75
pneumonia memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 15 orang, lebih banyak dibandingkan responden yang tidak kambuh yaitu hanya 6 orang.
Responden yang memiliki pengetahuan baik, dapat menjawab dengan benar pertanyaan mengenai pneumonia dan pencegahannya. Sedangkan responden
yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik, kurang mengerti apa saja yang berhubungan dan bagaimana pencegahan munculnya pneumonia kembali.
5.1.2 Hubungan antara sikap orang tua dengan tingkat kekambuhan
pneumonia pada balita
Berdasarkan analisis bivariat antara sikap orang tua dengan tingkat kekambuhan pneumonia pada balita dengan menggunakan Chi-Square
didapatkan hasil p-value sebesar 0,026 OR=3,600; 95 CI=1,142-11,346. Karena p-value 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap orang tua dengan tingkat kekambuhan pneumonia pada balita. Nilai Odd Ratio OR adalah 3,600 yang berarti bahwa
orang tua yang memiliki sikap negatif memiliki resiko untuk mengalami kekambuhan pneumonia 3,6 kali lebih besar daripada orang tua yang memiliki
sikap positif. Hasil ini sejalan dengan penelitian Susilowati tahun 2010 dengan
judul hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap orang tua dengan kekambuhan ISPA pada balita diwilayah kerja UPTD Puskesmas Pekalongan
Selatan yang menghasilkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan kekambuhan ISPA pada balita dengan p-value=0,000. Begitu juga pada
penelitian ini, sikap orang tua memiliki hubungan dengan tingkat kekambuhan
76
pneumonia pada balita. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati 2010, pada penelitian ini karena sikap orang tua berhubungan
dengan tingkat pengetahuannya yaitu memiliki karakteristik responden yang berpendidikan minimal tamat sekolah dasar SD dan rata-rata tamat
SMAsederajat. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
masih merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap seseorang akan mempengaruhi perilaku kesehatan, sikap positif seseorang akan menghasilkan
perilaku kesehatan yang positif pula. Sedangkan sikap yang negatif akan menghasilkan perilaku kesehatan yang negatif pula. Sikap positif adalah suatu
sikap yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan yang berlaku, sedangkan sikap negatif adalah sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan yang
berlaku. Sikap positif disini adalah orang tua sudah benar dalam bersikap tentang hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan ketika balita sakit dan
bagaimana pencegahannya. Sedangkan sikap negatif, orang tua belum benar dalam bersikap tentang hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan ketika
balita sakit dan bagaimana pencegahannya. Sikap yang positif dari responden kemungkinan disebabkan pengalaman responden yang banyak dan
pembentukan sikap yang baik sehingga melahirkan pola pikir yang baik, serta keyakinan dan emosi yang baik Notoatmodjo,2003.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa terdapat perbedaan sikap orang tua antara responden yang mengalami kekambuhan pneumonia dan
yang tidak mengalami kekambuhan pneumonia. Responden yang mengalami
77
kekambuhan pneumonia memiliki sikap positif sebanyak 18 orang dan sikap negatif sebanyak 8 orang. Sedangkan responden yang tidak mengalami
kekambuhan pneumonia yaitu 24 orang bersikap positif dan 2 orang bersikap negatif. Responden yang mengalami kekambuhan pneumonia lebih banyak
memiliki sikap negatif dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekambuhan pneumonia.
5.1.3 Hubungan antara perilaku merokok keluarga didalam rumah