Mekanisme Kerja Sistem 1. Mekanisme Kerja Sistem A

Sistem A untuk dapat menghasilkan analisis rasio keuangan. Ruang lingkup sistem ini adalah file yang berisi perhitungan otomatis nilai rasio keuangan yang telah dimasukkan. Dari ruang lingkup sistem maka dibuat permodelan sistem yang terdiri dari: 1. Laporan keuangan Laporan keuangan disini diposisikan sebagai data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk dapat dihasilkan nilai-nilai rasio keuangan dari bagian-bagian di dalamnya. 2. Analisis Rasio Keuangan Analisis Rasio keuangan disini meliputi empat jenis analisa Rasio Keuangan, yaitu : 5. Rasio Likuiditas 6. Rasio Hutang 7. Rasio Aktivitas 8. Rasio Provitabilitas 4.5. Mekanisme Kerja Sistem 4.5.1. Mekanisme Kerja Sistem A Mekanisme kerja Sistem A ini merupakan suatu siklus yang menggambarkan proses yang terjadi dari pencatatan transaksi sampai dihasilkannya laporan keuangan pada akhir periode akuntansi dan dilakukannya penutupan pembukuan pada akhir tahun buku akuntansi. Diagram alir siklus kerja sistem ini dapat dilihat pada Gambar 11. Penggunaan sistem ini dimulai dengan pengidentifikasian transaksi bisnis, kemudian transaksi bisnis tersebut dicatat dalam jurnal transaksi. Setelah dilakukan pencatatan dalam jurnal transaksi maka secara otomatis proses posting sampai dengan pembuatan laporan keuangan akan dikerjakan oleh sistem. Kemudian pada akhir tahun pembukuan dilakukan penutupan pembukuan, dan Sistem Informasi Akuntansi siap digunakan untuk mengolah data keuangan pada periode berikutnya. Gambar 11. Siklus kerja sistem Secara rinci, proses berjalannya Sistem ini dapat digambarkan dalam beberapa Data Flow Diagram pada Gambar 12. Gambar 12. Diagram Alir Input-Proses-Output Input dari sistem ini adalah data transaksi yang telah dilakukan UKM pada periode waktu tertentu. Data transaksi ini kemudian diproses sehingga dapat menghasilkan output berupa laporan keuangan. 1. Pengidentifikasian dan Pengukuran Transaksi Bisnis 2. Pencatatan Dalam Jurnal Transaksi 10. Ayat Jurnal Pembalik 3. Posting 9.Neraca Saldo Pasca Penutupan 4. Pembuatan Neraca Saldo 5. Penyesuaian 6. Neraca Saldo Disesuaikan 7. Pembuatan Laporan Keuangan : Laporan Laba Rugi N 8. Penutupan Data Transaksi Proses Laporan Keuangan Gambar 13. Diagram Alir Mikro dari input – Data Transaksi Data transaksi UKM yang menjadi input dari sistem ini meliputi beberapa jenis dokumen, yaitu Bukti Pembelian Barang Dagang, Bukti Penjualan Barang Dagang, Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas keluar. Untuk dapat menjadikan data transaksi tersebut sebagai input pada sistem, maka data transaksi tersebut harus dianalisis dan dimasukkan dalam golongan akun tertentu yang telah tersedia, atau dapat pula menjadi akun baru bila data tersebut merupakan jenis data transaksi yang belum pernah ada. Gambar 14. Diagram Alir Mikro dari Proses Bukti Pembelian Barang Dagang Bukti Penjualan Barang Dagang Bukti Kas Masuk Bukti Kas Keluar Proses Laporan Keuangan Data Transaksi Laporan Keuangan Memasukkan data Transaksi dalam Jurnal Umum Posting ke Buku Besar Setelah data transaksi dikelompokkan menurut jenis akunnya, maka data-data tersebut dimasukkan ke dalam Jurnal Transaksi. Cara memasukkan data dalam jurnal transaksi menggunakan prinsip keseimbangan antara debet dan kredit yang ada dalam akuntansi, sehingga ketika sebuah transaksi mendebet sebuah akun pada Jurnal Transaksi maka dikredit pula jenis akun lain yang bersesuaian. Setelah data dimasukkan dalam Jurnal Transaksi, maka secara otomatis sistem akan melakukan mekanisme posting, atau pemindahbukuan. Proses posting ini adalah mekanisme penjumlahan atau pengurangan jumlah saldo pada masing-masing Buku Besar Akun yang mengalami perubahan karena masuknya Data Transaksi. Setelah proses pemindahbukuan, maka secara otomatis saldo Buku Besar yang ada akan mengisi kolom-kolom saldo akun dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi. Dengan distribusi, akun-akun riil yaitu akun dengan nomor 1-xxxx sampai 3-xxxx akan masuk pada Neraca, dan akun-akun nominal yaitu akun dengan nomor 4-xxxx sampai 8-xxxx akan masuk pada Laporan Laba Rugi. Gambar 15. Diagram Alir Mikro dari Proses-Output

4.5.2. Mekanisme Kerja Sistem B

Mekanisme kerja Sistem Persediaan ini adalah memasukkan data pembelian barang dan penjualan barang, sehingga dapat dihasilkan data tentang persediaan dan keadaan persediaan tersebut. Mekanisme sistem ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada Gambar 16. Data Transaksi Neraca Laporan Laba Rugi Memasukkan data Transaksi dalam Jurnal Umum Posting ke Buku Besar Akun No. 1-xxxx sampai 3-xxxx Akun No. 4-xxxx sampai 8-xxxx Gambar 16. Diagram Alir Sistem Data Persediaan

4.5.3. Mekanisme Kerja Sistem C

Mekanisme kerja sistem ini adalah mengolah data Laporan Keuangan yang telah dimasukkan dan menghitung nilai Rasio Likuiditas, Rasio Hutang, Rasio Aktifitas, dan Rasio Profitabilitas. Mekanisme kerja sistem dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Diagram Alir Mekanisme Kerja Sistem C 4.5.4. Keterkaitan Sistem A, B, dan C Sistem A dan B saling terkait, karena Sistem B merupakan buku pembantu persediaan bagi sistem A, antara sistem A dan sistem B terdapat arus, saling pertukaran dan penyesuaian informasi persediaan yang selalu berubah karena adanya proses pembelian dan penjualan barang dagang. Laporan keuangan yang menjadi output Bukti Pembelian Barang Dagangan Memasukkan data pembelian Memasukkan data Penjualan Laporan Stok Barang Bukti Penjualan Barang Dagangan Neraca Laporan Laba Rugi Proses Penghitungan dan analisis Rasio oleh sistem Rasio Likuiditas dan imterpretasi Rasio Hutang dan imterpretasi Rasio Aktivitas dan imterpretasi Rasio Provitabilitas dan imterpretasi Sistem A menjadi input pada Sistem C. Sedangkan antara Sistem B dan Sistem C tidak terdapat hubungan secara langsung. Hubungan antar sistem ini dapat dilihat pada Gambar 18. Arus Informasi Persediaan Gambar 18. Hubungan antara Sistem A, Sistem B, dan Sistem C 4.6. Sistem Pengolahan Data Agar masing-masing bagian dari Sistem Informasi Akuntansi ini dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan sistem pengolahan data transaksi yang memuat beberapa dokumen prosedur. Untuk dapat menjelaskan sistem pengolahan data transaksi, digunakan Data Flow Diagram Diagram Alir Data yang memuat proses-proses inti transaksi bisnis yang dilakukan oleh UKM. Beberapa Sistem Pengolahan Data yang dibutuhkan yaitu Sistem Pengolahan Data Daur Pendapatan dan Sistem Pengolahan Data Pembelian. Titik persambungan antara Sistem Pengolahan Data Daur PendapatanPenjualan dan Sistem Pengolahan Data Pembelian dengan Sistem Informasi Akuntansi yaitu pada Sistem Pengolahan Data Daur Keuangan yang memuat Prosedur Penerimaan Kas dan Prosedur Pengeluaran Kas. Masing-masing sistem pengolahan data ini dijalankan oleh pihak terkait yang tercantum pada gambar diagram alir. Pada UKM A, Sumber Daya Manusia yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pembagian peran dalam pelaksanaan fungsi yang ada dalam sistem, sehingga untuk dua bagian atau lebih fungsi dapat dikerjakan oleh satu orang. Keterkaitan antara Sistem Pengolahan Data Daur Pendapatan, Sistem Pengolahan Data Pembelian, dan Sistem Pengolahan Data Daur Keuangan dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 19. Sistem A Sistem B Laporan Keuangan Sistem C Gambar 19. Keterkaitan antara Sistem Pengolahan Data Daur Pendapatan, Sistem Pengolahan Data Pembelian, dan Sistem Pengolahan Data Daur Kas 4.6.1. Sistem Pengolahan Data Daur Pendapatan Daur pendapatan merupakan proses yang diperlukan untuk menjual produk yang dipasarkan UKM, sehingga dengan demikian merupakan proses untuk menarik pelanggan, memberikan bantuan kepada pelanggan untuk memilih produk yang dibutuhkan, menyerahkan barang, dan menagih biaya. Untuk memperjelas sistem pengolahan data daur pendapatan, maka dibuat dokumen prosedur penjualan. Prosedur penjualan diawali dengan diterimanya pesanan pelanggan. Dokumen tersebut diterima dari pelanggan yang mencantumkan jenis, jumlah, kualitas, serta harga barang yang dipesan. Dokumen diterima dalam rangkap dua. Apabila bagian penjualan sanggup memenuhi pesanan tersebut, satu lembar pesanan pelanggan dikembalikan dengan catatan bahwa pesanan tersebut dapat dipenuhi. Pesanan tidak hanya dapat dilakukan dengan mengirimkan dokumen pesanan, pelanggan atau calon pelanggan dapat memesan melalui telepon. Bukti pesanan dapat dikirimkan melalui facsimile. Apabila pesanan pelanggan sudah siap diproses, Bagian Penjualan harus membuat order penjualan. Fungsinya adalah sebagai perintah kepada bagian gudang dan bagian pengiriman untuk memenuhi pesanan pelanggan. Sebelum order penjualan diberikan kepada bagian gudang, maka dilakukan pencatatan, pengelompokan termasuk transaksi tunai atau kredit, dan penilaian transaksi oleh Sistem Pengolahan Data Daur Pendapatan Sistem Pengolahan Data Pembelian Bukti Setoran Faktur Sistem Pengolahan Data Daur Akuntansi Keuangan bagian keuangan. Setelah transaksi dicatat, dikelompokkan dan dinilai kelayakannya, pengiriman barang akan dilakukan oleh bagian pengiriman jika transaksi dinyatakan layak oleh bagian keuangan. Selanjutnya, bagian gudang akan mengeluarkan barang, dan mencatat barang keluar dalam buku persediaan. Kemudian bagian pengiriman akan mengirim barang kepada pelanggan. Pelanggan akan menerima barang beserta faktur yang telah dibuat bagian keuangan. Faktur yang dibuat menjadi dasar pencatatan dalam jurnal yang kemudian akan dicatat dalam buku besar. Data Flow Diagram dari Daur Pendapatan ini dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Data Flow Diagram Daur Pendapatan

4.6.2. Sistem Pengolahan Data Pembelian

Prosedur Pembelian diawali dari pembuatan Dokumen permintaan pembelian yang dibuat oleh pencatat kartu persediaan. Permintaan Pembelian ini memberikan informasi bahwa jumlah Pelanggan Bagian Penjualan Bagian Keuangan Buku Besar Bagian Gudang Pengiriman Dicatat di buku persediaan Pesanan Pelanggan Pesanan Pelanggan Order Penjualan Order Penjualan Order Penjualan Order Penjualan Faktur Faktur Voucher Jurnal Voucher Jurnal Barang Barang Barang persediaan barang di gudang sudah menipis sehingga perlu diisi kembali dengan mengadakan pembelian barang. Jumlah pembelian yang harus dilakukan juga tercantum dalam dokumen permintaan pembelian. Satu lembar dokumen itu dikirim pada bagian pembelian dan lembar kedua dijadikan arsip. Dengan menggunakan dokumen permintaan pembelian, bagian pembelian menyiapkan dokumen pesanan pembelian. Pesanan pembelian adalah dokumen yang digunakan pembeli untuk memesan barang kepada penjual. Dokumen pesanan pembelian dibuat dalam beberapa rangkap, lembar pertama dan kedua dikirim kepada pemasok yang menjual barang, dengan catatan lembar kedua dikembalikan kembali ke bagian pembelian dengan disertai catatan bahwa pemasok benar-benar menyanggupi permintaan pesanan. Satu lembar diarsipkan pada bagian pembelian, lembar ketiga dikirim ke bagian pencatat kartu persediaan, lembar lainnya dikirim ke Bagian Keuangan dan Bagian Penerimaan. Ketika barang sudah diterima oleh bagian penerimaan, kemudian dilakukan pemeriksaan kondisi barang, apakah barang yang diterima sesuai dengan data yang tercantum dalam dokumen pesanan pembelian. Selanjutnya Bagian Penerimaan menyiapkan dokumen laporan penerimaan barang. Laporan penerimaan barang dibuat dalam beberapa rangkap, lembar pertama dikirimkan kepada bagian pembelian, lembar kedua dikirimkan pada bagian pencatat kartu persediaan, lembar ketiga dikirimkan kepada bagian Gudang bersama barang yang diterima. Lembar terakhir dikirimkan pada bagian keuangan. Bersamaan dengan pengiriman barang, pemasok akan membuat faktur yang akan dikirimkan pada bagian keuangan, setelah menerima faktur, bagian keuangan akan mencocokkan data tagihan pada faktur dengan data laporan penerimaan barang, setelah dinilai sesuai, maka bagian keuangan membuat voucher bayar yang merupakan tanda kesediaan mengeluarkan uang atau sebagai catatan hutang.Data Flow Diagram dari Pengolahan Data Pembelian ini dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar 21. Data Flow Diagram Sistem Pengolahan Data Pembelian

4.6.3. Sistem Pengolahan Data Daur Akuntansi Keuangan

Sistem pengolahan data daur akuntansi keuangan terdiri dari : Pemasok Bagian Pembelian Pencatat Persediaan Penerimaan Bagian Gudang Bagian Keuangan Pesanan Pembelian Permintaan Pembelian Laporan Penerimaan Barang Faktur Voucher Bayar Barang Barang Permintaan Pembelian Pesanan Pembelian Pesanan Pembelian Pesanan Pembelian Order Pembelian Barang Laporan Penerimaan Barang Laporan Penerimaan Barang Laporan Penerimaan Barang Laporan Penerimaan Barang Faktur D a. Prosedur Penerimaan Kas Penerimaan kas terjadi ketika debitur membayar piutang atau terjadi penjualan tunai. Disini digambarkan bahwa UKM menerima pembayaran dari debitur atau pembeli dalam bentuk tunai. Pembayaran piutang biasanya disertai dengan Surat Pengantar Pembayaran, yang akan menjelaskan maksud pembayaran sehingga dapat diperoleh kejelasan dalam melakukan pengkreditan akun-akun piutang yang bersangkutan. Dana tunai diterima oleh kasir, kemudian dana akan disimpan, dan kasir mempersiapkan voucher jurnal yang akan diberikan kepada bagian keuangan untuk mendebet kas dan mengkredit akun yang bersangkutan, kredit akun piutang jika merupakan transaksi pembayaran piutang, dan mengkredit akun pendapatan penjualan jika merupakan penjualan tunai. Apabila uang yang diterima akan disimpan di bank, maka sebelum membuat voucher jurnal, uang akan disetorkan ke bank dan slip setoran uang yang diterima dari bank akan disimpan sebagai arsip. Perusahaan yang menggunakan sistem penyimpanan dana tunai di bank, biasanya mempunyai petugas khusus yang mengawasi ketelitian pengarsipan bank dengan catatan kas yang dibuat oleh bagian keuangan. Bila terdapat hal- hal yang perlu disesuaikan terkait dengan adanya saldo kas yang tidak seimbang antara keduanya, maka pengawas intern akan membuat rekonsiliasi bank. Untuk saat ini, UKM A belum menggunakan sistem penyimpanan dana kas di bank. Namun memang sistem ini diharapkan tidak hanya relevan diterapkan untuk kondisi saat ini saja, namun juga menyiapkan apa yang diperlukan bagi perkembangan usaha ke depannya. Untuk lebih jelasnya tentang prosedur penerimaan kas ini, dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. Prosedur Penerimaan Kas b. Prosedur Pengeluaran Kas Penyebab keluarnya dana dari kas bermacam macam, untuk penjelasan ini dicontohkan pengeluaran kas yang disebabkan oleh pelunasan hutang jatuh tempo. Setiap hari Bagian Keuangan akan memeriksa Voucher Bayar, untuk melihat Voucher Bayar yang telah jatuh tempo, kemudian Voucher Bayar yang telah jatuh tempo dan dokumen pendukungnya ini di berikan kepada Bagian Kasir. Kemudian Bagian Kasir menyiapkan uang tunai untuk pembayaran dan Kasir memeriksa kembali Voucher Bayar Pelanggan Kasir Bagian Keuangan Jurnal Transaksi Pengawas Intern Bank Bukti Setoran Bukti Setoran Bukti Setoran Uang Tunai Uang Tunai Slip Keterangan Slip Keterangan Slip Keterangan Voucher Jurnal Uang Tunai Voucher Jurnal Rekening Koran Rekening Koran Rekonsiliasi Bank dan dokumen pendukungnya tersebut. Selain Kasir sebaiknya ada lagi pihak kedua yang turut memeriksa yaitu pihak Eksekutif Keuangan Semua dokumen pendukung hutang yang telah dilunasi harus diberi tanda lunas, biasanya dengan cap, agar tidak dapat digunakan sebagai alat untuk meminta pembayaran kembali. Voucher Bayar yang telah dilunasi diarsipkan oleh bagian keuangan. Selanjutnya bagian kasir menyiapkan Voucher Jurnal yang mendebet akun hutang dan mengkredit akun kas. Bila perusahaan menggunakan bank sebagai tempat penyimpanan kas, maka fungsi uang tunai disini biasanya digantikan oleh cek. Pada akhir bulan, dibuat rekonsiliasi bank oleh pengawas intern berdasarkan Rekening Koran dan cek yang telah diuangkan cancelled check yang diperoleh dari bank. Data Flow Diagram prosedur pengeluaran kas ini, dapat dilihat pada Gambar 23. Penerima Dana Pemasok Kasir Bagian Keuangan Jurnal Transaksi Pengawas Intern Bank Gambar 23. Data Flow Diagram prosedur pengeluaran kas Voucher Bayar Voucher Bayar Dana Tunai Dokumen Pendukung Voucher Jurnal Voucher Jurnal Voucher Bayar Voucher Jurnal Rekening Koran Rekening Koran Cancelled check Rekonsiliasi Bank

4.7. Penerapan Sistem