Tanah dan Topografi KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

45 sedangkan sisanya menjadi genangan sementara di atas permukaan tanah menunggu sampai terinfiltrasi semua dan sebagian terevaporasi. Air yang terdrainase, keluar dari zona perakaran. Air dari zona di bawah perakaran tersebut dapat bergerak kembali ke lapisan atas sebagai aliran tak jenuh apabila kadar air di lapisan atas lebih rendah daripada lapisan bawah. Pada lahan kering, keadaan ini dapat terjadi hanya pada hari-hari tanpa hujan akibat evaporasi di permukaan tanah. Air yang bergerak ke atas tersebut umumnya terjadi pada potensial yang relatif rendah sehingga tidak tersedia bagi tanaman, tetapi hanya cukup untuk pengisian pori bagi kebutuhan evaporasi. Air dari aliran kapiler yang dapat tersedia bagi tanaman hanya apabila berasal dari zona jenuh yang relatif dangkal di bawah zona perakaran atau lapisan bawah yang relatif mendekati jenuh akibat pergerakan ke lapisan bawah sangat lambat dan pergerakan ke atas lebih mungkin untuk terjadi.

4.3. Tanah dan Topografi

Jenis tanah pada lokasi penelitian termasuk Latosol menurut sistim klasifikasi Dudal dan Soepraptohardjo Atmosentono, 1968 dan termasuk jenis Ket: Chef = curah hujan efektif, ETP = evapotranspirasi potensial, ETA = evapotranspirasi actual Gambar 5. Neraca air lahan mingguan di lokasi penelitian Neraca air mingguan di lokasi penelitian 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu minggu CH e f, ETP, ETA m m Chef ETP ETA 46 Inceptisols menurut sistim Taxonomi Tanah. Pada tingkat yang lebih detil, tanah di lokasi penelitian tergolong Latosol coklat kemerahan menurut sistem Dudal dan Soepraptohardjo, dan Oxyaquic Eutrudept menurut sistem Taxonomi Tanah tahun 1998 Bustarimuddin, 2002. Kedalaman solum tanah termasuk dalam hingga 200 cm, dengan kondisi sifat fisik dan morfologi tanah pada lahan penelitian ditampilkan pada Lampiran 10, 11, dan 12. Dari Lampiran 13 terlihat bahwa pada profil tanah lokasi 1 menunjukkan kedalaman perakaran tanaman hanya mencapai + 20 cm, pada lokasi 2 mencapai + 18 cm secara berangsur sampai kedalaman + 35 cm, dan pada lokasi 3 kedalaman perakaran mencapai kedalaman + 50 cm. Sifat-sifat fisik dan kimia tanah lokasi penelitian dari tiap kedalaman tanah ditampilkan pada Lampiran 1, 14, 15, dan 16. Sifat-sifat kimia tanah lokasi penelitian masih memiliki kisaran nilai yang relatif sama berdasarkan kriteria CSRFAO Staff 1983. Kemasaman tanah tergolong masam pH 4,62 di permukaan tanah sampai agak masam pH 6,22 dengan makin dalamnya tanah. Kadar C-organik tanah pada seluruh kedalaman tanah tergolong sangat rendah 2. Kadar nitrogen total lahan tergolong sangat rendah 0,08 di lapisan 40 cm sampai rendah 0,15 di lapisan atasnya. Kadar P-tersedia pada seluruh kedalaman tergolong sangat rendah 0,02-0,11 ppm P. Kadar kalium pada seluruh kedalaman tanah berkisar dari sedang sampai tinggi 0,27- 0,49 me100 g tanah. Kapasitas tukar kation pada seluruh kedalaman tergolong sedang 17,28 – 19,11 me100 g tanah. Kejenuhan basa berkisar sedang 40,19 di kedalaman 0-10 cm sampai tinggi 62,86 pada kedalaman di bawahnya. Nilai sifat-sifat kimia tanah tersebut tidak berbeda dalam kaitannya dengan retensi dan pergerakan air dalam tanah. Bobot isi tanah pada kedalaman tanah 0-20 cm 1,01 gcm 3 lebih rendah dibanding lapisan di bawahnya 1,02 gcm 3 . Diameter massa rataan agregat makin menurun dengan makin dalamnya tanah, dan kapasitas retensi air maksimum tanah makin besar dengan makin dalamnya tanah Lampiran 14 dan Lampiran 15. 47 Karakter pori yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah pori, stabilitas pori dan distribusi ukuran pori Lampiran 2. Stabilitas pori dalam agregat tanah di lapisan atas lebih tinggi dan lebih bervariasi dibanding lapisan bawah. Ruang pori drainase dan ruang pori air mobil di lapisan 0-20 cm lebih tinggi dibanding lapisan di bawahnya, tetapi ruang pori air tersedia, ruang pori mikro, dan ruang pori air imobil di lapisan 0-20 cm lebih rendah dibanding lapisan 20 cm. Daerah penelitian berada pada ketinggianaltitute sekitar 150 m di atas permukaan laut, dan berdasarkan pengamatan di lapang memiliki topografi yang relatif datar, dengan kemiringan lereng 0-3 .

4.4. Sistem PengelolaanPenggunaan Tanah.