Analisis Data Metode Penelitian

40

3.3.5. Analisis Data

1. Hubungan keterkaitan antara karakteristik pori tanah yang meliputi jumlah, distribusi, dan stabilitas pori dengan parameter pergerakan air konduktivitas hidrolik tanah, dianalisis dengan menggunakan korelasi dan regresi baik tunggal maupun berganda. Karakteristik pori sebagai variabel bebas dan konduktivitas hidrolik jenuh dan tak jenuh sebagai variabel respon. 2. Perhitungan neraca air lahan daerah penelitian baik bulanan maupun mingguan dengan metode Thornthwaite dan Mather 1957. Neraca air bulanan diperhitungkan dari curah hujan efektif yang ditetapkan dari curah hujan rataan bulanan dalam tahun pengamatan 1994 sampai dengan 2005. Neraca air mingguan ditetapkan berdasarkan curah hujan selama masa pengamatan. Metode pengukuran neraca air Thornthwaite dan Mather ditampilkan pada Lampiran 4. 3. Perhitungan fluks aliran air dilakukan untuk seluruh zona perakaran kedalaman 50 cm maupun tiap zona 10 cm kedalaman tanah, dengan menetapkan besarnya fluks pada suatu kedalaman tanah tertentu menurut Hanks dan Ashcroft 1986 dan Koorevaar et al. 1983 sebagai berikut: z h K q Δ Δ − = ψ .………………………….12 di mana q = fluks aliran air sepanjang jarak kedalaman ∆ z antara z 1 dan z 2 yang memiliki perbedaan potensial hidrolik sebesar ∆ψh. Apabila dalam kolom tanah terjadi aliran transient, maka terjadi perubahan fluks aliran air antara ujung pemasukan dan pengeluaran air selama jarak waktu tertentu. Dengan demikian tiap jarak satu hari pengukuran terjadi perbedaan fluks aliran air, sehingga Hanks dan Ashcroft 1986 dan Koorevaar et al. 1983 menetapkan t z q Δ Δ − = Δ Δ θ …..…………………………..13 di mana ∆q∆z = perubahan fluks aliran air sepanjang kedalaman lapisan tanah z cm, dapat diukur dari perubahan kadar air selama waktu tertentu ∆θ∆t, yaitu 41 selisih antara kadar air tanah suatu hari dengan kadar air hari sebelumnya. Menurut Hanks dan Ashcroft 1986, fluks aliran air ke bawah dinyatakan sebagai fluks negatif, dan aliran ke atas sebagai fluks positif 4. Pergerakan air transient diperhitungkan dari perbedaan fluks antara dua titik kedalaman tanah yang diperhitungkan Menurut Hanks dan Ashroft 1986, pergerakan air transient merupakan perubahan kadar air setiap saat, dan dapat menunjukkan perubahan storage selama selang waktu yang diperhitungkan. d θdt = d fluksdx cmcm.waktu ...................... 14 Di mana d θdt = laju pergerakan air transient laju perubahan storage, dfluksdx = perubahan fluks per satuan jarak. 5. Untuk melihat pengaruh jumlah hujan terhadap fluks aliran air maupun pergerakan air transient dilakukan analisis model deterministik yang merupakan pendekatan terhadap proses pergerakan air dalam tanah 6. Untuk melihat pengaruh karakteristik pori terhadap fluks aliran air maupun pergerakan air transient dilakukan analisis korelasi dan regresi. Karakteristik pori sebagai variabel bebas dan fluks aliran air maupun laju aliran transient sebagai variabel respon. 7. Untuk melihat perbedaan kadar air dan kadar hara antar kedalaman tanah dan antar waktu pengukuran tiap minggu digunakan uji beda nilai tengah uji t. 8. Kebutuhan air irigasi ditetapkan berdasarkan defisit kadar air, merupakan selisih antara kadar air lapangan terhadap kadar air minimum tersedia bagi tanaman MSD = Maximum soil moisture deficit, merupakan kadar air tersedia terendah dari readily available water Lampiran 5. Menurut Allen et. al. 1998, Shaxson dan Barber 2003, air tersedia yang cukup untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis adalah 50 air tersedia maximum soil water deficit, kadar air tanah yang tersedia bagi tanaman 42 Defisit air = KA lapang – MSD ...................................15 Di mana KA lapang = kadar air pada kondisi lapangan, MSD = Maximum soil moisture deficit , kadar air minimum tersedia bagi tanaman. Apabila kadar air lapangan lebih rendah dari MSD, maka tanah memerlukan irigasi terjadi defisit. Kebutuhan air irigasi juga diperhitungkan berdasarkan kadar air minimum tersedia menurut USDA 1991 Lampiran 8. Menurut USDA 1991 tersebut, tanaman memerlukan irigasi apabila kadar air tanah telah berada di bawah kadar air yang menyebabkan laju pertumbuhan tanaman kurang dari 80. 9. Analisis secara deskriptif dilakukan terhadap pengaruh curah hujan, fluks aliran air, dan laju perubahan storage terhadap kadar air maupun kadar hara dalam tanah. 10. Hubungan keterkaitan antara fluks aliran air, pergerakan air transient, dan kadar air dengan kadar hara larutan tanah dilakukan dengan uji korelasi. Fluks aliran air, laju aliran air transient, dan kadar air sebagai variabel bebas dan kadar hara lariutan tanah sebagai variabel respon 11. Untuk melihat pengaruh karakteristik pori terhadap kadar hara larutan tanah dilakukan analisis korelasi dan regresi. Karakteristik pori sebagai variabel bebas dn kadar hara larutan tanah sebagai variabel respon. 12. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah, sifat-sifat pori, kadar air, dan kadar hara tanah terhadap produksi tanaman pada lahan dianalisis dengan regresi dan korelasi. Sifat-sifat fisik, karakteristik pori, kadar air, dan kadar hara larutan tanah sebagai variabel bebas dan produksi tanaman sebagai variabel respon.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN