3.4.2 Penanaman Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya dilakukan pengolahan tanah terlebih
dahulu dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami calon
tempat barisan tanaman dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Penanaman benih jagung dilakukan setelah olah tanah yang kedua dan setelah
dilakukan pengeplotan. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 cm x 75 cm. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal dengan dua benih per lubang. Kegiatan
pemupukan dilakukan pada waktu tanam dengan dosis 45 kgha N + 45 kgha P
2
O
5
+ 45 kgha K
2
O dan pada umur satu bulan dengan dosis 90 kgha N.
3.4.3 Aplikasi Herbisida Campuran Glifosat, Mesotrion dan Metolaklor Aplikasi herbisida campuran Premix dilakukan pada plot-plot yang ada sesuai
dengan dosis yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebelum melakukan aplikasi, dilakukan kalibrasi untuk mengetahui volume semprot yang dibutuhkan dan
dilakukan pengecekan terhadap sprayer yang akan digunakan. Herbisida diaplikasikan hanya sekali pada 21-28 hari setelah tanam HST dengan
menggunakan knapsack spayer bernosel kuning, volume semprot setelah dilakukan kalibrasi yaitu 400 lha. Penyemprotan herbisida dilakukan pada pagi
hari dengan mempertahankan nosel pada ketinggian 40-50 cm diatas permukaan tanah sehingga menghasilkan lebar bidang semprot 75 cm.
3.4.4 Pengambilan Sampel Gulma Pengambilan sampel gulma dilakukan 2 kali yaitu pada 3 minggu setelah aplikasi
MSA dan pada 6 minggu setelah aplikasi MSA. Petak pengambilan sampel gulma seperti pada Gambar 2.
7,5 m
4 m Gambar 5. Bagan Petak Pengambilan Sampel Gulma
Keterangan:
1 Gulma pada petak contoh yang diambil pada 3 MSA
2 Gulma pada petak contoh yang diambil pada 6 MSA
Tanaman Jagung yang diamati pertumbuhannya
X X
X X
X X
X X
X X
X 2
X X
X X
X X
1 X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X 1
X X
X X
X X
2 X
X X
X X
X X
X X
X X
3.5 Pengamatan Untuk menguji kerangka pemikiran dan hipotesis, maka dilakukan pengamatan
pada beberapa variabel seperti berikut:
3.5.1 Gulma 1. Bobot Kering Gulma
Pengamatan bobot kering gulma dilakukan dengan cara memotong gulma
tepat setinggi permukaan tanah pada petak contoh seluas 0,5 m x 0,5 m, sebanyak 2 petak percobaan. Kemudian gulma dipilih sesuai jenisnya lalu
dikeringkan dengan mengoven selama 48 jam dengan suhu 80
o
C hingga mencapai bobot yang konstan dan kemudian ditimbang.
Bobot kering ini kemudian akan dianalisis secara statistika, dan dari hasil pengolahan data tersebut akan diperoleh kesimpulan mengenai keberhasilan
efikasi herbisida yang digunakan. Bobot kering gulma yang diamati adalah bobot gulma total, bobot gulma per golongan, dan bobot gulma dominan.
2. Persentase Penekanan Gulma Persentase penekanan gulma dihitung berdasarkan bobot kering gulma dengan
rumus : 3. Summed Dominance Ratio SDR
Nilai SDR ini digunakan untuk menentukan jenis dan urutan gulma dominan yang
ada di lahan pertanaman jagung. Nilai SDR dihitung berdasarkan data bobot kering gulma. Nilai SDR untuk masing-masing spesies gulma pada petak
percobaan dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Perlakuan Kontrol
– Perlakuan Perulangan x 100 Perlakuan Kontrol