Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Strategi dan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

21 Menurut Johanes 2000 : 20 kemiskinan adalah suatu keadaan di mana hidup manusia serba kekurangan, atau dengan bahasa lazim “tidak berharta benda”. Sedang menurut Menurut Chavchay Syaifullah 2009 : 11 menyatakan bahwa kemiskinan secara sederhana berarti kondisi atau keadaan tidak berharta, dan serba kekurangan. Kemudian Sulistiyani 2004 : 17 menjelaskan bahwa : “definisi umum tentang kemiskinan adalah bilamana masyarakat berada pada suatu kondisi yang serba terbatas, baik dalam aksesibilitas, pada faktor produki, peluang atau kesempatan berusaha, pendidikan, fasilitas hidup lainnya, sehingga dalam setiap aktivitas maupun usaha menjadi sangat terbatas”. Dari ketiga definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa kemiskinan adalah suatu keadaan standar tingkat kehidupan yang rendah, baik dari kondisi ekonomi, kesempatan dalam berusaha, dan akses sehingga kehidupannya serba terbatas. Dari segi ekonomi mencakup kekurangan materi, kemudian dari segi kebutuhan sosial mencakup eksklusi keterkucilan sosial, ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat termasuk rendahnya pendidikan dan akses informasi. Secara konseptual Chavchay Saifullah 2009 : 18 mengungkapkan bahwa kemiskinan merupakan konsep yang bermatra multidimensional. Konsep multidimensional menunjukkan bahwa dimensi kemiskinan terkait dengan aspek ekonomi, politik, dan sosial psikologis sseperti pemahaman di atas. Aspek-aspek ini memiliki keterkaitan satu sama lain dalam dinamika konseptual mengenai kemiskinan. Berikut Chavchay Saifullah 2009 : 18-19 secara lebih lanjut menjelasan konsep kemiskinan berdasar aspek-aspek tersebut : 22 “Dalam konteks ini secara ekonomi kemiskinan didefinisikan sebagai kekurangan sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang atau individu. Aspek ekonomi lebih ditentukan oleh sumber daya, basis-basis produksi, dan produktivitas kerja seseorang dalam menghasilkan uang, modal, dan jaringan. Secara politik, kemiskinan dilihat dari tingkat akses terhadap kekuasaan power dan posisi lemah dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini kekuasaan merupakan tatanan sistem politik yang dapat menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan sumber daya. Kemudian kemiskinan secara sosial psokologis merujuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan menigkatkan produktivitas. Dimensi kemiskinan ini dapat diartikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat. Faktor-faktor penghambat tersebut meliputi faktor internal yaitu dari diri si miskin itu sendiri kemiskinan budaya dan juga faktor eksternal yang datang dari luar kemampuan seseorang, seperti birokrasi atau model kemiskinan struktural”. Bagi mereka yang tergolong miskin, kemiskinan merupakan sesuatu yang nyata ada dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal tersebut disebabkan mereka merasakan dan menjalani sendiri bagaimana hidup dalam kemiskinan. Kesadaran akan kemiskinan yang mereka miliki itu, baru terasa pada waktu mereka membandingkan kehidupan yng mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang tergolong mempunyai tingkat kehidupan sosial dan ekonomi yang lebih tinggi. Kemiskinan akan tumbuh subur dalam situasi dimana perilaku atau sikap dan cara pandang masyarakat yang belum berdaya, sehingga terus bergantung pada lingkungannya atau bahkan orang-orang disekitarnya. Makna “belum berdaya” di sini bukan hanya bagi si miskin, namun juga ketidakberdayaan kondisi kelembagaan pimpinan masyarakat yang tidak 23 mengakar dan tidak dapat dipercaya, yang kemudian menyebabkan ketidakadilan dalam birokrasi.

b. Kategoritatif Kemiskinan

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang

2 51 121

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI

0 3 2