al Qur’an. Dalam al Qur’an sendiri banyak ayat-ayat yang diketengahkan atau dituangkan dengan gaya bahasa perumpamaan. Hampir di setiap surah al Qur’an mengandung amtsal, maka tidak heran jika amtsal ini menjadi kajian yang amat menarik dalam ilmu bahasa arab yaitu ilmu balaghah. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id g. Habituasi pembiasaan Hebituasi atau Pembiasaan menurut M.D Dahlan seperti dikutip oleh Hery Noer Aly merupakan .proses penanaman kebiasaan. Sedang kebiasaan habit ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniform dan hampir-hampir otomatis hampir tidak disadari oleh pelakunya 75 Pembiasaan tersebut dapat dilakukan untuk membiasakan pada tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan pola pikir. Pembiasaan ini bertujuan untuk mempermudah melakukannya. Karena seseorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat melakukannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan sesuatu yang telah dibiasakan dan akhirnya menjadi kebiasaan dalam usia muda itu sulit untuk dirubah dan tetap berlangsung sampai hari tua. Maka diperlukan terapi dan pengendalian diri yang sangat serius untuk dapat merubahnya. h. Ketauladanan Metode keteladanan yaitu suatu metode pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, baik di dalam ucapan maupun perbuatan. Abdullah Ulwan misalnya sebagaimana dikutip oleh Hery Noer Aly mengatakan bahwa .pendidik akan merasa mudah mengkomunikasikan pesannya secara lisan. Namun anakakan merasa kesulitan dalam memahami pesan itu apabila pendidiknya tidak memberi contoh tentang pesan yang disampaikannya. 76 75 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, h. 23. 76 Ibid, h. 23. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Berdasarkan beberapa metode pendidikan di atas, dalam pembentukan karakter yang paling dibutuhkan adalah habituasi atau budaya pembiasaan, di mana sebuah nilai baik dapat diterapkan menjadi sebuah rutinitas sampai menjadi sebuah budaya yang sulit ditinggalkan. Selain habituasi, dalam pendidikan karakter, keteladanan menjadi sangat penting. Perilaku pendidikan akan mampu menjadi magnet bagi perilaku anak. Jadi, dalam mendidik seseorang tidak boleh begitu saja member nasehat baik kepada anak sementara dalam aktifitasnya sehari-hari tidak melakukan apa yang dia katakan. Dengan kata lain seorang pendidik harus menyelaraskan perkataan dan perbuatannya sehingga anak dengan tulus dan ikhlas mengikutinya.

11. Hambatan dalam Pendidikan Karakter

Era globalisasi yang sangat pesat dan menggemparkan membawa tantangan serius bagi dunia pendidikan. Globalisasi menyebabkan liberalisme moral, pemikiran dan perilaku yang merontokkan norma dan etika yang selama ini dijunjung tinggi. Desakralisasi moral menjadi realitas yang tidak bisa di hindari. Konservatisme dan liberalisme dijadikan musuh besar oleh globalisme. Inilah yang menjadi tanggungjawab semua komponen bangsa untuk mengembalikan nilai-nilai tradisional yang relevan dengan dunia modern yang serba instan, liberal, dan sekuler. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Menurut Arvan Pradiansyah, di abad ke 21 ini, ada empat hal yang tidak berubah dan perlu kita cermati. “Pertama, perubahan itu sendiri. Kedua, hukum alam, seperti gravitasi yang bersifat universal dan hukum win-win sama-sama menang, sebab seseorang tidak ada yang mau mengalami kekalahan. Ketiga, pilihan choice, misalnya dalam bentuk strategi, taktik, proses bisnis, dan lain sebagainya. Keempat, karakter. Berbeda halnya dengan kompetisi yang terus-menerus berubah diri waktu ke waktu. Karakter yang dituntut dari setiap orang tidak mengalami perubahan. Adapun dampak hambatan implementasi pendidikan karakter sebagai berikut: a. Pengaruh Negatif Televisi Televisi sudah menjadi kebutuhan utama keluarga. Anak-anak menjadikan televisi sebagai menu utama kegiatan sehari-hari, apalagi ketika libur sekolah. Akhirnya, pengaruh televisi menghujam kuat pada diri anak didik. Orang-orang yang mempunyai uang melengkapi fasilitas televisi dengan parabola sehingga bisa mengakses seluruh stasiun televisi luar negeri. Mereka tidak menyadari bahwa semakin luas jangkauan televisi, semakin berbahaya pula dampaknya bagi anak, karena mereka semakin luas dan bebas jangkauan mereka. Sebagaimana kita ketahui bersama, program televisi yang bersifat edukatif mendidik jumlahnya sangat terbatas. Kebanyakan program yang ditampilkan di televisi adalah rekreatif dan refreshing, yang cenderung menampilkan pornografi dan pornoaksi. Tentu, realitas ini membahayakan terhadap karakter anak-anak. Sebab, secara psikologis, mereka masih dalam tahap imitasi; meniru sesuatu yang dilihat, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id direkam, dan didengar. Sehingga dengan mudah, mereka menjadikan tontonan sebagai tuntunan. Mereka lebih percaya terhadap televisi daripada guru, orang tua, dan masyarakat. Ketika jumlah anak semacam ini semakin banyak mereka akan meciptakan lingkungan pergaulan yang kondusif bagi tumbuhnya budaya pop yang ditampilkan di televisi. Ucapan, cara berpakaian, dan sikap yang ditunjukkan akan tercerabut dari akar budaya lokal yang selama ini menjadi pegangan masyarakat. Menurut Alksman dari Universitas Los Angeles, radiasi yang terpancar dari dari layar televisi sangat berbahaya bagi organ tubuh manusia. Sinar yang terpancar dari televisi dan alat-alat elektronik rumah tangga termasuk jenis gelombang pendek. Efek pertama yang ditimbulkannya adalah sakit kepala, bila tak terlindungi dari pancaran yang lebih lama. Kemampuan berpikir seseorang pun akan tertekan, tekanan darah pun tidak normal, dan sel darah putih dalam darah akan mengalami kerusakan. Gelombang- gelombang ini akan membawa pengaruh yang kuat bagi saraf dan mengakibatkan keluhan rasa sakit. 77 b. Pergaulan Bebas Sekarang ini, pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan. Mereka berkumpul “kongko-kongko” untuk beraktualisasi dan menemukan satu hati dalam berekspresi. Dalam ilmu psikologi sosial, ketika seseorang berkumpul bersama yang lain, ekspresi yang 77 Jamal Ma’mur Asmani, Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, h. 99-101. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ditampilkan tidak mesti mencerminkan sesuatu yang ada dalam batinnya. Perilaku kelompok sangat cepat menyebar dengan gerakan refleks. Mereka merespons stimulus dengan cepat dan massif. Tanpa mempertimbangkan resiko yang akan terjadi. Perilaku sosial yang sulit dicegah membutuhkan kekuatan otoritatif, seperti aparat kepolisian dan sejenisnya. Di sinilah, kaum agamawan dan aktivis berperan untuk merancang program besar dalam menciptakan lingkungan sosial, khususnya pergaulan bebas yang islami; bernilai pengetahuan, moral, spiritual, dan berdimensi sosial budaya yang bermanfaat bagi perkembangan karakter, kepribadian, dan cita-citanya di masa depan. Lingkungan semacam ini mebutuhkan rekayasa sosial social engineering yang canggih, aplikatif, dan efektif. 78 c. Internet Internet saat ini menjadi kebutuhan utama para kaum profesional. Kaum pelajar tidak mau ketinggalan memanfaatkan teknologi super canggih tersebut. Dengan internet, seseorang bisa mengakses seluruh informasi yang ada di dunia. Dengan menguasai bahasa asing, seseorang akan melihat dunia tanpa batas. Konsumerisme membutakan mata para praktisi bisnis internet untuk terus memproduksi hal porno karena keuntungan yang diraih 78 Ibid, h. 103-104.