35
kemudian  adalah  saat  pedagang  menerima  sayuran  dari  petani,  pedagang  tidak langsung  membayarnya,  tetapi  masih  menunggu  setelah  sayuran  itu  laku,  yang
biasanya memakan waktu satu atau dua hari berikutnya. Sebenarnya selisih waktu antara penyerahan barang dengan penyerahan uang
pada cara bayar kemudian tidak terlalu lama, namun masih juga menimbulkan  risiko seperti  risiko  tidak  terbayar  karena  administrasi  pedagang  di  lapangan  yang  tidak
terlalu bagus, ataupun timbulnya kesulitan bagi petani yang memerlukan uang sangat mendesak  untuk  memenuhi  berbagai  macam  kebutuhan.  Sehingga  cara  pembayaran
ini sebaiknya diubah menjadi cara pembayaran tunai. Tabel 9. Distribusi responden petani menurut cara pembayaran yang diterima
Cara pembayaran Respon petani
jiwa Tunai
61 87,14
Bayar kemudian 7
10,00 Campuran
2 2,86
Jumlah 70
100,00 Sumber: Data diolah 2013
5.3.2.4  Kerjasama yang Terjalin antar Petani dan Lembaga Pemasaran
Dilihat  dari  bentuk  hubungan  yang  terjalin  dengan  pembeli,  ada  beberapa petani  sayur  yang  menjual  produknya  kepada  pembeli  yang  relatif  tetap,  sehingga
terbentuk hubungan pelanggan, tetapi lebih banyak  yang menjual produknya kepada pembeli  bebas.  Dari  70  responden  yang  diambil,  ada  48  orang  yang  menjual
produknya  kepada  pedagang  pengumpul,  31  orang  menjual  produknya  ke  pada pedagang besar dan satu orang menjual produknya ke supermarket. Bentuk hubungan
yang  terjalin  antara  petani  dengan  pedagang  pengumpul  adalah  pembeli  bebas sebanyak 37 atau 77,08 dan pembeli berlangganan sebanyak 11 orang atau sebesar
22,92  .    Bentuk  hubungan  antara  petani  dengan  pedagang  besar  adalah  pembeli bebas  sebanyak  23  orang  atau  74,19  dan  pembeli  berlangganan  sebanyak  8  orang
36
atau sebesar 25,81. Data tentang pembeli dan bentuk hubungan yang terjalin antara petani dengan pembeli selengkapnya dapat diikuti dalam tabel 10.
Tabel 10. Distribusi responden petani menurut hubungannya dengan pembeli Jenis pembeli
menjawab Bentuk hubungan
pembeli bebas Berlangganan
jiwa Jiwa
Pedagang pengumpul 48
37 77,08
11 22,92
Pedagang besar 31
23 74,19
8 25,81
Supermarkethipermarket 1
1 100,00
0,00 Sumber: Data diolah 2013
Pedagang  pengumpul  desa  umumnya  membeli  sayuran  di  rumah,  dan kemudian menjualnya ke pedagang besar di STA. Pedagang pengumpul semacam ini
terdapat  di  STA  Sewukan  dan  STA  Jetis.  Pedagang  pengumpul  yang  aktif  di  STA Ngablak umumnya membeli sayuran dari petani di rumah, dan kemudian menjualnya
kepada  pedagang  besar  juga  di  rumahnya.  Pedagang  besar  yang  aktif  di  wilayah penelitian berasal dari berbagai kota yang dekat maupun yang jauh seperti Semarang,
Solo,  Kebumen,  Jogja,  Cirebon  dan  Jakarta.  Untuk  mencari  produk,  mereka mengunjungi satu demi satu STA yang relatif berdekatan seperti Pasar Cepogo, STA
Jetis, STA Sewukan dan STA Ngablak, sampai mereka menganggap bahwa  sayuran yang  mereka  cari  sudah  diperoleh,  untuk  dijual  lagi  kepada  pedagang  pengecer  di
kota tujuan.
5.3.2.5 Pelaksanaan Fungsi Pemasaran