31
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan pemilihan lokasi lahan, pengamatan profil pengambilan contoh dan analisis sifat-sifat tanah awal, percobaan lapangan,
analisis laboratorium, dan analisis data. Tahapan penelitian secara lengkap ditampilkan pada Gambar 2. Adapun hubungan antara tujuan, masukan data,
proses analisis data dan keluaran tiap tahapan penelitian ditampilkan pada Tabel 2.
3.3.1. Pemilihan Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan percobaan di lapangan. Berdasarkan peta tanah wilayah kabupaten Bogor, dipilih
lokasi yang memiliki jenis tanah yang sama yang digunakan untuk pertanian tanaman pangan intensif. Selanjutnya pada tanah-tanah terpilih dilakukan
deskripsi profil tanah, pengukuran konduktivitas hidrolik jenuh tanah di lapangan, pengambilan contoh tanah untuk dianalisis karakteristik pori dan sifat kimia
tanahnya. Berdasarkan data profil tanah, karakteristik pori, sifat kimia, dan
konduktivitas hidrolik jenuh di lapang dari beberapa lokasi, dipilih lokasi yang memiliki sifat-sifat kimia relatif sama dan karakteristik pori beragam..
Selanjutnya pada lokasi lahan yang terpilih tersebut dilakukan pengamatan lebih detil tentang konduktivitas hidrolik jenuh di lapangan; pengambilan contoh tanah
untuk analisis karakteristik pori, konduktivitas hidrolik tak jenuh, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya di laboratorium.
3.3.2. Percobaan lapangan
Percobaan lapangan dilakukan pada lokasi lahan yang telah terpilih. Pada lahan tersebut dibuat 30 petak pertanaman sebagai ulangan, dengan ukuran tiap
petak 5m x 5m. Pada seluruh petak ditanami jagung manis dengan pemupukan urea, SP 36, dan KCl masing-masing dengan dosis 300 kg, 200 kg, dan 150 kg
per hektar.
32
Gambar 2. Diagram alir pelaksanaan penelitian
Analisis Data 1. Hubungan karakteristik pori dengan pergerakan air
2. Hubungan jumlah hujan dengan pergerakan air 3. Hubungan curah hujan, pergerakan air, kadar air, dan kadar hara tanah
4. Hubungan karakteristik pori dengan kadar hara tanah 5. Hubungan karakteristik pori, kadar air, dan kadar hara dengan produksi tanaman.
Pengukuran konduktivitas hidrolik
jenuh dan tak jenuh Analisis Tanah:
- Karakteristik pori dan - sifat fisik tanah lainnya
Percobaan lapang: - Kadar air tanah tiap hari
- Kadar hara N, P, dan K tiap minggu - Hujan harian
- Data iklim harian - Produksi tanaman
Analisis Data: Hubungan karakteristik pori tanah
dengan parameter pergerakan air Pengambilan contoh tanah
Pemilihan jenis tanah diatas peta
Orientasi lapangan - jenis tanah
- penggunaan tanah
Pengambilan contoh tanah Pengamatan lapang:
- konduktivitas hidrolik - profil tanah
- Analisis karakteristik pori - Analisis sifat fisik dan kimia tanah
Lokasi terpilih
33
Pada lahan percobaan dipasang penakar hujan, sehingga dapat terekam hujan harian dari lokasi percobaan. Selanjutnya selama masa pertumbuhan tanaman
dilakukan pengamatan terhadap tinggi tanaman tiap minggu, kadar air tanah tiap hari dengan menggunakan soil moisture meter tiap jarak kedalaman 10 cm dari
permukaan tanah, yaitu pada kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm, 30-40 cm, 40-50 cm, dan 50-60 cm dari permukaan tanah. Pengamatan serapan hara oleh
tanaman dilakukan pada masa vegetatif maksimum umur lima minggu dengan cara analisis kadar hara dalam daun dan batang, dan produksi tanaman pada waktu
panen. Tinggi tanaman, yang merupakan indikator pertumbuhan tanaman, diamati dengan mengukur panjang tanaman dari permukaan tanah sampai puncak
tajuk. Kadar hara N, P, dan K larutan tanah tiap jarak 10 cm dari permukaan tanah
ditetapkan dengan cara pengambilan contoh tanah komposit dari sekitar tanaman menggunakan bor berdiameter 2 cm, kemudian dianalisis hara yang larut dalam
air. Kadar nitrogen ditetapkan dalam bentuk nitrat dan amonium larut air. Pengukuran curah hujan dilakukan dengan menggunakan penakar hujan
otomatis, sehingga dapat diperoleh data jumlah hujan harian, periodik, dan intensitas hujan periodik. Selain itu juga dikumpulkan data iklim lokasi penelitian
dari stasiun klimatologi Pangkalan TNI-AU Atang Senjaya Bogor. Data hujan dan iklim suhu selanjutnya digunakan dalam perhitungan neraca air lahan baik
bulanan, maupun mingguan. Perhitungan bobot tanaman dan bobot tongkol pada waktu panen
berdasarkan pada jumlah populasi per hektar lahan dikalikan dengan bobot tanaman atau bobot tongkol dari tanaman contoh.
3.3.3. Pengambilan contoh tanah