85
penghambat dari pelaksanaan program PNPM MP melalui LKM Karya Buana di Desa Patalan adalah sebagai berikut :
a. Faktor pendukung secara internal yaitu adanya orang-orang yang
berjiwa soaial yang aktif, jadi beberapa anggota Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM serta UP-UP ada yang terus aktif
melaksanakan program kerja meski SDM terbatas. b.
Faktor pendukung secara eksternal yaitu adanya partisipasi masyarakat dan juga Kepala Dusun yang cukup antusias menyambut
kegiatan dan program PNPM-MP, mulai dari kegiatan pemeetaan swadaya, pembentukan KSM, pelaksanaan program sampai kegiatan
monitoring dan evaluasinya. Kemudian adanya BLM Bantuan Langsung Masyarakat dari pemerintah pusat.
c. Faktor penghambat secara internal yaitu kondisi kelembagaan di
Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM Karya Buana dimana tidak semua anggota aktif berpartisipasi dalam kegiatan. Terlebih
adanya kekosongan posisi Unit Pengelola Sosial UPS, sehimgga bila ada kegiatan di unit ini yang mengawasi adalah anggota LKM yang
menjadi pokja UPS dengan bekerjasama dengan masyarakat atau Kelompok Swadaya Masyarakat KSM.
d. Faktor penghambat secara eksternalnya yaitu kurangnya partisipasi
beberapa Kepala Dusun dan kerjasama Pemerintah Desa Patalan.
C. Pembahasan
86
1. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat “Karya Buana” di Desa Patalan dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses di mana masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber
daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan perikehidupan mereka. Pemberdayaan masyarakat
juga merupakan proses siklus terus-menerus, proses partisipatif di mana anggota masyarakat bekerja sama dalam kelompok formal maupun
informal untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta berusaha mencapai tujuan bersama. Jadi, pemberdayaan masyarakat lebih
merupakan suatu proses Moh. Ali Aziz. dkk, 2005 : 136. Substansi dasar proses pemberdayaan masyarakat dititik beratkan
pada memulihkan dan melembagakan kembali capital social yang dimiliki masyarakat, yakni dengan mendororng masyarakat agar mampu
meningkatkan kepedulian dan kesatuan serta solidaritas sosial untuk bahu membahu dan bersatu padu menanggulangi masalah kemiskinan di
wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan, dengan bertumpu pada nilai universal kemanusiaan, kemasyarakatan dan pembangunan berkelanjutan.
Oleh karena itu siklus pelaksanaan program PNPM Mandiri perkotaan adalah siklus kegiatan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat di
Desa atau kelurahan setempat.
87
Tahapan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan PNPM – MP dan terbentuknya Lembaga
Keswadayaan Masyarakat LKM di Desa Patalan adalah melalui proses atau tahapan siklus pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di
kelurahan setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan prinsip dasar yang dianut dalam melaksanakan siklus ditingkat kelurahan,
Program nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan PNPM- MP pada dasarnya dilaksanakan melalui tahapan atau siklus tahunan yang
terdiri dari tiga tahap yaitu :
a. Siklus 1
Siklus 1 adalah tahun pertama PNPM-MP mulai diperkenalkan di suatu Kelurahan atau Desa. Berikut adalah rincian kegiatan pada
siklus 1 ini sebagai berikut : 1.
Sosialisasi dengan warga dan rembug kesiapan Masyarakat RKM
Pada tahap awal datangnya PNPM di Desa Kelurahan Patalan, team fasilitator PNPM bekerjasama dengan pemerintah
Desa serta kepala Dusun melakukan sosialisasi tentang PNPM kepada masyarakat. Pilihan bebas masyarakat untuk menerima
atau menolak PNPM MP yang didasari pemahaman konsep, substansi dan tahapan siklus PNPM dengan segala
88
konsekuensinya. Tujuan dari sosialisasi awal dan rembug kesiapan warga ini adalah untuk mendapatkan gambaran
dinamika social masyarakat, menyebarluaskan informasi tentang akan adnya program PNPM-MP di kelurahan Patalan,
membangun komitmen masyarakat untuk menerima atau menolak PNPM-MP dengan segala konsekwensinya, serta mendapatkan
relawan yang mampu memfasilitasi dan mengawal program PNPM-MP di kelurahan Patalan.
2. Refleksi Kemiskinan
Definisi umum tentang kemiskinan adalah bilamana masyarakat berada pada suatu kondisi yang serba terbatas, baik
dalam aksesibilitas, pada faktor produki, peluang atau kesempatan berusaha, pendidikan, fasilitas hidup lainnya, sehingga dalam
setiap aktivitas maupun usaha menjadi sangat terbatas Sulistyani, 2004 : 17.
Refleksi kemiskinan merupakan kegiatan dimana masyarakat meninjau kembali faktor-faktor penyebab kemiskinan
di daerah mereka Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat bahwa persoalan kemiskinan
penyebab utama lunturnya moral. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pentingnya
refleksi kemiskinan ini untuk dapat mengetahui akar penyebabnya