Marita_ahdiyanauny.ac.id
Tabel IV. 1 N0
BAB Pasal
Ayat Aturan
Peralihan Tambahan
1 Sebelum
Perubah an
16 37
49 4 pasal
2 ayat
2 Setelah
Perubah an
21 73
170 3 pasal
2 pasal
Sumber: Sistem Penyelenggaraan Pemerintah NKRI,Departemen Pendidikan Nasional, 2009: 10
C. Partai Politik
Pada tahun 1939 di Hindia Belanda telah terdapat beberapa fraksi dalam
volksraad
yaitu Fraksi Nasional, Perhimpunan Pegawai
Bestuur
Bumi-Putera, dan
Indonesische Nationale Groep
. Sedangkan di luar
volksraad
ada usaha untuk mengadakan gabungan dari Partai-Partai Politik dan menjadikannya semacam
dewan perwakilan nasional yang disebut Komite Rakyat Indonesia K.R.I. Di dalam K.R.I terdapat Gabungan Politik Indonesia GAPI, Majelisul Islami Alaa
Indonesia MIAI dan Majelis Rakyat Indonesia MRI. Fraksi-fraksi tersebut di atas adalah merupakan partai politik - partai politik yang pertama kali terbentuk di
Indonesia. Selama Jepang berkuasa di Indonesia, kegiatan Partai Politik dilarang, kecuali untuk golongan Islam yang membentuk Partai Majelis Syuro Muslimin
Indonesia MASYUMI. Setelah merdeka, Indonesia menganut sistem Multi Partai sehingga terbentuk
banyak sekali Partai Politik. Memasuki masa Orde Baru 1965 - 1998, Partai Politik di Indonesia hanya berjumlah 3 partai yaitu Partai Persatuan Pembangunan,
Golongan Karya, dan Partai Demokrasi Indonesia. Di masa Reformasi, Indonesia kembali menganut sistem multi partai. Peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang Partai Politik di Indonesia sejak masa merdeka adalah: 1.
Maklumat X Wakil Presiden Muhammad Hatta 1955 2.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1959 tentang Syarat-Syarat dan Penyederhanaan Kepartaian
Marita_ahdiyanauny.ac.id
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1960 tentang Pengakuan, Pengawasan, dan
Pembubaran Partai-Partai 4.
Undang-Undang Nomor 3 tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya
5. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1985 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya 6.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik 7.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik 8.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu, DPR bersama Presiden juga
menyusun UU No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik sebagai pengganti UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik yang dianggap sudah tidak sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan perubahan ketatanegaraan. Dalam Penjelasan atas UU No. 31 Tahun 2002 diuraikan bahwa pembentukan, pemeliharaan, dan
pengembangan partai politik pada dasarnya merupakan salah satu pencerminan hak warga negara untuk berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat. Melalui
partai politik, rakyat dapat mewujudkan haknya untuk menyatakan pendapat tentang arah kehidupan dan masa depannya dalam bermasyarakat dan bernegara.
Partai politik merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem politik demokrasi. Partai politik mempunyai fungsi sebagai sarana pendidikan politik,
sosialisasi politik, komunikasi politik, dan rekrutmen politik. Melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut, partai politik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
politik masyarakat serta merekatkan berbagai golongan dalam masyarakat demi mendukung persatuan nasional, mewujudkan keadilan, menegakkan hukum,
menghormati hak asasi manusia, dan menjamin terciptanya stabilitas keamanan. Pasal 1 UU No. 31 Tahun 2002 mendefinisikan partai politik sebagai organisasi
politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan
kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan umum. Secara umum, tujuan partai politik adalah mewujudkan cita-cita nasional bangsa
Marita_ahdiyanauny.ac.id
Indonesia, mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Sedangkan tujuan khususnya adalah memperjuangkan cita-citanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
D. Pelaksanaan Pemilihan Umum