BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yaitu jenis dan desain penelitian, unit analisis, narasumber penelitian, metode dan alat pengumpulan
data, metode analisis data, dan keabsahan data. Penjelasan secara lebih rinci akan diuraikan di bawah ini.
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Metode penelitian mempunyai fungsi yang sangat besar dalam suatu penelitian. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Melalui metode kualitatif, peneliti diharapkan dapat mengetahui dengan jelas tentang penyesuaian perkawinan pada pasangan yang menikah dengan
ta’aruf. Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2009 : 4 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Alasan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang akan dibahas tidak berkenaan dengan angka-angka tetapi mendeskripsikan secara jelas dan
terperinci serta memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak dibatasi oleh katagori tertentu, sehingga memungkinkan
39
peneliti untuk mempelajari dan menemukan isu-isu tertentu secara mendalam terkait dengan kasus yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus case study. Studi kasus itu sendiri menurut Yin 2002 : 18 merupakan suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di
dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan.
Studi kasus adalah metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa
yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata Yin, 2002 : 1. Penelitian ini menggunakan studi kasus
karena peneliti berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti dan menguraikan suatu kasus yang terjadi pada masa kini di dalam kehidupan nyata secara rinci.
Yin 2004 : 46 menjelaskan empat desain studi kasus, yaitu 1 desain kasus tunggal holistik, 2 desain kasus tunggal terjalin embedded, 3 desain kasus multikasus holistik,
4 desain multikasus terjalin. Yin 2002 : 47- 49 menjelaskan bahwa studi kasus tunggal merupakan suatu desain yang cocok untuk beberapa keadaan.
Pertama kasus yang diteliti menyatakan kasus penting dalam menguji suatu teori yang telah disusun dengan baik. Kedua kasus tersebut menyajikan suatu kasus ekstrem atau unik,
dimana suatu luka atau kelainan spesifik demikian langka sehingga kasus tunggal cukup berharga untuk didokumentasikan dan dianalisis. Ketiga kasus penyingkapan itu sendiri atau
berkaitan dengan tujuan penyingkapan itu sendiri. Situasi ini muncul manakala peneliti
mempunyai kesempatan untuk mengamati dan menganalisis suatu fenomena yang tak mengijinkan penelitian ilmiah.
Studi kasus tunggal terjalin merupakan desain yang digunakan bilamana didalam kasus tunggal perhatian diberikan kepada satu atau beberapa sub unit analisis. Karenanya, desain
terjalin merupakan suatu perangkat penting guna memfokuskan suatu inkuiri studi kasus Yin, 2002 : 53. Ringkasan dari paparan diatas yakni, penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan desain penelitian studi kasus tunggal terjalin. Adapun kasus yang akan dikaji dalam penelitian ini yakni kasus mengenai penyesuaian perkawinan pada
pasangan yang menikah dengan cara ta’aruf“Studi kasus pasangan Komunitas Pengajian X
yang taat pada otoritas murobbi dengan usia istri lebih tua dari suami
3.2 Unit Analisis