Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

karena unsur ini biasanya dapat mengundang pembaca memvisualisasikan apa yang terjadi dalam fiksi tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Eka Yunia Wardani, mahasiswa jurusan PBSI yang berjudul “Kebiasaan Membaca Sastra Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri di Kabupaten Wonosobo”. Persamaan penelitian Eka Yunia Wardani dengan penelitian ini terdapat pada variabel penelitian isinya, yaitu kebiasaan membaca atau minat baca. Perbedaan penelitian Eka Yunia Wardani dengan penelitian ini yaitu subjek penelitian. Wardani menggunakan subjek penelitian pada guru, sedangkan penelitian ini menggunakan subjek penelitian pada siswa. Penelitian selanjutnya adalah penelitian Dewi Purnamasari, penelitian mahasiswa PBSI UNY ini yang berjudul “Hubungan antara Kebiasaan Membaca dengan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Kalasan, Sleman”. Persamaan penelitian Dewi Purnamasari dengan penelitian ini terdapat pada variabel penelitian isinya, yaitu kebiasaan membaca atau minat baca, dan pada sampel yang digunakan yakni siswa. Perbedaan penelitian Dewi Purnamasari dengan penelitian ini yaitu metode penelitian yang digunakan. Dewi Purnamasari menggunakan metode penelitian ex-post facto dengan analisis korelasional

C. Kerangka Pikir

Menurut Bloom dan Piaget dalam Rahim , 2005:20 membaca bersumber dari kognitif. Ranah kognitif berkaitan dengan pemahaman, interpretasi, asimilasi. Padahal, ranah kognitif bersumber dari ranah afektif. Ranah berkaitan dengan minat, rasa percaya diri, pengontrolan perasaan negatif, serta penundaan dan kemauan untuk mengambil resiko. Kesimpulan dari pernyataan-pernyataan tersebut bahwa ternyata minat juga menjadi salah satu sumber dalam proses memahami, menginterpretasi dan mengasimilasi dalam membaca. Menurut Rahim 2005:28 minat baca merupakan keinginan yang kuat yang disertai usaha-usaha seorang untuk membaca. Minat baca yang kuat diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran diri. Minat membaca merupakan faktor pendorong bagi siswa untuk membaca karya sastra. Membaca karya sastra perlu minat yang kuat karena di dalamnya terdapat proses pemahaman yang mendalam. Memahami karya sastra berbeda sekali dengan memahami bacaan lain seperti koran, majalah, buku pejaran dan lain-lain. Memahami karya sastra tidak dengan proses skimming dan scanning. Memahami sastra memerlukan penghayatan, pengenalan bahasa denotatif, dan berbagai unsur pembentuk cerita tersebut.

D. Pertanyaan Penelitian