KERANGKA BERPIKIR HIPOTESIS TINDAKAN

2.3. KERANGKA BERPIKIR

Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti diperoleh gambaran bahwa pembelajaran IPS kurang optimal, salah satu penyebabnya adalah guru meng- gunakan model pembelajaran yang berpusat pada aktivitas guru sehingga menye- babkan siswa kurang aktif dan cepat bosan dalam pembelajaran. Selain itu guru juga kurang memanfaatkan media selama pembelajaran yang mendukung. Siswa hanya disuruh untuk membaca materi, tanpa harus me- mahami materi tersebut. Walaupun guru sudah membuat kelompok siswa se- banyak 4-5 anak, tetapi hanya 1-2 anak saja yang berpikir dan yang lainnya hanya menggantungkan temannya saja karena guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir mandiri terlebih dahulu sebelum mereka bekerja dalam kelompok. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah dikarenakan siswa kurang memahami materi pelajaran. Untuk hal tersebut peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV mem- berikan solusi permasalahan menggunakan model Think Pair Share dengan media gambar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam pembelajaran tersebut, siswa dituntut aktif dalam pembelajaran serta ditunjang keterampilan guru dalam menciptakan suasana dan iklim pem- belajaran yang kondusif. Siswa akan tertarik dengan penggunaan media pem- belajaran sehingga siswa tidak cepat bosan dalam pembelajaran. Dengan mening- katnya minat perhatian siswa terhadap pembelajaran, siswa akan mudah dalam memahami materi pembelajaran dan hasil pembelajaran akan meningkat. Melalui penerapan model Think Pair Sharedengan media gambar diharapkan kualitas pembelajaran IPS di SDN Gunungpati 03 Semarang meningkat. Adapun alur kerangka berpikir sebagai berikut: Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

2.4. HIPOTESIS TINDAKAN

Melalui model Think Pair Share dengan media gambar dalam pembe- lajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Gunungpati 03 Semarang, keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar akan meningkat. Kondisi awal 1. Guru menggunakan model yang berpusat pada aktivitas guru dan tidak disesuaikan materi 2. Siswa cenderung pasif sehingga tidak dapat memahami materi pelajaran 3. Kebanyakan siswa menggantungkan teman lainnya dalam berdiskusi kelompok 4. Guru kurang mengoptimalkan media yang ada dalam pembelajaran. Tindakan Kondisi akhir Tahap Thinking: 1. guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran 2. guru menjelaskan materi dan menampilkan gambar 3. guru memberikan pertanyaan atau permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran dengan menampilkan media gambar 4. guru memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir menyelesaikan masalah secara individual. Tahap Pairing: 1. guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya, 2. siswa mendiskusikan jawaban atau hasil pemikirannya secara berpasangan. Tahap Sharing: 1. beberapa pasangan siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas 2. pasangan lainnya memberikan tanggapan 3. menarik kesimpulan. 1. Guru menggunakan model yang berpusat pada aktivitas siswa dan sesuai dengan materi 2. Siswa menjadi aktif sehingga dapat memahami materi pelajaran 3. Siswa menjadi mandiri dan tidak menggantungkan teman saat diskusi kelompok. 4. Guru mengoptimalkan media untuk menunjang pembelajaran. 51

BAB III METODE PENELITIAN