Sumber: Sugiyono, 2008 Keterangan :
Kd = Nilai koefisien determinasi
R = Koefisien korelasi berganda
100 = Pengali yang menyatakan dalam persentase
Dengan diketahuinya koefisien korelasi antara masing-masing variable X dan Y kita bisa menentukan koefisien determinasi. Koefisien determinasi tersebut
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan masing-masing variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
, X
4
terhadap variable terikat Y. Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1.bila r mendekati -1 atau
1, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variable bebas dengan variable terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa
hubungan antara variable bebas dengan variable terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.
Untuk menentukan tingkat ketepatan penulis mendasarkan pada ketetapan yang dikemukakan oleh Sugiyono 2009: 250, adalah sebagai berikut :
Kd = R² x 100
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono 2008: 377 hipotesis adalah : ”Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara
mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakan pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima
atau tidak”.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan sejauh mana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu analisis kinerja
keuangan perbankan terhadap harga saham. langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan variabel pengukuran
Variabel X = Kinerja Keuangan Perbankan Variabel Y = Harga Saham
2. Menentukan hipotesis nol Ho
Ho : β
= 0 Kinerja keuangan perbankan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham. 3.
Menentukan hipotesis alternatif Hi Hi :
β ≠ 0 Kinerja keuangan perbankan berpengaruh secara signifikan terhadap
saham. Rancangan pengujian hipotesis ini akan dimulai dengan penetapan
hipotesis penelitian, kemudian akan dilakukan pemilihan dan perhitungan tes statistic serta penetapan tingkat signifikansi. Hipotesis yang akan diuji dan
dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan dari variable-variabel bebas terhadap varfiabel tidak bebas. Pengujian hipotesis
yang dilakukan adalah pengujian hipotesis nol Ho yang menyatakan bahwa koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan sedangkan hipotesis
alternative Hi menyatakan bahwa koefisien korelasinya berarti atau signifikan. Adapun perumusan Ho dan Hi adalah sebagai berikut :
a. Secara bersama-sama simultan
Ho : β
= 0 : Kinerja keuangan yang terdiri dari faktor permodalan, faktor likuiditas, faktor rentabilitas dan faktor kualitas asset secara
simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham Hi :
β ≠ 0 : Kinerja keuangan yang terdiri dari faktor permodalan, faktor
likuiditas, faktor rentabilitas dan faktor kualitas asset secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham.
b. Secara individu parsial
1. Faktor permodalan CAR
Ho: β
= 0
: Faktor permodalan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Hi : β
≠ 0
: Faktor permodalan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
2. Faktor Likuiditas LDR
Ho: β
= 0
: Faktor likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Hi: β
≠ 0
: Faktor likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
3. Faktor Rentabilitas ROE
Ho: β
= 0: Faktor rentabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Hi: β
≠
0: Faktor rentabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham terhadap harga saham
4. Faktor kualitas asset NPL
Ho: β
= 0: Faktor kualitas aset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Hi: β
≠
0: Faktor kualitas aset berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
1. Uji F
Untuk menguji model regresi yang menjelaskan bentuk hubungan dan pengaruh antara variable bebas terhadap variable terikat, digunakan uji F,
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
F =
−
− −
R R
k k
n 1
1
2
Dimana: R
2
= Koefisien Determinasi n = Ukuran sampel
k = Banyaknya variabel bebas Nilai F dari hasil perhitungan diatas kemudian diperbandingkan
dengan F
tabel
atau F yang diperoleh dengan mempergunakan tingkat resiko atau significance 5 dan degree of freedom pembilang dan penyebut, yaitu V
1
= k dan V
2
= n-k-1 dimana kriteria yang digunakan adalah: jika F
hitung
≤ F
tabel
maka H diterima
jika F
hitung
F
tabel
maka H ditolak
Bila terjadi penerimaan H
0,
maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regeri multipel yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak signifikan
pula pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen.
2. Menguji tingkat signifikan
Untuk menguji
signifikansi suatu
koefisien korelasi
pasrial menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono, 2008 Keterangan :
t : Nilai uji t r : Koefisien korelasi
n : Jumlah sampel Nilai t
hitung
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t
tabel
dengan tingkat kepercayaan dengan taraf nyata α = 0,05 uji dua pihak dan dari hipotesis
yang telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut :
• jika nilai t
hitung
t
tabel
maka H diterima, H
1
ditolak berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya. •
Jika t
hitung
≤ t
table
maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
t
hitung
=
2
1 2
r n
r −
−
Gambar 3.1 Uji dua pihak daerah penerimaan dan penolakan hipótesis
3.
Penarikan Kesimpulan Hipotesis
Dari hipotesis-hipotesis diatas, dapat ditarik kesimpulan apakah variabel- variabel bebas secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Dalam hal ini ditunjukkan dengan
penolakan H atau penerimaan hipotesis alternative H
a
.
74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Perusahaan yang diteliti pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang tetap konsisten terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2004-2008. Jumlah perusahaan perbankan yang tetap konsisten selama lima tahun tersebut dan diambil sampel seperti yang dijelaskan pada Bab III ada sebanyak 11
perusahaan. Seluruh data yang telah dikumpulkan setiap tahunnya diolah berdasarkan
rumus-rumus yang telah dijelaskan di bab III dan hasilnya dianalisis secara deskriptif dan secara verifikatif. Analisis secara deskriptif bertujuan untuk
menguraikan gambaran data variabel penelitian, sedangkan analisis secara verifikatif bertujuan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis penelitian yang
telah diajukan sebelumnya.
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagaimanamestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
a.
14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
b.
1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
c.
1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
d.
Awal tahun 1939 : Karena isu politik Perang Dunia II Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
e.
1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
f.
1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman Lukman Wiradinata