Produksi Tanaman Kadar Kalium Selama Masa Pertumbuhan Tanaman
89
Hal sebaliknya terjadi oleh pengaruh ruang pori air imobil terhadap kadar K larutan tanah. Kadar K larutan tanah makin berkurang dengan makin besarnya
ruang pori air imobil dengan koefisien korelasi sebesar 0,54 Gambar 29, Lampiran 32, dan 34. Seperti halnya ion nitrat, apabila ion kalium berada di
dalam ruang pori yang kecil sulit bergerak karena dengan makin kecilnya ukuran pori maupun makin meningkatnya tortuositas pori tanah dapat mengurangi laju
pergerakan ion K melalui proses difusi Tisdale et al., 1993; Tinker dan Nye, 2000. Oleh karena itu, makin banyaknya ruang pori air imobil, kadar K larutan
tanah makin berkurang.
5. 5. Produksi Tanaman
Produksi tanaman berupa bobot tanaman maupun bobot tongkol jagung manis ditampilkan pada Tabel 11 dan Lampiran 45 dan 46. Produksi tanaman
baik berupa bobot tanaman maupun bobot tongkol memiliki variasi yang cukup besar 51 untuk bobot tanaman, dan 42 untuk bobot tongkol jagung. Variasi
produksi yang besar tersebut disebabkan oleh karakteristik pori yang dapat Tabel 11. Produksi tanaman dan tongkol jagung
No Parameter Nilai
1 Bobot tanaman kgha
5 301,52 Sdx
2 685,87
CV 50,66
n 30
2 Bobot tongkol kgha
5 479,02 Sdx
2 292,46
CV 41,84
n 30
berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah yang lain dan akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut Roy et al. 2006,
karakteristik pori tanah berpengaruh terhadap rasio ruang pori pore space ratio, PSR atau void ratio, yaitu rasio antara ruang pori terhadap ruang padatan tanah.
Rasio ruang pori tersebut sangat menentukan dinamika air, udara, suhu, hara
90
tanaman, dan pori yang tersedia untuk pertumbuhan akar tanaman, serta memudahkan di dalam pengolahan tanah.
Apabila dikaitkan dengan sifat-sifat fisik tanah, kadar air, dan hara tanah, maka produksi tanaman lebih dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah yang dapat
menyediakan air, oksigen, dan menstimulasi pertumbuhan akar tanaman, serta ketersediaan hara fosfor dan kalium tanah Tabel 12 dan Lampiran 47. Menurut
Letey 1985, sifat-sifat fisik tanah seperti distribusi pori, stabilitas agregat, bobot isi, dan tekstur tanah mempengaruhi air, oksigen, suhu, dan ketahanan penetrasi
tanah yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Seperti telah diuraikan di depan, bahwa beberapa sifat pori tanah sangat mempengaruhi
pergerakan air dalam tanah, sehingga dengan kondisi pori tanah yang lebih baik Tabel 12. Pengaruh sifat-sifat fisik tanah, kadar air, dan kadar hara tanah
kedalaman 0-50 cm terhadap produksi tanaman
No Variabel
respon Model R
1
Bobot tanaman
Bobot tanaman = - 64441 - 195 KA + 150 K + 449 P + 53372 BI + 961 RPD + 218 RPAT
0,70
2
Bobot tongkol
Bobot tongkol = - 53417 -157 KA + 113 K + 348 P + 47044 BI + 769 RPD
0,71
Keterangan: KA = Kadar air vol, , RPD = ruang pori drainase vol, K = kadar kalium tanah ppm, P = kadar fosfor tanah ppm, BI = bobot isi gcm
3
, RPD = ruang pori drainase vol, dan RPAT = ruang pori air tersedia vol.
dapat meningkatkan produksi tanaman. Pergerakan air dalam tanah lahan kering dapat memperbaiki aerasi, mendistribusikan air sehingga air cukup bagi tanaman,
melarutkan hara sehingga tersedia bagi tanaman, dan mentransportasikan hara menuju akar tanaman. Begitu juga dengan fosfor dan kalium tanah berperan
penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman Tisdale et al., 1993. Dari Tabel 12 terlihat bahwa sifat-sifat tanah yang berpengaruh terhadap
bobot tanaman adalah kadar air, kalium, fosfor, bobot isi, ruang pori aerasi ruang pori drainase, dan ruang pori air tersedia tanah. Adapun sifat-sifat
tanah yang berpengaruh terhadap bobot tongkol adalah kadar air, kalium, fosfor, bobot isi, dan ruang pori aerasi ruang pori drainase tanah. Ruang pori air
91
tersedia berpengaruh terhadap bobot tanaman, tetapi tidak berpengaruh terhadap bobot tongkol. Semakin tinggi kadar air tanah, bobot tanaman maupun bobot
tongkol tongkol makin berkurang. Berdasarkan data hasil pengamatan Lampiran 28, kadar air tanah selama masa pertumbuhan tanaman sering berada di atas
kapasitas lapang, sehingga dapat mengurangi aerasi tanah, mengganggu perkembangan akar, dan akhirnya menurunkan bobot tanaman maupun tongkol.
Seperti telah disebutkan di depan, bahwa kadar air dalam tanah yang makin besar secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap kadar hara dalam tanah;
sehingga keadaan demikian berpengaruh juga terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Bobot isi tanah sangat menentukan arah dan pertumbuhan akar tanaman baik secara langsung maupun tak langsung. Pengaruh langsung bobot isi
terhadap pertumbuhan akar adalah kemampuan penetrasi akar; sedangkan pengaruh tak langsung adalah terhadap ketersediaan air dan hara bagi tanaman.
Banyak hasil penelitian menyatakan bahwa perakaran tanaman mulai terhambat pada ketahanan penetrasi yang berbeda-beda. Menurut Addae dan Pearson
1992, dalam sistem yang terkontrol, kepadatan tanah dapat menghambat perakaran tanaman bila mencapai 0,76 kPa. Adapun So dan Woodhead 1986
menyatakan bahwa akar tanaman mulai terhambat bila tekanan penetrometer 3 MPa =300 kgfcm
2
atau bobot isi 1,4 gramcm
3
untuk tanah tekstur liat atau 1,8 gramcm
3
untuk tanah tekstur pasir Pearson et al., 1995. Perimbangan jumlah ruang pori drainase dan ruang pori air tersedia sangat
berpengaruh pada pergerakan air dan udara yang selanjutnya berpengaruh pada ketersediaan air, udara, dan hara. Kramer 1977 menyatakan bahwa aerasi tanah
mempengaruhi serapan air dan hara tanaman, sehingga mempengaruhi produksi tanaman.
5.6. Pembahasan Umum Dari uraian yang telah dikemukakan di depan, terdapat beberapa masalah di
dalam pergerakan air dan kadar hara dalam tanah, yang berkaitan dengan pengelolaan tanah dan konservasi tanah dan air
92