I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah atau yang disingkat UKM banyak memiliki kelebihan, selain unit usaha ini bergerak dalam pengelolaan untuk
memaksimalkan potensi kekayaan Sumber Daya Alam, UKM juga merupakan Unit Usaha yang sesuai untuk menjadi cikal bakal pembangkit
perekonomian Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh UKM merupakan Unit Usaha yang terbukti mampu bertahan dalam kondisi perekonomian
yang kurang stabil karena dalam teknis usahanya, kebanyakan UKM menggunakan bahan baku yang berasal dari dalam negeri sehingga kondisi
inflasi tidak terlalu mempengaruhi biaya usaha. Selain itu, UKM juga merupakan unit usaha yang cocok berkembang pada kondisi negara
Indonesia sekarang, dimana sebagian besar penduduknya bergerak pada sektor agraris.
Sebagai gambaran, dalam kondisi krisis ekonomi, jumlah UKM mengalami peningkatan yang cukup berarti. Menurut catatan Kementrian
Koperasi dan UKM bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik 2004 - 2005 jumlah UKM sangatlah besar. Jumlah UKM pada tahun 2004 adalah
43.707.412 dan meningkat pada tahun 2005 menjadi 44.698.588. Jumlah Usaha Kecil, Menengah, dan perkembangannya dari tahun 2004 sampai
tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah unit usaha di Indonesia
Tahun Jenis Usaha
2004 2005
Perkembangan
Usaha Kecil Unit Usaha Menengah Unit
UKM Unit Usaha Besar
43.641.094 66.318
43.707.412 4.068
44.621.823 67.765
44.689.588 4.171
2,2473 2,1819
2,2472 2,5320
Sumber : Data Perkembangan UKM, Departemen KUKM, 2005 Usaha kecil dan menengah UKM merupakan salah satu bagian
penting dari perekonomian suatu negara, termasuk di Indonesia. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah PDB Produk Domestik Bruto Non Migas yang cukup tinggi dari UKM. Jumlah PDB Non migas ini pun mengalami
peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005. Nilai Produk Domestik Bruto Sektor Non Migas UKM menurut catatan Kementrian Koperasi dan UKM
bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik 2004-2005 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai PDB Sektor Non Migas Usaha Kecil Menengah Dalam Jutaan Rupiah
Tahun Jenis Usaha
2004 2005 Perkembangan
Usaha Kecil Usaha Menengah
Usaha Kecil Menengah 648.867.200
279.639.300 928.506.500
688.687.600 298.011.400
986.699.000 6,14
6,57 6,355
Sumber : Data Perkembangan UKM, Departemen KUKM, 2005 Besarnya potensi dan jumlah UKM yang ada ini ternyata belum
sebanding dengan tingkat kemajuan UKM. Dalam melakukan kegiatan teknisnya UKM masih menghadapi beberapa masalah. Masalah yang
mempunyai bagian cukup besar yaitu masalah modal, teknologi, dan keahlian manajerial
Salah satu masalah UKM adalah pengelolaan keuangan dan permodalan dimana UKM masih menghadapi kendala yang cukup serius.
Fenomena yang terjadi adalah UKM menghadapi kendala permodalan dan sedikitnya investor yang bersedia meminjamkan atau menanamkan
modalnya pada UKM walaupun usaha tersebut menghasilkan laba yang cukup besar. Alasan yang mendasar adalah UKM tersebut tidak dapat
menunjukkan bukti operasional dan keuntungan perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.
Fenomena kurangnya kemampuan manajerial dalam bidang keuangan tidak hanya berdampak pada sisi eksternal saja, dalam hal ini
untuk menarik investor, namun pelaporan keuangan yang dibuat juga sebagai acuan perusahaan untuk mengetahui secara pasti keadaan keuangan
perusahaan, dan bagaimana kinerjanya secara pasti, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk perencanaan perusahaan ke depan.
Usaha Kecil Menengah A mempunyai potensi yang cukup besar dalam perkembangan bisnis bidang usaha pertanian, sehingga UKM A
membutuhkan penambahan modal untuk perkembangan usaha kedepannya. Namun UKM A mempunyai sistem pencatatan keuangan yang masih sangat
sederhana, hanya berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang ada hanya menunjukkan saldo
kas yang dimiliki UKM A. Padahal dalam kenyataannya, pihak yang menanamkan modal pada UKM A membutuhkan laporan keuangan yang
dapat menggambarkan keadaan keuangan UKM A.
1.2. Perumusan Masalah
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi pencatatan keuangan dalam UKM A ? 2. Bagaimana bentuk sistem Informasi Akuntansi yang dibutuhkan oleh
UKM A ? 3. Bagaimana model Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai diterapkan
pada UKM A ? 4. Bagaimana hasil evaluasi kinerja keuangan UKM A yang dihasilkan
oleh sistem?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kondisi pencatatan keuangan dalam UKM A 2. Mengetahui bentuk Sistem Informasi Akuntansi yang dibutuhkan UKM A
3. Membuat model Sistem Informasi Akuntans yang sesuai diterapkan pada UKM A
4. Mengetahui hasil evaluasi kinerja keuangan UKM A 1.4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan adanya manfaat langsung maupun tidak langsung yang dapat dirasakan oleh pihak-
pihak yang terkait yaitu :
1. Penulis Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan untuk dapat
mempelajari lebih dalam mengenai Sistem Informasi Akuntansi dan evaluasi kinerja keuangan serta menerapkan dalam praktek nyata apa
yang telah penulis pelajari di bangku kuliah 2. Pihak UKM A
Manfaat yang dapat dirasakan oleh pihak UKM A yaitu adanya pencatatan keuangan yang rapi dan detail dalam menggambarkan posisi
keuangan perusahaan dengan Neraca dan Laporan Rugi Laba. Dengan adanya evaluasi kinerja keuangan, maka UKM A dapat secara jelas
mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang bermanfaat untuk perencanaan usaha pada waktu yang akan datang
3. Umum Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
dan pengetahuan tentang pentingnya pencatatan keuangan usaha yang rapi dan terpola sesuai dengan standar, sehingga mendorong para
pemilik usaha untuk menggunakan Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai dengan struktur usaha.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah