Pengorganisasian PROSES MANAJEMEN PEMERINTAHAN

Marita_ahdiyanauny.ac.id 2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang menjunjung tinggi HAM, hukum, dan kesetaraan 3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan layak sebagai fondasi pembangunan yang berlanjut. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan tiga misi berikut: 1. Mewujudkan Indonesia yang aman damai 2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis 3. Mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera Kemudian berdasarkan visi dan misi negara, telah ditetapkan dua strategi yaitu: a. Penataan kembali Indonesia agar tetap tegaknya NKRI atas pluralisme dan keberagaman dalam prinsip Bhinneka Tunggal Ika. b. Pembangunan Indonesia di segala bidang sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 memuat program dan kegiatan utama untuk melaksanakan misi tadi. RPJM Nasional dan Daerah, dijabarkan dalam Renstra kementrian dan lembaga nasional serta Renstra SKPD daerah yang kemudian dirinci dalam rencana kerja pemerintah RKP di tingkat nasional dan daerah untuk menentukan APBN. APBN merupakan alokasi anggaran yang ditentukan setiap tahun dalam UU. Selanjutnya dalam keputusan presiden akan ditetapkan rincian APBN.

C. Pengorganisasian

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 21 Tahun 1990, ditetapkan prinsip-prinsip pengorganisasian sebagai berikut: a. Pembagian tugas habis: tugas pokok dan fungsi pemerintah terbagi habis dalam departemen-departemen dan lembaga-lembaga bukan departemen, sehingga ada lembaga yang mengurus dan bertanggung jawab atas setiap fungsi. b. Perumusan tugas pokok dan fungsi yang jelas: tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah disusun dengan jelas sehingga dapat dihindarkan adanya duplikasi. c. Fungsionalisasi: ada organisasi yang secara fungsional bertanggung jawab atas sesuatu bidang dan tugas pemerintahan serta menentukan batas-batas kewenangannya. Marita_ahdiyanauny.ac.id d. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi: Tida ada satupun kegiatan pemerintahan yang sepenuhnya dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh satu instansi pemerintah, sehingga setiap organisasi penyelenggaraan tugas-tugas negara harus benar-benar sadar perlunya kerja sama dengan instansi lain. e. Kontinuitas: pelaksanaan kegiatan pemerintahan yang efektif dan efisien akan lebih terjamin apabila ada kontinuitas di dalam perumusan kebijakan, perencanaan, penyusunan program, dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasional. f. Prinsip lini dan staf: bentuk organisasi lini dan staf dipandang sesuai digunakan di Indonesia karena didalamnya terdapat delinisasi tugas dan fungsi di antara unit-unit organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas pokok organisasi dan unit-unit organisasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat penunjang. g. Kesederhanaan: organisasi yang efektifn adalah organisasi yang bentuknya sederhana dalam arti bahwa bentuknya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi. Sedang besar kecil organisasi ditentukan oleh beban kerja yang harus dilaksanakan. h. Fleksibilitas: aparatur pemerintah harus mampu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan di sekelilingnya. i. Pendelegasian wewenang yang jelas: perlu ada pendelegasian wewenang pelaksanaan tugas-tugas karena luasnya wilayah dan kondisi geografis serta demografis RI. j. Pengelompokan yang homogen: pengelompokan tugas harus diusahakan sehomogen mungkin. k. Rentangjenjang pengendalian: karena keetrbatasan seorang pimpinan atau atasan untuk mengadakan pengendalian terhadap bawahannya, maka perlu diperhitungkan secara rasional dalam menentukan jumlah unit atau orang yang dibawahkan oleh seorang pejabat pimpinan. l. Akordion: tugas pemerintahan, baik tugas umum pemerintahan maupun pembangunan, dapat diperluas atau dipersempit sesuai dengan beban kerja atau situasi dan kondisi yang berlaku. Hal ini juga berlaku dengan susunan organisasi pelaksanaannya. Marita_ahdiyanauny.ac.id

D. Pelaksanaan