HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI VIRUS DAN BAKTERI (Studi korelasi kelas X SMAN 1 Way Tuba, Way Kanan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

(1)

(2)

ii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA

MATERI VIRUS DAN BAKTERI

(Studi korelasi kelas X SMAN 1 Way Tuba, Way Kanan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

Repa Septia Ratiana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara minat dan motivasi belajar dengan hasil belajar biologi siswa. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tuba yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa angket untuk mengukur minat dan motivasi belajar, serta tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji prasarat yaitu uji linieritas, selanjutnya dengan uji korelasi bivariat (pearson correlation) dan uji korelasi ganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: hasil analisis data menggunakan uji korelasi bivariat (pearson correlation) ada hubungan antara minat dan hasil belajar biologi siswa sebesar 0,628, hubungan tersebut tergolong kuat. Ada hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar biologi siswa sebesar 0,716,


(3)

iii

belajar dengan hasil belajar biologi siswa sebesar 0,817, hubungan tersebut tergolong sangat kuat. Sehubungan dengan itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara minat yang dengan hasil belajar dan motivasi belajar yang dimiliki siswa dengan hasil belajar, semakin baik minat dan motivasi belajar siswa maka semakin baik hasil belajar yang diperoleh siswa.


(4)

(5)

(6)

(7)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 7

C. Tujuan Penelitian ... .. 7

D. Manfaat Penelitian ... .. 8

E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 8

F. Kerangka Pikir ... .. 9

G. Hipotesis ... ... .. 11

H. Hipotesis Statistik ... .. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Minat Belajar Siswa ... 13

B. Motivasi Belajar Siswa ... 16

C. Hasil Belajar Siswa ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

C. Metode Penelitian... 30

a. Prapenelitian ... 31

b. Pelaksanaan penelitian ... 31

D. Teknik Pengumpulan data ... 32

a. Angket ... 32

b. Tes pengukuran ... 33

E. Teknik Analisis Instrumen, Data, dan Rencana Pengujian Hipotesis ... 33

a. Analisis Instrumen ... 33

b. Teknik Analisis Data ... 36

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43


(8)

xiii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN 1. Kisi- Kisi Angket ... 65

2. Kuesioner Angket ... 66

a. Angket Minat ... 67

b. Angket Motivasi ... 69

3. Kisi- Kisi Soal ... 73

4. Jawaban Soal ... 76

5. Rubik Penilaian Soal ... 79

6. Analisis Validitas Angket Minat ... 81

7. Analisis Reliabilitas Angket Minat ... 85

8. Analisis Validitas Angket Motivasi ... 87

9. Analisis Reliabilitas Angket Motivasi ... 93

10. Data Hasil Belajar ... 96

11. Data Rekapitulasi X1, X2, dan Y ... 99

12. Analisis Butir Soal ... 102


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap,bahkan yang meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan Aswan, 1996: 11).

Usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar (Sardiman, 2012: 25). Sedangkan definisi mengajar adalah usaha

mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa (Hamalik, 2004:48).

Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan (Djamarah dan Aswan, 1996: 33). Tujuan umum pengajaran/pembelajaran adalah hasil belajar siswa setelah selesai belajar, dan dirumuskan dengan suatu pernyataan yang umum (Sardiman, 2012: 69).


(10)

Ada dua faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar, yaitu faktor internal (yang berasal dari dalam diri) dan faktor eksternal (yang berasal dari luar diri). Faktor internal terdiri atas kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, serta cara belajar. Faktor eksternal terdiri atas keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar (Dalyono, 1997: 55).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya minat dan motivasi siswa.

Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) (Djaali, 2008: 101). Timbulnya motivasi oleh karena seseorang merasakan sesuatu kebutuhan tertentu dan karenanya perbuatan itu terarah kepada pencapaian tujuan tertentu pula dan apabila tujuan telah tercapai maka ia akan merasa puas (Hamalik, 2004: 159).

Minat adalah perasaan suka terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan pengerjaannya (Slameto dalam Djaali, 2008: 121). Minat yang baik dan disadari oleh siswa terhadap bidang pelajaran akan menjaga siswa sehingga siswa bisa menguasai pelajaran, pada akhirnya siswa bisa

mendapatkan hasil belajar yang baik (Djaali, 2008: 122). Dalyono (1997: 56) mengemukakan bahwa minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari, besarnya minat dapat mencapai tujuan yang diminati.

Di antara kedua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal lebih dominan dan menentukan 70% hasil belajar dibandingkan


(11)

dengan faktor lingkungan yang hanya berkontribusi 30% dalam

mempengaruhi hasil belajar Clark (dalam Sudjana,2005: 183). Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang diketahui berhubungan erat dengan hasil belajar, motivasi yang tinggi dapat menyebabkan tingginya hasil belajar.

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa setelah menempuh proses belajar. Hasil belajar dapat dibagi ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.Ranah kognitif merupakan ranah yang berhubungan dengan intelektualitas seseorang.Ranah tersebut biasanya diukur menggunakan instrumen berupa tes.Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berhubungan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak yang dimiliki seseorang. Pengukuran pada ranah psikomotorik sering dilakukan dengan cara observasi. Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan budi pekerti seseorang.Ranah tersebut merupakan ranah yang relevan dengan tujuan pendidikan yaitu terkait dengan perubahan tingkah laku. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif merupakan ranah yang paling dominan sering menjadi tolak ukur instan atas keberhasilan siswa dalam proses belajar(Suprijono, 2010: 22).

Hasil belajar pada penelitian ini mengacu pada hasil belajar materi virus dan bakteri. Virus berasal dari bahasa latin virulae yang artinya ‘menular’. Virus merupakan substansi aseluler (tubuh tidak berupa sel), karena hanya memiliki kapsid (selubung yang berfungsi sebagai dinding) dan asam nukleat, tetapi tidak memiliki inti sel, sitoplasma, dan membran sel. Ukuran virus sangat kecil, sehingga disebut juga mikroba atau mikroorganisme (Johnson dan


(12)

smith, 1972: 130). Virus disebut benda mati karena virus lebih dominan mempunyai ciri-ciri sebagai benda mati daripada ciri-ciri makhluk hidup. Virus berbentuk seperti molekul atau partikel yang disebut virion. Tetapi virus juga menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup karena virus mempunyai materi genetik berupa asam nukleat yang terdiri dari dari ADN (Asam Deoksiribo Nukleat) atau ARN (Asam Ribo Nukleat), serta dapat melakukan

perkembangbiakan yang dinamakan replikasi (Johnson dan Smith, 1972: 129).

Bakteri Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat tempatkritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang hidup di tempat yang panas atau asam, di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut. Menurut para ahli, Archaebacteria dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu metanogen, halofil ekstrim, dan termofil ekstrim (termoasidofil). Secara struktural, kelompok prokariotik ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA-polimerase sehingga lebih mirip eukariotik, dan plasmanya mengandung lipid dengan ikatan ester (Johnson dan smith,1972: 112). Bakteri Eubacteria memiliki struktur yang berbeda dengan

Archaebacteria dalam hal dinding selnya terdiri dari peptidoglikan,

ribosomnya hanya mengandung satu jenis RNA-polimerase, dan membran plasmanya mengandung lipid dengan ikatan ester. Eubacteria merupakan kelompok bakteri sejati, merupakan mikroorganisme prokariotik yang hidup kosmopolit. Walaupun bakteri bersel tunggal, tetapi bakteri mempunyai beberapa bentuk yaitu bulat (coccus), batang (basilus), dan berbentuk spiral


(13)

(spirila). Ketiga bentuk dasar bakteri tersebut masih memilikibeberapa modifikasi (Widayati, Rochmah, dan Zubedi, 2011: 37).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Way Tuba didapat rata- rata nilai ulangan biologi siswa yaitu 45,5 sedangkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70, dan hanya 30% siswa yang dapat mencapai KKM. Oleh karena itu masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hasil wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 1 Way Tuba menunjukkan bahwa saat proses pembelajaran siswa cenderung tidak

mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru, siswa memilih untuk mengobrol dengan teman sebangkunya dibanding mendengarkan penjelasan guru, selain itu siswa juga jarang bertanya kepada guru tentang pelajaran biologi baik saat di kelas maupun di luar kelas. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan beberapa siswa, siswa beranggapan bahwa pelajaran biologi pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dipahami. Siswa malas mengikuti pelajaran tersebut, yang artinya memiliki minat yang rendah, mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh tidak mencapai KKM.

Diduga yang terjadi pada siswa di SMA Negeri 1 Way Tuba disebabkan oleh faktor internal yaitu kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar. Kesadaran siswa sangat kurang untuk mengetahui pentingnya ilmu biologi. Rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang diajarkan juga kurang, sehingga membuat hasil belajar siswa menjadi rendah. Pada dasarnya di dalam suatu proses pembelajaran minat dan motivasi menjadi landasan utama siswa untuk


(14)

mencapai keberhasilan siswa.Minat yang baik dan disadari oleh siswa

terhadap bidang pelajaran akan menjaga siswa sehingga siswa bisa menguasai pelajaran, pada akhirnya siswa bisa mendapatkan hasil yang baik (Djaali, 2008: 122).

Hasil penelitian Arini (2008: 60) menunjukkan bahwa motivasi lebih kuat berpengaruh terhadap hasil belajar dibandingkan intelegensi. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Yuliani (2012: 45), hasil penelitian yang diperoleh yaitu ada hubungan positif yang signifikan antara minat dan

motivasi dengan hasil belajar dan kriteria hubungan antara minat dengan hasil belajar yang tinggi yaitu 84,64%.

Menurut hasil penelitian Haryanto (2011: 3) menunjukkan ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Semakin baik motivasi belajar maka akan semakin baik hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup. semakin baik minat belajar siswa maka akan semakin baik hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup.

Proses pembelajaran berlangsung efektif jika guru berusaha dengan baik untuk menjalankan tujuan sebagai guru dan siswa. Sebesar apapun usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran, tidak akan berhasil jika siswa tidak

memberikan respon positif terhadap apa yang diberikan oleh guru, sehingga suasana kelas tidak akan hidup, akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai (Arikunto,2008: 25).


(15)

Berdasarkan uraian diatas, diduga ada hubungan antara minat dan motivasi yang mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga akan dilakukan penelitian mengenai hubungan antara minat dan motivasi dengan hasil belajar biologi siswa yang dilakukan dikelas X SMA Negeri 1 Way Tuba semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat ditentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hubungan antara minat dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMAN 1 Way Tuba?

2. Bagaimanakah hubungan antara motivasi dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMAN 1 Way Tuba?

3. Bagaimanakah hubungan antara minat dan motivasi dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMAN 1 Way Tuba?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara minat dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri.

2. Hubungan antara motivasi dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri.


(16)

3. Hubungan antara minat dan motivasi dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri.

4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu:

1. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai penambah wawasan terkait minat dan motivasi agar dapat dijadikan pertimbangan pada saat

merencanakan pembelajaran sebagai calon guru biologi yang baik. 2. Sebagai informasi bagi guru untuk menumbuhkan minat dan motivasi

sehinga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi peneliti lain untuk dijadikan referensi jika ingin melakakukan penelitian yang berkaitan dengan minat dan motivasi siswa.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini untuk membatasi dan menghindari salah persepsi terhadap masalah yang akan dibahas.

1. Minat belajar yang diamati terdiri dari empat indikator yaitu: (1) rasa ingin tahu; (2) perasaan senang atau tidak senang; (3) kesadaran; (4) perhatian (Pertiwi, 2010: 78)

2. Motivasi belajar yang diamati terdiri dari delapan indikator yaitu: (1) dorongan untuk belajar; (2) waktu untuk belajar; (3) mengerjakan perkerjaan rumah; (4) aktif belajar di kelas; (5) pujian dan hukuman terhadap hasil belajar; (6) persaingan dalam belajar; (7) pengaruh guru yang mengajar; (8) fasilitas untuk belajar (Keller, 2010: 1)


(17)

3. Hasil belajar pada ranah kognitifyaitu nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran biologi pada materi virus dan bakteri.

4. Populasi pada penelitian ini seluruh siswa kelas X SMANegeri 1 Way Tuba. Sedangkan sampel penelitian ini pada kelas Xyang berjumlah 100siswa yang terbagi menjadi empat kelas.

E. Kerangka Pemikiran

Minat adalah suatu perasaan terhadap rasa suka dan tidak suka terhadap sesuatu dan minat tersebut muncul dalam dirinya sendiri. Jika ada sesuatu yang menarik minat dibutuhkan oleh siswa maka siswa tersebut akan

memiliki perhatian terhadap sesuatu tersebut. Sama halnya jika siswa tertarik minat terhapat biologi maka siswa itu akan memliki perhatian terhadap biologi sehingga siswa tersebut akan bersungguh –sungguh belajar biologi. Siswa yang memiliki minat yang baik maka ia akan mempunyai perhatian yang lebih dalam proses pembelajaran dan tidak bermain –main dalam belajar, dan siswapun memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap biologi sehingga jika mendapat tugas dari guru, siwa akan antusias mengerjakan dan saat berlangsung belajar, siswa akan atusian untuk bertanya.

Motivasi yaitu suatu dorongan kepada siswa untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan, dimana siswa yang memiliki motivasi yang kuat maka akan memiliki energi untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi adalah sesuatu yang dapat menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Didalam suatu pembelajaran motivasi sangat dibutuhkan karena motivasi merupakan salah satu faktor pendorong siswa dalam proses


(18)

r2 R

pembelajaran. Jika siswa mempunyai motivasi maka siswa tersebut akan tertarik kepada materi yang sedang disampaikan oleh guru dan tidak

mengacuhkannya, kemudian sebaliknya jika siswa tidak mempunyai motivasi maka dia tidak akan tertarik oleh materi yang sedang disampaikan dan akan mengacuhkannya.

Berdasarkan uraian diatas, faktor minat dan motivasi diharapkan memiliki hubungan dengan hasil belajar biologi yang diperoleh siswa. Adanya minat yang tinggi terhadap pelajaran biologi diharapkan siswa dapat mendapatkan hasil yang sesuai dan memuaskan, dan dengan adanya motivasi diharapkan siswa mendapatkan hasil belajar yang optimal.

Pada penelitian ini ada tiga variabel yaitu dua variabel bebas, dan satu variabel terikat. Variabel bebeas yaitu minat (X1), motivasi (X2). variabel

terikatnya yaitu hasil belajar kognitif biologi (Y).

Keterangan : X1 = Minat

X2 = Motivasi

Y = Hasil belajar kogintif biologi

r1= Hubungan minat ( X1) dengan hasil belajar kogintif biologi (Y)

X

1

X

2

Y


(19)

r2 = Hubungan motivasi (X2) dengan hasil belajar kogintif biologi (Y)

R = Hubungan antara minat ( X1) dan motivasi (X2) dengan hasil

belajar Kogintif Biologi pada materi virus, dan bakteri. Gambar.1. Diagram Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian yaitu:

1. Ada hubungan yang positif antara minat dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMA Negeri l Way Tuba. 2. Ada hubungan yang positif antara motivasi dengan hasil belajar

biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMA Negeri l Way Tuba.

3. Ada hubungan yang positif antara minat dan motivasi dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri kelas X SMA Negeri l Way tuba.

Hipotesis Statistik

1. Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif antara minat (X1) dengan

hasil belajar (Y).

Ha : Terdapat hubungan yang positif minat belajar (X1)

dengan hasil belajar (Y).

2. Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif motivasibelajar (X2)

dengan hasil belajar (Y).

Ha : Terdapat hubungan yang positif motivasi belajar(X2) dengan


(20)

3. Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif minat belajar(X1) dan

motivasi (X2) dengan hasil belajar (Y).

Ha : Terdapat hubungan yang positif minat belajar (X1) motivasi (X2)


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Minat Belajar Siswa

Minat adalah perasaan suka terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan saat pengerjaan (Slameto dalam Djaali, 2008: 121). Minat yang baik dan disadari oleh siswa terhadap bidang pelajaran akan menjaga siswa sehingga siswa bisa menguasai pelajaran, pada akhirnya siswa bisa mendapatkan prestasi yang baik (Djaali, 2008: 122). Dalyono (1997: 56) mengemukakan bahwa minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari, besarnya minat dapat mencapai tujuan yang diminati. Daya tarik dari luar dapat dipengaruhi oleh guru dalam proses pembelajaran dan pengelolaan kelasnya.

Menurut Surya (2009: 2) minat adalah keinginan yang kuat untuk memenuhi kepuasan seseorang baik berupa keinginan memiliki maupun melakukan sesuatu. Berdasarkan minat atau keberartian minat ini dapat dipandang dari dua sisi, yaitu:

a. minat sebagai sebab, yaitu tenaga pendorong yang merangsang seseorang memperhatikan objek tertentu lebih dari objek-objek lainnya.

b. minat sebagai akibat, yaitu berupa pengalaman perasaan yang menyenangkan yang timbul sebagai akibat dari kehadiran seseorang, atau objek tertentu atau sebagai hasil partisipasi seseorang di dalam suatu bentuk kegiatan.


(22)

Minat sebagai pendorong seseorang memperhatikan objek tertentu yang mengandung unsur kegembiraan. Begitu pula halnya dengan belajar, belajar akan berlangsung dengan baik jika di dorong oleh minat yang kuat.

Djaali (2008: 121) berpendapat bahwa minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakain besar minatnya. Crow dan Crow dalam Djaali (2008: 121) berpendapat bahwa minat

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Sesuai dengan pendapat dari Suryabrata (1983: 84) dalam Indraliana yang berpendapat bahwa:

“minat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar. Jika siswa tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan bahwa siswa tersebut akan berhasil dengan baik dalam

mempelajari hal tersebut, sebaiknya jika mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka akan diharapkan hasilnya akan lebih baik”

Proses belajar itu akan berjalan dengan lancar bila disetai dengan minat. Sesuai dengan pendapat Sardiman (2012: 95), Minat dapat dikembangkan dengan cara –cara sebagai berikut: membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan adanya persoalan yang lampau dan mememberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik menggunkan berbagai macam bentuk mengajar.


(23)

Menurut Jaelani (2006: 66) dari segi kata minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati terhadap sesuatu serta perhatian terhadap sesuatu dan kesukaan terhadap sesuatu. Minat akan timbul diri seseorang apabila sesuatu yang diminati bermanfaat, bisa dirasakan, dialami secara nyata, dan bila pihak luar juga mendorong kearah tersebut.

The American Heritage Dictionary of the English Languge dalam Djaali (2008: 122) menyatakan minat merupakatan rasa ingin tahu, mempelajari, mengagumi, atau memiliki sesuatu. Jhon dalam Djaali (2008: 122)

menyatakan bahwa minat merupakan bagian dari ranah efeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai. Gerungan dalam Djaali (2008: 122) menyebutkan minat merupakan pengerahan perasaan dan menafsirkan untuk suatu hal (ada unsur seleksi). Teori menurut Holland dalam Djaali (2008: 122) lebih sesuai yang menyatakan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat dapat ditimbulkan dikarenakan oleh adanya keingin tahuan seorang siswa dalam menemukan sesuatu yang baru dan dipelajari. Minat dapat diukur dengan menggunakan teori penyusunan skala psikologi yang dikembangkan oleh Azwar (2012). Menurut Suhartin (2010: 70), contoh penemuan minat misalnya “senang” berkali- kali penulis kemukakan, ini bukan kebetulan tetapi memang disengaja. Adapun sebabnya dikarnakan

“minat” tersebut biasanya timbul sebagai akibat suatu perbuatan yang

menyenangkan. Psikologi belajar hukum ini disebut hukum kepuasan (the law of iffect) yang intinya adalah bahwa suatu perbuatan yang menghasilkan


(24)

suatu kencendrungan berulang-ulang. Untuk mengarahkan minat anak, beberapa usaha dapat dilakukan antara lain:

1. menyediakan macam-macam peralatan yang menggambarkan berbagai bidang sepeeti bidang tekhik, olah raga, kesenian, pertanian. Bermacam-macam peralatan tersebut anak akan memilih peralatan yang mereka senangi.

2. kecerdasan anakpun perlu dites untuk mengukur kempuan anak.

A. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Psikologi istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Seperti dikatakan oleh Sardiman (dalam Purwanto, 1998: 60): motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau

perangsang. Sedangkan Nasution (1995: 73), motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Adapun pengertian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.

Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah; Sabri (1996: 85), motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi


(25)

pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.

Menurut Donald (dalam Sardiman, 2012: 74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting yaitu:

a. bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.

b. motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Menurut Hamalik (2004 : 158-159) ada tiga unsur yang saling berkaitan dalam motivasi, yaitu:


(26)

a. motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari

perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.

b. motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affctive arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuakn yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-katanya dengan lancar dan cepat akan keluar.

c. motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan

Frandsen (dalam Sardiman, (2012: 87), mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya yaitu: motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat. Serta membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut:

1. psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.

2. affiliative needs adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat baik (etika) dan sebagainya.

Frandsen (dalam Sardiman, 2012: 87), masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini:


(27)

a. cognitive motive

Motif ini menunjukan pada gejala instrinsik, yakni menyangkut kepuasan individu. Kepuasan individu yang berbeda didalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif ini adalah sangat primer dalam kegitaan belajar disekolah, terutama yang berkaitan pengembangan intelektual.

b. self-expression

Penampilan diri adalah prilaku dari manuusia. yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian untuk ini memang diperlukan kreativitas, enuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.

c. self-enhancement

Melalui aktulisasi diri dan pengembangan ompetesi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.

Menurut Sardiman (2012: 89) adapun bentuk motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Buku


(28)

lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah: adanya kebutuhan, pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri dan cita-cita atau aspirasi.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkret dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Menurut Sardiman (2012: 85) di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat

motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi


(29)

fungsi motivasi ada tiga yaitu:

a. mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

b. menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. c. menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Sardiman (2012: 92), ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antaranya: memberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui.

C.Hasil Belajar Siswa

Menurut Slameto (2003: 132) belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Begitu juga menurut Whitaker yang dikutip oleh Soemanto (1990: 43) memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".

Pengertian hasil belajar menurut Petter (1991: 78) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh


(30)

guru. Hasil belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh

pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.

Rumusan tujuan pembelajaran, harus mencakup 3 aspek penting yang diistilahkan oleh Bloom (dalam Sanjaya 2008:125-127) salah satunya yaitu domain kognitif. Domain kognitif adalah tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan aspek intelektual siswa, melalui pengetahuan, dan informasi. Penguasaan pengetahuan dan informasi seperti pengusaan mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi dan prinsip merupakan materi pelajaran yang akan membantu bahkan merupakan hal penting untuk proses

pembelajaran pada tahap yang lebih tinggi. Semakin kuat seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah orang tersebut melakukan aktivitas belajar. Domain kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: 1. pengetahuan

Pengetahuan adalah tingkat tujuan kognitif yang paling rendah. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat informasi yang sudah dipelajari (recall). Pengetahuan mengingat fakta sangat bermanfaat dan penting untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi berikutnya.

2. pemahaman

Pemahaman lebih tinggi tinggi tingkatannya dari pada pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau


(31)

3. penerapan

Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi lagi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman. Tujuan ini

berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, hukum, konsep, ide dan lain sebagainya kedalam situasi baru yang konkret. Prilaku yang berkenaan dengan kemampuan penerapan ini, misalnya kemampuan memecahkan suatu persoalan dengan menggunakan rumus, dalil, atau hukum tertentu. Disini tampak jelas, bahwa seseorang akan dapat

menguasai kemampuan menerapkan manakala didukung oleh kemampuan mengingat dan memahami fakta atau konsep tertentu.

4. analisis

Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecahkan suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian bahan itu. Analisis merupakan tujuan pembelajaran yang kompleks yang hanya mungkin dipahami dan dikuasai oleh siswa yang dapat

menguasai kemampuan memahami dan menerapkan. Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar. Oleh karena itu, biasanya analisis diperlukan bagi pencapaian tujuan pembelajaran untuk siswa-siswa tingkat atas. 5. sintesis

Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau melihat hubungan abstrak berbagai informasi yang tersedia. Sintesis


(32)

bagian-bagian, maka sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur atau bagian-bagian menjadi sesuatu yang utuh. Kemampuan menganalisis dan sintesis, merupakan kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan atau menciptakan inovasi dan kreasi baru.

6. evaluasi

Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu

berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Sardiman (2012: 28) menjelaskan bahwa hasil belajar meliputi: a) hal ihwal keilmuan dan

pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b) hal ihwal personal, kepribadian, atau sikap (afektif), c) hal ihwal kelakuan, keterampilan, atau penampilan (psikomotorik). Lebih lanjut, Sardiman (2012: 29) menyebutkan bahwa ketiga hasil belajar di atas dalam pengajaran merupakan tiga hal yang secara

perencanaan dan programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri siswa akan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat.

Anderson (dalam Widodo, 2006: 140) menguraikan dimensi proses kognitif pada taksonomi Bloom Revisi yang mencakup: 1) menghafal (remember), yaitu menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka pasnjang, 2) memahami (understand), yaitu mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau

mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang ada dalam pemikiran siswa, 3) mengaplikasikan (apply), yaitu penggunaan suatu


(33)

prosedur guna meyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas, 4) menganalisis (analyze), yaitu menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke

unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut, 5) mengevaluasi (evaluate), yaitu membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada, dan 6) membuat (create), yaitu menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan.

Menurut Hamalik (2004:30), hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek berikut: (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) keterampilan,(5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, etis atau budi pekerti, dan (10) sikap.

D.Virus dan Bakteri

Virus berasal dari bahasa latin virulae yang artinya „menular‟. Virus

merupakan substansi aseluler (tubuh tidak berupa sel), karena hanya memiliki kapsid (selubung yang berfungsi sebagai dinding) dan asam nukleat, tetapi tidak memiliki inti sel, sitoplasma, dan membran sel. Ukuran virus sangat kecil, sehingga disebut juga mikro ba atau mikroorganisme. Para ahli biologi sepakat bahwa virus merupakan substansi atau bentuk peralihan antara benda hidup (makhluk hidup) dan benda mati. Virus disebut benda mati karena virus lebih dominan mempunyai ciri-ciri sebagai benda mati dari pada ciri-ciri makhluk hidup. Virus berbentuk seperti molekul atau partikel yang disebut virion. Tetapi virus juga menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup karena virus mempunyai materi genetik berupa asam nukleat yang terdiri dari dari ADN (Asam Deoksiribo Nukleat) atau ARN (Asam Ribo Nukleat), serta dapat


(34)

melakukan perkembangbiakan yang dinamakan replikasi (Johnson dan Smith, 1972: 129-130).

Ukuran virus berkisar antara 25-300 nm. Virus yang berukuran 25 nm dijumpai pada virus penyebab polio. Sedangkan virus yang berukuran l00 nm misalnya Bakteriofag atau virus T (Bacteriophage atau phage), yaitu virus yang

menyerang bakteri Escherichia coli. Sedangkan virus yang berukuran lebih kurang 300 nm contohnya adalah TMV (Tobacco Mosaic Virus). Bentuk tubuh virus sangat bervariasi. Virus yang berbentuk bulat contohnya adalah virus influenza (Influenza virus) dan HIV penyebab AIDS. Virus juga ada yang berbentuk oval, seperti virus rabies (Rabiez virus). Bentuk batang dijumpai pada TMV, bentuk jarum dijumpai pada Tungrovirus (virus penyebab kekerdilan pada batang padi), dan bentuk seperti huruf T dijumpai pada Bakteriofag. Sedangkan bentuk polihedral contohnya adalah pada Adenovirus

(penyebab penyakit demam) (Widayati, Rochmah dan Zubedi, 2011: 22).

Virus hidup sebagai parasit obligat (parasit sejati). Tempat hi dupnya di dalam jaringan tubuh organisme lain (tubuh manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan). Jadi, virus hanya dapat hidup secara parasit pada sel organisme lain. Virus hanya dapat berkembang biak pada sel-sel hidup dan untuk reproduksinya virus hanya memerlukan asam nukleat. Karena dapat melakukan reproduksi, maka virus dianggap sebagai makhluk hidup (organisme) (Widayati, Rochmah dan Zubedi 2011: 23).


(35)

1. Bakteri (Archaebacter dan Eubacter) a. Archaebacteri

Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang hidup di tempat yang panas atau asam, di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut. Menurut para ahli, Archaebacteria dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu metanogen, halofil ekstrim, dan termofil ekstrim

(termoasidofil). Secara struktural, kelompok prokariotik ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu dinding selnya tidak mengandung

peptidoglikan, ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA-polimerase sehingga lebih mirip eukariotik, dan plasmanya mengandung lipid dengan ikatan ester (Johnson dan Smith, 1972: 112).

Metanogen merupakan kelompok prokariotik yang mereduksi

karbondioksida (CO2) menjadi metana (CH4) menggunakan hidrogen

(H2). Metanogen merupakan mikroorganisme anaerob, tidak membutuhkan

oksigen karena baginya oksigen merupakan racun. Metanogen memiliki tempat hidup di lumpur dan rawa, tempat mikroorganisme lain

menghabiskan semua oksigen. Contohnya adalah Methanococcus Janascii

(Johnson dan Smith, 1972: 120).

Akibatnya rawa akan mengeluarkan gas metana atau gas rawa. Beberapa spesies lain yang termasuk kelompok metanogen hidup di lingkungan anaerob di dalam perut hewan seperti sapi, rayap, dan herbivora lain yang mengandalkan makanan berselulosa. Metanogen berperan penting dalam


(36)

nutrisi. Contohnya adalah Succinomonas Amylolytica yang hidup di dalam pencernaan sapi dan merupakan pemecah amilum. Peran lain metanogen adalah sebagai pengurai, sehingga bisa dimanfaatkan dalam pengolahan kotoran hewan untuk memproduksi gas metana, yang merupakan bahan bakar alternatif (Widayati, Rochmah dan Zubedi, 2011: 25).

b. Eubacteria

Eubacteria memiliki struktur yang berbeda dengan Archaebacteria dalam hal dinding selnya terdiri dari peptidoglikan, ribosomnya hanya

mengandung satu jenis RNA-polimerase, dan membran plasmanya mengandung lipid dengan ikatan ester. Eubacteria merupakan kelompok bakteri sejati, merupakan mikroorganisme prokariotik yang hidup

kosmopolit. Walaupun bakteri bersel tunggal, tetapi bakteri mempunyai beberapa bentuk yaitu bulat (coccus), batang (basilus), dan berbentuk spiral (spirila). Ketiga bentuk dasar bakteri tersebut masih memiliki beberapa modifikasi (Widayati, Rochmah dan Zubedi, 2011: 37)

Berdasarkan modifi kasi bentuknya, bakteri coccus dapat berupa

monococcus, diplococcus, streptococcus, dan sarcina. Monococcus adalah bakteri yang berbentuk bulat tunggal. Contoh monococcus adalah Neiserria Gonorrhoea (penyebab penyakit gonorhoe). Diplococcus yaitu bakteri berbentuk bulat yang berpasangan. Contohnya Diplococus Pneumaticus

(penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru). Sedangkan

Streptococcus adalah bakteri berbentuk bulat yang bersusun seperti rantai. Contohnya Streptococus Pyrogenes (penyebab penyakit kuning).


(37)

Modifikasi bentuk yang lain adalah staphylococcus (bulat yang berupa gerombolan seperti buah anggur) dan sarcina (yaitu bakteri berbentuk bulat yang berkelompok empat-empat sehingga berbentuk seperti kubus dengan 8 sel). Contohnya adalah Staphylococcus Aureus yang merupakan

penyebab penyakit pneunomia (radang paru-paru) dan keracunan dalam makanan (Widayati, Rochmah dan Zubedi, 2011: 38).

Bakteri basilus juga mempunyai beberapa modifikasi bentuk, yaitu

monobasil, diplobasil, atau streptobasil. Monobasil yaitu bakteri berbentuk basil tunggal. Contohnya adalah Escherichia Coli (membantu pembusukan di dalam colon atau usus besar) dan Salmonella Thyposa (penyebab

penyakit tipus). Diplobasil adalah bakteri bentuk batang yang berpasangan. Sedangkan streptobasil adalah bakteri dengan bentuk batang yang

bergandengan memanjang seperti bentuk rantai. Contohnya, Acetobacter Xylinum yang diguna kan dalam pembuatan nata de coco(Widayati, Rochmah dan Zubedi 2011: 37).

Sedangkan kelompok bakteri dengan bentuk dasar spiral memiliki 3 macam modifikasi, yaitu spirilum(berbentuk spiral), vibrio, dan spirochaeta. Contohnya adalah Triponema Pallidum (penyebab penyakit sifilis). Vibrio merupakan modifikasi dari bentuk spiral yaitu berbentuk koma. Contohnya adalah Vibrio Cholerae (penyebabkan penyakit kholera). Sedangkan

spirochaeta merupakan kelompok bakteri berbentuk spiral yang lentur, sehingga ketika bergerak tubuhnya dapat memanjang atau memendek (Widayati, Rochmah, dan Zubedi, 2011: 42).


(38)

III. METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Way Tuba Tahun Ajaran 2013-2014 pada bulan september tahun 2013.

B.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tuba. Sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu siswa kelas X yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah 100 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Sample Jenuh dengan proporsi tertentu. Dari empat kelas diambil sampel sebanyak 100% . Teknik ini dilakukan karena ingin mengetahui minat dan motivasi pada sampel yang telah ditentukan.

C.Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei yaitu menghubungkan antara minat dan motivasi dengan hasil belajar siswa yang tercermin pada nilai jawaban siswa dari soal-soal dan hasil olah data pertanyaan kuesioner yang telah disusun dan telah teruji-ahli. Hubungan tersebut diharapkan mampu menjawab rumusan masalah pada penelitian ini.

Pendekatan penelitian ini secara deskriptif, yakni menggambarkan atau menceritakan fakta yang ada, yang terjadi di lapangan secara utuh dan


(39)

menuangkan perhitungan kualitatif dan kuantitatif di akhir penelitian untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan melihat seberapa besar

hubungan minat dan motivasi terhadap hasil belajar.

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yang terdiri dari:

a) Prapenelitian

1. membuat surat izin penelitian ke sekolah yang menjadi objek penelitian.

2. mengadakan observasi ke sekolah objek penelitian untuk

mendapatkan informasi mengenai hasil belajar, keadaan sekolah, siswa dan guru.

3. menetapkan populasi dan sampel.

4. membuat instrumen penelitian berupa angket minat dan motivasi dan tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

5. melakukan uji ahli untuk instrumen penelitian dan uji validitas serta reliabilitas.

b) Pelaksanaan Penelitian

1. penelitian ini dilaksanakan pada bulan september 2013

2. mengelompokkan/mengklasifikasikan nilai-nilai hasil belajar sampel siswa menjadi tiga kelompok, yakni tinggi, sedang, dan rendah. 3. memberikan kuesioner kepada siswa, dan mememastikan jawaban

kuesioner dibuat sejujur mungkin oleh siswa.

4. merekap dan menghitung hasil data yang diperoleh dari instrumen penelitian dengan metode yang telah ditentukan pada subjudul


(40)

5. mengolah data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan antara minat, motivasi dan hasil belajar siswa.

6. menyimpulkan hasil perbandingan untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah, yakni “bagaimana hubungan antara motivasi dan minat dengan hasil belajar?”

7. mengungkapkan, memaparkan dan mendeskripsikan hasil penelitian, angket dan tes pengukuran.

D.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data ini sebagai berikut. 1. Angket

Angket atau kuesioner adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang minat dan motivasi yaitu dengan

menggunakan angket yang dikembangkan oleh penulis dan telah diuji ahli dan diberikan secara langsung kepada sampel. Skala disusun dalam skala likert dengan menggunakan empat tingkatan.

2. Teknik Pengukuran (Tes)

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data kognitif tentang hasil belajar biologi siswa. Teknik pengukuran ini memakai soal essay yang berjumlah tujuh soal yang disusun penulis pada meteri virus dan bakteri.


(41)

E.Teknik Analisis Instrumen,Data,dan Rencana Pengujian Hipotesis

1. Analisis instrumen

Instrumen harus melalui proses uji ahli sebelum diberikan kepada sampel, setelah itu diujicobakan pada populasi di luar populasi sampel untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. Validitas angket dicari dengan menggunakan rumusan korelasi product

moment.Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2007: 65).Peneliti menggunakan program SPSS 17. untuk menghitung validitas instrumen angket minat dan motivasi (hasil perhitungan angket minat dapat dilihat pada hal, 80-85). Angket motivasi pada halaman 86-91).


(42)

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut.

b.

rxy = { ( ) }{ ( ) }

) )( ( . 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n          Keterangan

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Skor butir soal Y = Skor total n = Jumlah sampel (Arikunto, 2007: 72).

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung> r tabel dengan , maka

alat ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung< r tabel,

maka alat ukur tersebut tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diujikan berkali-kali (Arikunto, 2007: 60). Sebelum angket diujikan kepada responden, angket diujikan terlebih dahulu kepada populasi di luar sampel untuk mengatahui tingkat reliabilitas nya dengan menggunakan rumus Alpha. Alfa Cronbach merupakan suatu koefisien reliabilitas yang mencerminkan seberapa baik item pada suatu rangkaian berhubungan secara positif satu dengan lain nya (Koestoro, 2006: 243).Peneliti menggunakan program SPSS 17. untuk menghitung reliabilitas instrumen angket minat dan motivasi (hasil perhitungan

05 , 0 


(43)

pada angket minat dapat dilihat pada hal 84-85. Dan angket motivasi pada hal, 92-94). Teknik penghitungan reliabilitas instrumen dengan koefisien Alphasebagai berikut.

r1 1 =

             

2 2 1 1 1 t n n   Keterangan

r1 1 = Reliabilitas instrumen

n = Banyaknya butir soal

2

i = skor tiap-tiap item

2

t

 = Varians total

(Arikunto, 2009: 109).

Dengan kriteria uji r hitung> r tabel, maka pengukuran tersebut reliabel dan

sebaliknya apabila r hitung< r tabel, maka pengukuran tersebut tidak

reliabel. Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai berikut.

Tabel 1. Kriteria Penafsiran Indeks r11

Rentang indeks Kriteria

0,800 - 1,000 Sangat tinggi

0,600 - 0,799 Tinggi

0,400 - 0,599 Cukup

0,200 - 0,399 Rendah

0,000 - 0,100 Sangat rendah

Untuk mengubah skor angket menjadi nilai digunakan rumus : N =

� 100

Keterangan

N = Nilai yang diperoleh siswa S = Skor yang diperoleh siswa S max = Skor maksimun


(44)

(Arikunto,2008:109)

2. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan metode penelitian dan jenis data yang dikumpulkan maka analisis data yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu deskripsi data dan pengujian hipotesis. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan spss 17. Sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji linieritas.

a. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dideskripsikan berdasarkan kategori teratur. Data minat, motivasi belajar diperoleh dari penyebaran angket, sedangkan data hasil belajar diperoleh dari nilai ujian siswa. Selanjutnya

menggolongkan tingkatan minat dan motivasi belajar menurur kategori teratur dengan menentukan kategori interval..

Panjang Kelas Interval (p) = Rentang Kelas Interval Banyak Kelas Interval P = 85 – 32

3

P = 7,66 dibulatkan menjadi 8


(45)

Berdasarkan rumus interval diatas maka dikelompokan sebagai berikut:

Tabel 2. Pengelompokan Minat Belajar

Kategori Kelas Interval

Tinggi 68-85

Sedang 50-67

Rendah 32-49

Sedangkan data motivasi belajar sebagai berikut. Panjang Kelas Interval (p) = Rentang Kelas Interval

Banyak Kelas Interval P = 154 – 101

3

P = 7,66 dibulatkan menjadi 8

(Sunyoto, 2008: 12) Berdasarkan rumus interval diatas maka dikelompokan sebagai

berikut:

Tabel 3. Pengelompokan Motivasi Belajar

Kategori Kelas interval

Tinggi 137-154

Sedang 119-136

Rendah 101-118


(46)

Data hasil Belajar diperoleh berdasarkan kriteria penilaian hasil belajar yaitu:

Tabel 4. Kriteria Penilaian Hasil Belajar

Nilai Siswa Kriteria

81- 100 Sangat tinggi

61 -80 Tinggi

41 – 60 Sedang

21 – 40 Rendah

0 -20 Sangat rendah

b. Uji linieritas

Uji kelinieran dan regresi dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Untuk regresi linier yang didapat dari data X dan Y, apakah sudah mempunyai pola regresi yang ber bentuk linier atau tidak serta koefesien arah nya berarti atau tidak dilakukan linieritas regresi. Pengujian terhadap regresi ini menggunakan Analisis Varians (ANAVA). Pertama dilakukan menghitung jumlak kuadrat-kuadrat (JK) dari berbagai sumber varians. Untuk menguji apakah model linier yang diambil benar cocok dengan keadaan atau tidak, pengujian ini dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

JKT = 2

JK (a) = ( )

2

JK (b/a) = { − ( )}

JK (E) = 2 − 2

1

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a) JK (TC) = JK (S) – JK (E)


(47)

Tiap sumber varians mempunyai derajat kebebasan (dk) yaitu 1 untuk koefesien a, 1 untuk regresi b/a, n untuk total, n-2 untuk sisa, k-2 untuk tuna cocok, dan n-k untuk galat. Dengan adanya dk, maka besarnya kuadrat tengah (KT) dapat dihitung dengan jalan membagi dk dengan dk nya masing-masing seperti sebagai berikut.

KT untuk koefesien a = ( / ) KT untuk regresi b/a = ( / )

KT untuk total = ( )

KT untuk sisa = ( )

�−

KT untuk tuna cocok = ( �)

KT untuk Galat = (�)

�−�

Setelah diperoleh perhitungan dari rumus di atas, kemudian disusun dalam Tabel ANAVA berikut ini.

Tabel 5. Daftar Analisis Varians (ANAVA)

Sumber DK JK KT F keterangan

Total 1 N

2

Y Koefisien(a) Regresi(b/a) Residu 1 1 n-2 JK (a) JK(b/a) JK (S) JK (a)

S2reg = JK (a/b) S2sis =

2 ) (  n s JK sis S reg S 2 2 Untuk menguji keberartian hipotesis Tuna cocok Galat/Error k-2 n-k JK (TC) JK (G)

S2TC =

2 ) (  K TC JK

S2G =

k n E JK  )

( S E

TC S 2 2 Untuk menguji kelinearan regresi Keterangan

JK (a) =

 

n Y 2

JK (b/a) =

 

      

XY

Xn

Y b


(48)

JK (G) =

 

 

         1 2 2 n Y Y

JK (T) = JK (a) – JK (b/a)

JK (T) = 2

JK (TC) = JK (S) – JK (G)

S2reg = Varians Regresi

S2sis = Varians Sisa

n = Banyaknya Responden

Kriteria pengujian

a. Jika Fhitung≥ F(1-α) (n-2), maka tolak Ho berarti koefesien arah

berarti dan sebaliknya. Jika Fhitung≤ F(1-α) (n-2), maka Ho

diterima berarti koefesien arah tidak berarti.

b. Jika Fhitung ≤ F(1-α) (k-2, n-1), maka tolak Ho berarti regresi linier

dan sebaliknya. Jika Fhitung≥ F(1-α) (k-2, n-1), maka Ho diterima

berarti regresi tidak berarti.

c. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = (n-k) (Sudjana, 2002: 33(k-2).

c. Bivariate Pearson (Korelasi Pearson product Moment)

Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment. Penelitian ini terdiri atas dua korelasi sederhana (hubungan antara satu variabel independen dengan satu atau lebih variabel dependen) dan satu korelasi ganda (hubungan antara dua atau lebih variabel independen dengan satu atau lebih variabel dependen). Rumus Pearson Product Moment:

rxy = −

( )( )

( X2−( )2) ( 2−( )2)

Keterangan

X = variabel pertama Y = variabel kedua n = Jumlah data


(49)

Kriteria pengujian

1. Jika rhitung ≤ rtabel pada taraf 5 % > 0.05 maka Ha ditolak yang

menyatakan tidak terdapat hubungan.

2. Jika rhitung ≥ rtabel pada taraf 5 % < 0.05 maka Ha diterima yang

menyatakan terdapat hubungan.

Tabel 6. Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 079 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Priyatno, (2010: 16)

Tingkat hubungan yang ditunjukkan oleh rumus Pearson Product Moment tersebut secara langsung dan meyakinkan berlaku untuk sampel yang diambil. Kedua rumus tersebut diterapkan untuk menguji masing-masing variabel terikat, yaitu motivasi (x1)) dan minat (x2) terhadap

variabel bebas hasil belajar (Y). Untuk menguji tingkat hubungan kedua variabel tersebut dengan variabel bebas secara bersamaan diuji dengan rumus korelasi berganda sebagai berikut:

. 1 2 =

(� 1)2 + (� 2 )2 −2. � 1 . � 2 . (� 1 2) 1−(� 1 2)2

Keterangan

Ryx1x2 = Korelasi variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama

dengan variabel Y

ryx1 = Korelasi sederhana (product moment pearson) antara


(50)

ryx2 = Korelasi sederhana (product moment pearson) antara

X2 dengan Y

x1y2 = Korelasi sederhana (product moment pearson) antara

X1 dengan Y2

Kriteria pengujian

1. Jika rhitung ≤ rtabel pada taraf 5 % > 0.05 maka Ha ditolak yang

menyatakan tidak terdapat hubungan.

2. Jika rhitung ≥ rtabel pada taraf 5 % < 0.05 maka Ha diterima yang

menyatakan terdapat hubungan.

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 7. Koefisien Korelasi Berganda

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, (2012: 252)


(51)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif antara minat belajar terhadap hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tuba Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tuba Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Ada hubungan yang positif antara minat belajar, motivasi belajar dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tuba Tahun Pelajaran 2013/2014.


(52)

B.Saran

Untuk kepentingan penelitian selanjutnya, maka penulis menyarankan sebagai berikut.

1. Sebelum dilakukan penelitian hendaknya guru memberikan arahan kepada siswa agar siswa memahami jalannya penelitian.

2. Hendaknya pihak terkait seperti guru dan orang tua murid bersama-sama menumbuhkan minat belajar siswa. Dalam hal ini, guru dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran dan orang tua dapat memberikan perhatian, pemahaman kepada anak agar lebih giat dalam belajar.

3. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya memiliki motivasi belajar.yang tinggi. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki motivasi belajar yang tinggi, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika motivasi belajar yang dimiliki siswa rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik.

4. Guru hendaknya menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang bervariasi selain hanya menggunakan metode diskusi dapat membuat siswa lebih aktif, siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Arini. 2008. Hubungan Antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Agama Islam. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah. Jakarta.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Djamarah, S dan Aswan. 1996. Strategi Belajar dan Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Haryanto. 2011. Hubungan Antara Motivasi dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. (Jurnal Hal: 1-9). Universitas Padjajaran. Bandung.

Jaelani, A. F. 2006. Membuka Pintu Rezeki. Gema Insani. Jakarta.

Http://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Ycxgz8yvdjqc&Printsec=Frontcove r#V=Onepage&Q&F=False pada 24 Juni 2013 08:46 p.m.

Jakarta.

Johnson, A.T. dan H. A. Smith. 1972. Plant Names Simplified : Their

Pronunciation Derivation & Meaning. Landsmans Bookshop. Buckenhill, Herefordshire.S

Keller, J.M. 2010. Motivasi Design For Learning and Performance: The Arcs Model Approach. http://www.arcsmodel.com/home.html. Diambil pada 1 Januari 2013.

Muslich. 2007. Pendidikan dan Psikologi Proses Pengajaran. CV Rajawali. Jakarta.


(54)

Peter, S. 1991. Kamus besar Bahasa Indonesia Kontenporer. Modern English: Jakarta

Pertiwi, I. 2010. Pengaruh Intelenjensi dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA 9 Bandar Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Purwanto, Ng. 1998. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistika Data dengan SPSS. Mediakom.

Yogyakarta

Purwanto, Ng . 2008. Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sanjaya, W. 2008. Perancangan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV Rajawali. Jakarta.

Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Soemanto, W, 1990. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudijono, A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2005. Metoda Statistika.Tarsito. Bandung.

Sunyoto, D. 2008. Statistik Ekonomi Dasar. Amaro Books. Yogyakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Penerbit Alfabet. Yogyakarta. Suhartin. 2010. Smart Parenting. PT Bpk Gunung Mulia. Jakarta.

Sumardi, S. 1983. Metodelogi Penelitian. CV Rajawali. Jakarta.

Suprijono, A. 2010. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Surya, H. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta. Alex Media Komputindo. Diakses dari

Http://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Zefeeqxqkpgc&Printsec=Frontcove r#V=Onepage&Q&F=False pada 24 Juni 2013.


(55)

Widayati.,S., N. Rochmah, dan S. Zubedi. 2011. Biologi SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan. Depdiknas.

Widodo, A. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. [Online] http://widodo.staf.upi.edu/files/2011/03/2006-Revisi

Taksonomi-Bloom-dan-Pengembangan-Butir-Soal.pdf. Diakses pada 18 Mei 2013.

Yuliani, E. 2012. Hubungan Antara Minat Motivasi dan Cara Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 1 Negeri Besar Way Kanan Tahun Pelajaran 2009-2010. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

Kriteria pengujian

1. Jika rhitung ≤ rtabel pada taraf 5 % > 0.05 maka Ha ditolak yang menyatakan tidak terdapat hubungan.

2. Jika rhitung ≥ rtabel pada taraf 5 % < 0.05 maka Ha diterima yang menyatakan terdapat hubungan.

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 7. Koefisien Korelasi Berganda

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, (2012: 252)


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada hubungan yang positif antara minat belajar terhadap hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tuba Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tuba Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Ada hubungan yang positif antara minat belajar, motivasi belajar dengan hasil belajar biologi pada materi virus dan bakteri siswa kelas X SMA Negeri 1 Way Tuba Tahun Pelajaran 2013/2014.


(3)

berikut.

1. Sebelum dilakukan penelitian hendaknya guru memberikan arahan kepada siswa agar siswa memahami jalannya penelitian.

2. Hendaknya pihak terkait seperti guru dan orang tua murid bersama-sama menumbuhkan minat belajar siswa. Dalam hal ini, guru dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran dan orang tua dapat memberikan perhatian, pemahaman kepada anak agar lebih giat dalam belajar.

3. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya memiliki motivasi belajar.yang tinggi. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki motivasi belajar yang tinggi, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika motivasi belajar yang dimiliki siswa rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik.

4. Guru hendaknya menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang bervariasi selain hanya menggunakan metode diskusi dapat membuat siswa lebih aktif, siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Arini. 2008. Hubungan Antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Agama Islam. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah. Jakarta.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Djamarah, S dan Aswan. 1996. Strategi Belajar dan Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Haryanto. 2011. Hubungan Antara Motivasi dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. (Jurnal Hal: 1-9). Universitas Padjajaran. Bandung.

Jaelani, A. F. 2006. Membuka Pintu Rezeki. Gema Insani. Jakarta.

Http://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Ycxgz8yvdjqc&Printsec=Frontcove r#V=Onepage&Q&F=False pada 24 Juni 2013 08:46 p.m.

Jakarta.

Johnson, A.T. dan H. A. Smith. 1972. Plant Names Simplified : Their

Pronunciation Derivation & Meaning. Landsmans Bookshop. Buckenhill, Herefordshire.S

Keller, J.M. 2010. Motivasi Design For Learning and Performance: The Arcs Model Approach. http://www.arcsmodel.com/home.html. Diambil pada 1 Januari 2013.

Muslich. 2007. Pendidikan dan Psikologi Proses Pengajaran. CV Rajawali. Jakarta.


(5)

Bandar Lampung.

Purwanto, Ng. 1998. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistika Data dengan SPSS. Mediakom.

Yogyakarta

Purwanto, Ng . 2008. Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sanjaya, W. 2008. Perancangan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV Rajawali. Jakarta.

Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Soemanto, W, 1990. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudijono, A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2005. Metoda Statistika.Tarsito. Bandung.

Sunyoto, D. 2008. Statistik Ekonomi Dasar. Amaro Books. Yogyakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Penerbit Alfabet. Yogyakarta. Suhartin. 2010. Smart Parenting. PT Bpk Gunung Mulia. Jakarta.

Sumardi, S. 1983. Metodelogi Penelitian. CV Rajawali. Jakarta.

Suprijono, A. 2010. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Surya, H. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta. Alex Media Komputindo. Diakses dari

Http://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Zefeeqxqkpgc&Printsec=Frontcove r#V=Onepage&Q&F=False pada 24 Juni 2013.


(6)

Widayati.,S., N. Rochmah, dan S. Zubedi. 2011. Biologi SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan. Depdiknas.

Widodo, A. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. [Online] http://widodo.staf.upi.edu/files/2011/03/2006-Revisi

Taksonomi-Bloom-dan-Pengembangan-Butir-Soal.pdf. Diakses pada 18 Mei 2013.

Yuliani, E. 2012. Hubungan Antara Minat Motivasi dan Cara Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 1 Negeri Besar Way Kanan Tahun Pelajaran 2009-2010. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Blambangan Umpu Way Kanan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 61

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 27 61

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP DI KOTABUMI LAMPUNG UTARA (Studi Korelasi Pada Siswa SMP Kelas VII Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 18 52

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 7 42

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) (Studi pada Siswa Kelas IV SDN 3 Perumnas Way Kandis Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

KORELASI ANTARA MANAJEMEN KELAS DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA SE-KECAMATAN GADINGEREJO

13 49 76

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI VIRUS DAN BAKTERI (Studi korelasi kelas X SMAN 1 Way Tuba, Way Kanan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 10 55

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA (Studi Ekperimen Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Way Seputih Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 15 203

PENGARUH MEDIA MAKET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 60

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

0 0 7