digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
❩ ❬
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan  pembahasan  di  bab  sebelumnya  di  bagian  ini  peneliti  akan menyimpulkan sebagai jawaban yang tertulis pada rumusan masalah.
1. Ibn  Kathi r  memberi  pandangan  bahwa  ayat  ini  surat  al-Nisa  ayat  1  mengenai
terciptanya awal  manusia,  dalam  tafsirnya  al-Qur’a n al-Ad}
him potongan  ayat dimaknai  sebagai kekuasaan  Allah,  kreasi  yang
dibuatnya  sehingga  terciptalah  manusia  yaitu  Adam  a.s.  kemudian  Allah menciptakan pasanganya yaitu Hawa dari tulang rusuk sebelah kiri Adam saat
sedang  tidur  ketika  Adam  bangun  dari  tidurnya  mereka  berdua  saling mencintai.  Jadi Nafs Wa
hidah pada  ayat  ini  bermakna  Adam  a.s. sedangkan Hawa diciptakan dari tulang rusuk sebelah kiri Adam a.s.
2. Penafsiran Rashi d}
Rid} a
mengenai Nafs Wa hidah dalam  surat  al-Nisa  ayat  1
memiliki penafsiran. Dalam tafsi r Al-Mana
rnya Rashi d}
Rid} a
menafsirkan Nafs Wa
hidah dengan  jenis  yang  sama,  bukan  nama  dari  Adam.  Hawa  diciptakan dari  jenis  yang  sama  dengan  Adam,  bukan  dari  bagian  tubuh  Adam. Rashi
d} Rid}
ajuga  berpendapat  bahwa  makna  yang  paling  dekat  dengan  kata Nafs adalah  esensi  ma
hiyah  atau  hakikat  yang  dengan  hal  itu  manusia  eksis  dan berbeda  dengan  eksistensi-eksistensi  lainya.  Artinya,  tuhan  telah  menciptakan
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
❭ ❪
❭ ❪
manusia dari jenis dan hakikat yang satu dan tidak ada bedanya apakah hakikat itu dimulai dari Adam ataukah dari yang lain.
Akhirnya, Rashi d}
Rid} amengambil  kesimpulan  bahwa  pada  dasarnya
seluruh  manusia  berasal  dari  jiwa yang  satu,  yaitu insa niyah kemanusiaan,
yaitu  sesuatu  yang  menjadikan  manusia  itu  manusia,  yaitu  jiwa  kemanusiaan yang  selalu  mengajak  menuju  kepada  kebaikan  manusia  dan  menolak
kejelekan.  Inilah  yang  dimaksud Nafs Wa hidah. Begitu  juga  pasanganya
diciptakan dari jiwa yang satu kemanusiaan. 3. Persamaan  diantara  keduanya  terlihat  dalam  ungkapan
mereka tidak  menolak  hal  itu  sebagai Qudrah kekuasaan Allah,  yang
telah  menciptakan  manusia  pertama.  Perbedaan  dari  Ibn  Kathi r  dan Rashi
d} Rid}
a terlihat  ketika  memaknai Nafs Wa
hidah. Ibn  Kathir  memaknainya  yang bersifat  materi  dan  pasanganya  yaitu  Hawa  diciptakan  dari  tulang  rusuk
sebelah  kiri  dia Adam.  Sedangkan Rashi d}
Rid} amemaknai Nafs Wa
hidah tersebut sebagai jiwa yang satu, yaitu insa
niyah kemanusiaan, yaitu sesuatu yang  menjadikan  manusia  itu  manusia,  yaitu  jiwa  kemanusiaan  yang  selalu
mengajak  menuju  kepada  kebaikan  manusia  dan  membenci  keburukan.  Inilah yang  dimaksud Nafs Wa
hidah. Begitu  juga  pasanganya  diciptakan  dari  jiwa yang satu.
B. Saran
Kajian  tentang  penciptaan  awal  manusia  memang  sangat menarik. Terdapat  dalam  surat  al-Nisa  ayat  1  atau  lebih  tepatnya  pada  makna Nafs
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
❫ ❴
❫ ❴
Wa hidah.  Terkait  dengam  pembahasan  tema  dalam  penelitian  ini  banyak
kekurangan.  Pembahasan  terkait  pemaknaan lebih  luas  yang  berkenaan  dengan tema tersebut dirasa oleh peneliti sangatlah kurang dan belum komprehensif. Oleh
karena itu, karya ilmia ini baru lebih bermakna apabila terus dilanjutkan.
digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id  digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abduh, Syaikh  Muhammad. Risalah  Al-Tauhi d.  Kitab  Al-Hilal No.  143. kairo:
Dar Al-Hilal, 1963. Azzuhri, Muhandis. ayat-ayat bias gender dalam surat al-Nisa, Vol. 4 No. 1 Juni,
2009. Ayazi, Muhammad  Ali. Al-Mufassirun  Hayatuhum  Wa minha
juhum. Jilid  2, Kairo: Dar Al-Hilal, 1963.
Bari al. kamus induk istilah ilmia. jakarta:Target press, 2005. Baidan, Nashruddin. Perkembangan  Tafsir  di  indonesia.  Solo:  tiga  serangka
pustaka mandiri. 2009. _ _ _ _ _. Metode penafsiran al-qur’an kajian kritis terhadap ayat-ayat beredaksi
mirip. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. 2002. _  _  _  _  _.  Tafsir  bi  al-Ra’yi:  upaya  pengalian  konsep  wanita  dalam  Al-Quran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999 Dhaha
bial, Muhammad Husain. al-tafsi r wa al-Mufassiru
n. Juz 1. Al-Qahirah: Dar Al-Hadi
th 2005. Daliman, A. Manusia dan sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2016.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Djalal, Abdul. Ulumul Qur’an. Surabaya: CV Dunia Ilmu. 2013. Dosen Tafsir  Hadis  Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. Studi kitab tafsir.
yogyakarta: Teras 2004. Farmawi  al, Abd. Metode  tafsi
r  Maudhu’i. Jakarta:  PT  Raja  Grafindo  Persada, 1996.
Fudhaili, Ahmad. Perempuan dilembaran Suci. Yogyakarta: Pilar Media, 2005. Hamka. Tafsir Al-Azhar. Juz 4-5-6. Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1982.
Ibn  Manzur  Muhammad  Ibn  Mukarram  Al-Anshari. Al-Lisan  Al-Arab. Juz  III, Kairo: Dar Al-Misriyah li Al-Ta’lif wa Al-Tarjamah, 1968.