Peran kader posyandu di Puskesmas Helvetia Medan tahun 201

Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa dari 45 responden didapatkan 19 42,3 kader berperan aktif dengan 16 35,6 status imunisasi campak tercapai dan 3 6,7 status imunisasi tidak tercapai. Sedangkan kader yang berperan tidak aktif 26 57,8 dengan 11 24,2 status imunisasi tercapai dan 15 33,3 status imunisasi tidak tercapai. Hasil analisa Fisher’s Exact pada tabel kontigensi dengan derajat df = 1 dan tingkat signifikansi α sebesar 0,05, didapatkan hasil bahwa nilai Fisher’s Exact hitung 6,380 dan nilai Fisher’s Exact tabel 3,481 Pada analisa Fisher’s Exact Ho ditolak jika Fisher’s Exact hitung Fisher’s Exact tabel, atau p-value signifikan α. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher’s Exact dengan taraf signifikan 5 0,05 perhitungan diperoleh Fisher’s Exact hitung 6,380 Fisher’s Exact tabel 3,481 dan p-value 0,012 α 0,05. Sehingga hasil yang didapat adalah p 0,05 maka ha diterima. Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan peran kader posyandu dengan status imunisasi campak di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Peran kader posyandu di Puskesmas Helvetia Medan tahun 201

Berdasarkan penelitian diperoleh data bahwa peran kader posyandu di Puskesmas Helvetia Medan adalah mayoritas jawaban responden ibu yang mempunyai bayi usia 10-11 bulan kader yang berperan aktif sebanyak 19 42,2 kader berperan cukup 15 33,3 dan kurang aktif 11 24,4. Hal ini sesuai dengan komponen pertanyaan dimana responden menjawab pilihan benar tentang Universitas Sumatera Utara kader yang melakukan penyuluhan imunisasi 38 84,4, penyuluhan saat kunjungan 37 82,2 tetapi masih ada kader yang terlambat 21 46,7. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prang 2012 keaktifan kader posyandu yaitu terdapat 62 kader posyandu yang aktif dan 38 kader posyandu yang kurang aktif. Banyak faktor yang mempengaruhi kader untuk aktif yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari luar kader posyandu maupun faktor dari dalam kader posyandu. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Setyarini 2012 partisipasi kader dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor masyarakat, faktor tokoh masyarakat dan faktor petugas puskesmas. Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat dalam memotivasi kader agar dapat terus berpartisipasi secara aktif. Faktor dari luar yang mempengaruhi kader yaitu pekerjaan dari kader, karena tugas kader bukan hanya satu kali dalam satu bulan tapi diluar jam jadwal kegiatan posyandu, kader bertugas mengunjungi peserta posyandu. Serta faktor yang mempengaruhi peran serta kader posyandu dari dalam adalah tingkat pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan informal yang pernah ditempuh dan dapat memotivasi kader dalam prilaku. Sejalan dengan pendapat Sinaga 2012 upaya meningkatkan peran serta masyarakat antara lain melalui sistem pengkaderan. Kader posyandu melakukan tugas secara sukarela, secara umum memiliki motivasi dalam dirinya yaitu kepedulian akan kesehatan di masyarakat, sehingga tanpa memperoleh kompensasi kader tetap setia melakukan tugasnya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prang 2012 menunjukkan bahwa 78,8 kader Posyandu yang aktif dengan kategori motivasi yang baik dan 63,6 kader posyandu yang kurang aktif dengan kategori motivasi yang kurang baik sebagai kader posyandu. Perhitungan korelasi menggunakan chi-square test dengan nilai p value 0,002 artinya terdapat hubungan antara motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu. Menurut pendapat Rahman 2008 pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan. Untuk mempengaruhi orang lain, baik inividu atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Tingkat pendidikan yang cukup merupakan dasar pengembangan wawasan serta sarana untuk memudahkan seseorang untuk menerima pengetahuan, sikap, dan perilaku baru. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harisman 2012 menunjukkan 83,3 berpendidikan tinggi dengan berperan aktif dan 79,5 berpendidikan rendah dengan berperan tidak aktif dengan hasil nilai p = 0,005 yaitu ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap keaktifan kader posyandu. Kader merupakan perpanjangan tangan dari masyarakat ke pemerintah atau pemerintah ke masyarakat. Program pemerintah dapat berjalan baik tidak terlepas dari peran serta kader terutama program kesehatan yang mencakup banyak hal salah satunya adalah program imunisasi campak.

2. Status imunisasi campak di Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014