33
Untuk  pedagang,  cara  membeli  sayurannya  sering  memilih  lebih  dari  satu cara. Pedagang yang memilih cara beli per satuan berdasar kualitas ada 8 orang dari
10 orang sampel pedagang yang memberi jawaban atau 80 dan yang memilih cara beli  per  satuan  campuran  sebanyak  lima  orang  dari  enam  orang  yang  memberi
jawaban atau 83,33. Data selengkapnya dapat diikuti dalam tabel 7. Tabel 7.  Distribusi responden pedagang menurut cara pembelian sayuran dari petani
Cara pembelian sayuran menjawab
Jumlah pedagang jiwa
jiwa 1.  Dibeli per satuan berdasarkan kualitas
10 8
80,00 2. Dibeli per satuan campuran
6 5
83,33 3. Dibeli borongan di lahan pada saat  siap panen
5 1
20,00 Sumber: Data diolah 2013
Dari ke tiga cara pembelian  atau penjualan produk, yang terbaik adalah cara pembelianpenjualan  per  satuan  berdasarkan  kualitas.  Dengan  cara  ini  petani  sayur
akan bisa mendapatkan harga jual sesuai dengan kualitas sayuran yang dihasilkan dan pedagang  akan  mendapatkan  barang  dagangannya  sesuai  kualitas  yanag  diinginkan.
Disamping itu cara ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar mereka. Dengan demikian  cara-cara  melaksanakan  standarisasi  dan  grading  perlu  dipahami  oleh
petani sayur dan pedagang.
5.3.2.2  Lembaga penentu harga
Berdasarkan data dari lapang, ada tiga mekanisme penetapan harga jual yang terjadi  yaitu  dilakukan  sepihak  oleh  pembeli  yang  dialami  oleh  41  petani  atau
58,57,  ditetapkan  bersama  dengan  memperhatikan  fluktuasi  yang  dialami  oleh  16 orang  atau  22,86  dan  penetapan  bersama  tanpa  memperhatikan  fluktuasi  yang
dialami 30 petani atau 42,86. Data selengkapnya dapat diikuti dalam tabel 8. Harga jual sayur yang diterima petani merupakan salah satu unsur yang sangat
penting  yang  akan  mempengaruhi  pendapatan  petani  dari  usahataninya,  disamping tingkat  produksi  dan  harga  sarana  produksi.  Sama  halnya  dengan  petani,  pedagang
34
juga memperhatikan harga beli, dan pedagang berkepentingan dengan harga beli yang rendah.  Karena  kedua  pihak  ini  sama-sama  berkepentingan  dengan  harga,  maka
mekanisme  penetapan  harga  perlu  mendapat  perhatian.  Penetapan  harga  yang dilakukan secara sepihak oleh pedagang adalah tidak adil karena kepentingan petani
kurang  mendapat  perhatian.  Petani  bisa  merasa  sangat  dirugikan  karena  harga  yang terjadi bisa tidak seimbang dengan biaya produksi yang dikeluarkan, dan petani tidak
bisa mengelak karena produk sayuran kualitasnya cepat menurun,  sehingga terpaksa petani  harus  segera  menjualnya  berapapun  harga  jual  yang  akan  diterima.  Dengan
memperhatikan jumlah  petani  yang  mengalami  penetapan  harga  secara  sepihak  oleh pembelinya, maka masih dipandang perlu untuk melakukan advokasi terhadap petani.
Tabel  8.  Distribusi  Responden  Petani  Menurut  Mekanisme    Penetapan  Harga  yang terjadi
Mekanisme Penetapan Harga menjawab
Respon Petani jiwa
jiwa 1.   Ditetapkan secara sepihak oleh pembeli
70 41
58,57 2.
Ditetapkan berdasarkan
kesepakatan bersama  tanpa  memperhitungkan  fluktuasi
harga yang terjadi di pasar 70
16 22,86
3. Ditetapkan
berdasarkan kesepakatan
bersama  dan  memperhitungakan  fluktuasi harga yang terjadi di pasar
70 30
42,86
Sumber: Data diolah 2013 5.3.2.3  Sistem Pembayaran
Petani  menerima  pembayaran  sayuran  yang  dijual  dengan  berbagai  macam cara yaitu: cara tunai, cara bayar kemudian dan campuran. Yang paling banyak terjadi
adalah petani menerima pembayaran dengan cara tunai yakni sebanyak 61 orang atau sebanyak  87,14,  yang  menerima  bayar  kemudian  sebanyak  7  orang  atau  10  dan
campuran sebanyak 2 orang atau 2,86. Datanya dapat diikuti dalam tabel 9. Pembayaran  dengan  cara  tunai  adalah  petani  akan  langsung  mendapat
uangnya ketika menyerahkan sayurannya kepada pedagang, sedang cara pembayaran
35
kemudian  adalah  saat  pedagang  menerima  sayuran  dari  petani,  pedagang  tidak langsung  membayarnya,  tetapi  masih  menunggu  setelah  sayuran  itu  laku,  yang
biasanya memakan waktu satu atau dua hari berikutnya. Sebenarnya selisih waktu antara penyerahan barang dengan penyerahan uang
pada cara bayar kemudian tidak terlalu lama, namun masih juga menimbulkan  risiko seperti  risiko  tidak  terbayar  karena  administrasi  pedagang  di  lapangan  yang  tidak
terlalu bagus, ataupun timbulnya kesulitan bagi petani yang memerlukan uang sangat mendesak  untuk  memenuhi  berbagai  macam  kebutuhan.  Sehingga  cara  pembayaran
ini sebaiknya diubah menjadi cara pembayaran tunai. Tabel 9. Distribusi responden petani menurut cara pembayaran yang diterima
Cara pembayaran Respon petani
jiwa Tunai
61 87,14
Bayar kemudian 7
10,00 Campuran
2 2,86
Jumlah 70
100,00 Sumber: Data diolah 2013
5.3.2.4  Kerjasama yang Terjalin antar Petani dan Lembaga Pemasaran