Peneliti juga mengambil pasangan narasumber yang memiliki usia perkawinan pada periode awal karena tantangan pada periode awal perkawinan adalah masa-masa
perjuangan untuk memperoleh kebahagiaan dan kemapanan Hassan dalam Anjani, 2006 : 2
2.5 Kerangka Berpikir
Penyesuaian perkawinan adalah penyesuaian yang dilakukan oleh suami dan
istri dengan melakukan penyesuaian diri satu sama lain serta melakukan penyesuaian dengan pasangan, penyesuaian seksual,penyesuaian keuangan dan penyesuaian
dengan keluarga dari pihak pasangan Hurlock, 2002 : 290. Proses untuk menuju perkawinan salah satunya adalah mengenal pasangan. Ada
dua cara yang dapat digunakan perempuan dan laki-laki untuk mengenal calon pasangannya yang pertama adalah melalui masa penjajakan dengan karakteristik
waktu perkenalan antara perempuan dan laki-laki berlangsung lama dan tidak ada komitmen untuk menikah dan yang kedua adalah
ta’aruf dengan karakteristik waktu perkenalan antara perempuan dan laki-laki hanya berlangsung maksimal tiga bulan.
Proses untuk menuju perkawinan baik melalui masa penjajakan ataupun ta’aruf
pasangan suami istri tersebut tetap harus melakukan penyesuaian perkawinan ketika sudah menikah.
Terdapat kondisi-kondisi yang mempersulit pasangan untuk melakukan penyesuaian perkawinan, diantaranya adalah persiapan yang terbatas untuk
menempuh perkawinan, peran dalam perkawinan, kawin muda, konsep yang tidak
realistis tentang perkawinan, perkawinan campur, masa pacaran yang singkat, konsep perkawinan yang romantis. Kondisi-kondisi tersebut akan mempersulit suami dan
istri dalam melakukan penyesuaian perkawinan di dalam rumah tangga mereka, baik pasangan yang menikah melalui masa penjajakan maupun
ta’aruf. Penelitian ini menjadikan pasangan suami istri dengan usia istri lebih tua
minimal tiga tahun sebagai narasumber seperti yang dikatakan oleh Santrock bahwa hakikat dari perkawinan adalah kebahagiaan dalam rumah tangga serta dalam usia
yang sama antara pria dan wanita, wanita memiliki kematangan emosi lebih baik dibandingkan pria. dalam Khairani 2008 : 137.
Anggota dalam komunitas pengajian X memiliki kepatuhan penuh kepada otoritas murobbi atau murobbiyah termasuk dalam cara yang mereka tempuh untuk
menuju perkawinan yaitu dengan cara ta’aruf.
Seperti yang dijelaskan oleh Tyler 1997 bahwa kepatuhan didasarkan pada keyakinan bahwa otoritas memiliki hak untuk meminta. Riset menunjukkan bahwa
orang lebih mungkin untuk menerima otoritas seperti majikan atau pemimpin agama jika mereka mendapat manfaat atau keuntungan. Kepatuhan juga makin besar jika
orang percaya diri mereka diperlakukan secara adil, percaya pada motif pemimpin dan menganggap diri sebagian bagian dari organisasi Huo, Smith,Tyler, Lind,
1996 . Kriteria penyesuaian perkawinan yang dijelaskan oleh Hurlock 2002 : 299
dalam pencapaiannya setiap pasangan suami istri mencapai kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan yang berbeda-beda. Pasangan yang menikah melalui cara
pacaran dan ta’aruf juga akan mencapai kriteria keberhasilan dalam penyesuaian
perkawinan yang berbeda. Maka dari itu, peneliti akan melihat bagaimana penyesuaian perkawinan pada pasangan yang menikah dengan cara
ta’aruf Studi
kasus pasangan Komunitas Pengajian X yang taat pada otoritas murobbi dengan usia istri lebih tua dari suami
Berikut kerangka berpikir yang telah disusun oleh peneliti :
Proses untuk menuju perkawinan adalah
mengenal pasangan Pacaran
Kepatuhan terhadap otoritas murobbi atu
murobbiyah
Ta’aruf
Masalah yang terjadi dalam Perkawinan
Masa perkenalan
yang singkat dan persiapan yang
terbatas untuk
menikah kondisi yang mempersulit
penyesuaian perkawinan
Usia istri yang lebih tua dari suami
karakteristik utama
penelitian dan teori Santrock 2003 yang mengatakan bahwa
wanita lebih dewasa dan lebih matang
secara emosional
daripada laki-laki
Bagaimana Penyesuian perkawinan pada pasangan yang menikah dnegan
ta’aruf
Bagan 2.1. Kerangka Berpikir
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yaitu jenis dan desain penelitian, unit analisis, narasumber penelitian, metode dan alat pengumpulan
data, metode analisis data, dan keabsahan data. Penjelasan secara lebih rinci akan diuraikan di bawah ini.
3.1 Jenis dan Desain Penelitian