33
Pada lahan percobaan dipasang penakar hujan, sehingga dapat terekam hujan harian dari lokasi percobaan. Selanjutnya selama masa pertumbuhan tanaman
dilakukan pengamatan terhadap tinggi tanaman tiap minggu, kadar air tanah tiap hari dengan menggunakan soil moisture meter tiap jarak kedalaman 10 cm dari
permukaan tanah, yaitu pada kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm, 30-40 cm, 40-50 cm, dan 50-60 cm dari permukaan tanah. Pengamatan serapan hara oleh
tanaman dilakukan pada masa vegetatif maksimum umur lima minggu dengan cara analisis kadar hara dalam daun dan batang, dan produksi tanaman pada waktu
panen. Tinggi tanaman, yang merupakan indikator pertumbuhan tanaman, diamati dengan mengukur panjang tanaman dari permukaan tanah sampai puncak
tajuk. Kadar hara N, P, dan K larutan tanah tiap jarak 10 cm dari permukaan tanah
ditetapkan dengan cara pengambilan contoh tanah komposit dari sekitar tanaman menggunakan bor berdiameter 2 cm, kemudian dianalisis hara yang larut dalam
air. Kadar nitrogen ditetapkan dalam bentuk nitrat dan amonium larut air. Pengukuran curah hujan dilakukan dengan menggunakan penakar hujan
otomatis, sehingga dapat diperoleh data jumlah hujan harian, periodik, dan intensitas hujan periodik. Selain itu juga dikumpulkan data iklim lokasi penelitian
dari stasiun klimatologi Pangkalan TNI-AU Atang Senjaya Bogor. Data hujan dan iklim suhu selanjutnya digunakan dalam perhitungan neraca air lahan baik
bulanan, maupun mingguan. Perhitungan bobot tanaman dan bobot tongkol pada waktu panen
berdasarkan pada jumlah populasi per hektar lahan dikalikan dengan bobot tanaman atau bobot tongkol dari tanaman contoh.
3.3.3. Pengambilan contoh tanah
Pengambilan contoh tanah di lokasi penelitian ditujukan untuk memperoleh data karakteristik pori tanah secara lebih detil, didahului dengan deskripsi profil
tanah, sehingga dapat diketahui secara visual keadaan morfologi dan kondisi fisik tanah di lapang. Selanjutnya dilakukan pengukuran konduktivitas hidrolik jenuh
34 Tabel 2. Matrik antara tujuan, masukan data, prosesanalisis data, dan keluaran pada setiap tahapan penelitian
No Tujuan
Masukan Proses
Keluaran
1c. Analisis regresi dan korelasi antara karakteristik pori tanah
dengan parameter pergerakan air Ks = f karakter pori tanah
Kus = f karakter pori tanah 1b. Perhitungan fluks aliran air
dengan pendekatan perubahan kadar air di lapangan
Fluks aliran air pada zona 50 cm dan tiap selang kedalaman 10 cm
di lokasi percobaan 1c. Perhitungan pergerakan air
transient; d θdt = - dfluksdx
d θdt tiap selang 50 cm dan pada
10 cm zona perakaran 1.
Menentukan keterkaitan antara pergerakan air fluks
aliran air dan pergerakan air transient
dengan karakteristik pori jumlah,
distribusi, dan stabilitas pori dalam tanah
Data karakteristik pori Data konduktivitas hidrolik
tanah Data kadar air tanah
Data potensial air tanah
1d. Analisis regresi dan korelasi antara karakteristik pori tanah
dengan fluks aliran air dan aliran air transient
Fluks = f karakter pori tanah d
θdt = f karakter pori tanah
2a. Perhitungan sifat-sifat hujan Sifat-sifat hujan harian di lokasi
percobaan 2.
Menentukan model keterkaitan antara
pergerakan air fluks aliran air dan pergerakan air
transient dalam tanah
dengan curah hujan Data hujan dan iklim yang lain
Data kadar air tanah Data potensial air tanah
2b. Penyusunan model hubungan antara jumlah hujan terhadap
fluks aliran air dan laju aliran air transient
Fluks = f jumlah hujan d
θdt = f jumlah hujan
3a. Analisis deskriptif keterkaitan jumlah hujan, fluks, dan kadar air
Distribusi kadar air tiap minggu 3.
Mengkaji pengaruh pergerakan air terhadap
distribusi air dan hara dalam tanah
Data hujan Data kadar air tanah
Data kadar hara
Data produksi tanaman
3b. Analisis kebutuhan irigasi Kebutuhan irigasi minimum lahan
35 Tabel 2. Matrik antara tujuan, masukan data, prosesanalisis data, dan keluaran pada setiap tahapan penelitian lanjutan
No Tujuan
Masukan Proses
Keluaran
3. Mengkaji pengaruh
pergerakan air terhadap distribusi air dan hara dalam
tanah Data hujan
Data kadar air tanah Data kadar hara
Data produksi tanaman 3c. Uji beda nilai tengah kadar hara
larutan tanah antar kedalaman tanah dan antar waktu
Kadar hara larutan tanah antar kedalaman dan antar waktu
4a. Analisis regresi dan korelasi antara karakteristik pori tanah
dengan kadar hara larutan tanah Kadar hara = f karakter pori tanah
4. Menentukan karakteristik pori yang berpengaruh
terhadap kadar hara dalam tanah
Data karakteristik pori Data kadar air tanah
Data kadar hara Data produksi tanaman
4b. Analisis regresi berganda antara sifat-sifat fisik tanah, kadar air,
dan kadar hara terhadap produksi tanaman
Bobot tanaman = f sifat-sifat fisik tanah
Bobot tongkol = fsifat-sifat fisik tanah
36
dan tak jenuh, pengambilan contoh tanah utuh, contoh tanah agregat, dan contoh tanah terganggu dari tiap jarak kedalaman 10 cm dari permukaan tanah.
Contoh tanah utuh digunakan untuk penetapan kurva karakteristik air tanah yang digunakan untuk penetapan distribusi pori tanah, dan bobot isi tanah.
Contoh tanah agregat digunakan untuk penetapan distribusi ukuran agregat Mean Weight Diameter, MWD, geometri agregat GMD, dan stabilitas agregat WSA.
Contoh tanah terganggu digunakan untuk analisis tekstur, kadar hara dalam tanah, kadar bahan organik, KTK, dan pH tanah.
Pengambilan contoh tanah selama musim tanam dilakukan di setiap petak lahan dari tiap kedalaman 10 cm dari permukaan tanah secara komposit untuk
analisis hara N, P, dan K yang larut air, dan untuk kalibrasi kadar air tanah 3.3.4.
Analisis Laboratorium
Analisis di laboratorium meliputi penetapan karakteristik pori tanah sifat- sifat kimia tanah pH, kadar hara N, P, dan K, KTK, basa- basa, kadar C-organik
tanah, tekstur tanah sebelum percobaan lapangan, dan analisis hara tanah selama percobaan lapangan. Penetapan karakteristik pori meliputi jumlah, distribusi, dan
stabilitas pori tanah. Jumlah pori ditetapkan berdasarkan nilai bobot isi dan bobot jenis partikel dengan menggunakan metode gravimetrik sebagai berikut:
Jumlah pori volume = 1- BIBJP X 100 ........................ 10 Di mana:
BI = bobot isi tanah gramcm
3
BJP = bobot jenis partikel tanah gramcm
3
Pengukuran distribusi ukuran pori dilakukan dengan menggunakan kurva karakteristik air tanah. Bouma, Rao, dan Brown, 2004. Kurva karakteristik air
tanah dibuat dengan mengambil beberapa contoh tanah agregat kemudian dijenuhi secara kapiler sampai tanah jenuh sempurna. Masing-masing contoh
tanah dikeringkan dengan tekanan matrik berbeda, yaitu Ψm: 1, 10, 33, 100, 300,
dan 1500 kPa, kemudian dikeringovenkan dan diukur kadar airnya. Selanjutnya
37
dibuat kurva, di mana kadar air sebagai absis, dan potensial matrik sebagai ordinat, atau sebaliknya Berdasarkan kurva tersebut, pada suatu nilai potensial
matrik tanah tertentu hanya pori-pori dengan ukuran sama dengan atau lebih kecil dari diameter tertentu yang terisi air Gambar 3. Sehingga dengan persamaan
Wasburn Ingaramo, Benito, Paz-Gonzalez, dan Miranda, 2004 diameter pori dapat ditetapkan sebagai berikut:
d m
α γ
cos 4
− =
Ψ
11
di mana : Ψm = potensial matrik cm, γ = tegangan permukaan cairan dynecm,
α = sudut kontak antara air dengan padatan tanah, dan d = diameter pori cm. Jika cairan yang digunakan air dengan nilai
γ = 72,7 dynecm, dan α = 0, maka Ψm = - 0,28d
d = - 0,28 Ψm
Misalnya apabila Ψm dan d dalam satuan cm, maka pada potensial matrik 100
cm, d = -0,28 100 = 0.0028 cm = 28 μm.
Kurva karakteristik kelembaban tanah
-1 1
3 5
7 9
11
20 30
40 50
60 70
Kadar air vol -
P o
te n
sia l a
ir a
tm
Gambar 3. Kurva karakteristik kelembaban tanah untuk penetapan distribusi pori tanah
38
Penetapan volume pori-pori tanah dengan ukuran tertentu ditampilkan pada Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Penetapan volume tiap kelas ukuran pori tanah No
Klas Pori Jumlah volume
1. RPDSC
Selisih antara ruang pori total dengan kadar air pada potensial air = - 0,01 atm
2. RPDC
Selisih antara kadar air pada ψ = - 0,01 atm dengan
kadar air pada ψ = - 0,1 atm
3. RPDL
Selisih antara kadar air pada ψ = - 0,1 atm dengan
kadar air pada ψ = - 0,33 atm
4. RPD RP Makro
Selisih antara ruang pori total dengan kadar air pada
ψ = - 0,33 atm 5.
RPATRP Meso Selisih antara kadar air pada
ψ = - 0,33 atm dengan kadar air pada
ψ = - 15 atm 6.
RP Mikro Ruang pori pada
ψ - 15 atm 7.
RP air mobil Ruang pori pada potensial air - 2 atm
8. RP air imobil
Ruang pori pada potensial air - 2 atm
Keterangan: RPDSC: ruang pori drainase sangat cepat, RPDC: ruang pori drainase cepat, RPDL: ruang pori drainase lambat, RPD: ruang pori drainase, RPAT: ruang pori air tersedia,
RP : ruang pori
Penetapan stabilitas pori berdasarkan pada nilai stabilitas agregat, karena pori-pori berada pada agregat tanah. Penetapan stabilitas agregat dan distribusi
ukuran agregat mengikuti De Leenheer dan De Boodt 1959 dalam De Boodt, De Leenheer, dan Kirkham 1961 seperti ditampilkan dalam Lampiran 3.
Pengukuran konduktivitas hidrolik jenuh dilakukan di lapangan menggunakan Guelph permeameter mengikuti metode Well pump-in shallow
Ammozegar dan Warrick, 1986. Adapun pengukuran konduktivitas hidrolik tak jenuh dilakukan di laboratorium menggunakan tabung kolom tanah dengan
metode distribusi kadar air Klute dan Dirksen, 1986; Arya et al., 1999; dan Saxton et al., 2004.
39
Penetapan sifat-sifat kimia tanah kadar bahan organik, KTK, pH, kadar nitrogen, fosfor, dan kalium mengikuti metode analisis tanah dalam Agronomy 2
Page, 1982. Jenis-jenis analisis, metode, dan alat-alat yang digunakan dalam analisis sifat-sifat fisik dan kimia tanah ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Jenis, metode, dan alat-alat yang digunakan dalam analisis di laboratorium.
No Jenis analisis
Metode Alat yang digunakan
1. Tekstur tanah
Pipet Tabung sedimentasi,
gelas piala, pipet, dll 2.
Stabilitas agregat, DMR, dan GMD
Pengayakan basah dan kering
Ayakan 3.
Distribusi pori Kurva pF
Panci tekan 4.
Bobot Isi Blake dan Hartge 1986
Timbangan, oven, ring sample
5. Bobot jenis partikel
Blake dan Hartge 1986 Labu ukur piknometer,
timbangan, gelas ukur
6. Jumlah pori
Perhitungan menggunakan BI dan
BJP Danielsen dan Sutherland, 1986
- 7.
Konduktivitas hidrolik jenuh
Shallow well pump-in Permeameter
8. Konduktivitas hidrolik
tak jenuh Distribusi kadar air
Arya et al., 1999 dan Saxton et al., 2004.
Tabung kolom tanah 9.
Kadar bahan organik tanah
Walkleydan Black Alat-alat gelas
10. Kapasitas tukar kation
NH4OAc pH 7,0 Sentrifuge, buret, dll
11. pH Elektroda
gelas pH
meter 12. Nitrogen
total Kjeldahl
Tabung Kjeldahl
13 Fosfor tersedia
P-Bray 1
Spectrofotometer 14 Kalium
tersedia NH4OAc
pH 7,0 Flamefotometer
15 Kadar air
Gravimetrik Oven
16 N-NH
4
dan N-NO
3
Ekstraksi H
2
O FIA Star Analyzer 5000
17 P larut
air Ekstraksi H
2
O, Murphy dan Raleigh
Spectrofotometer 18.
K larut air Ekstraksi H
2
O Flamefotometer
Keterangan: DMR = diameter massa rataan; GMD= geometri mean diametre diameter rataan geometri, BI = bobot isi, BJP = bobot jenis partikel
40
3.3.5. Analisis Data