IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum Usaha Kecil Menengah A
Usaha ini merupakan usaha bersama yang dipelopori oleh Febrian Miandy, SP., dan beranggotakan 11 orang personil dari berbagai keahlian.
Tepatnya pada bulan Juni 2005, usaha ini mulai mempersiapkan strategi untuk melangkah ke depan, baik kesiapan komitmen personil, kelengkapan
administrasi, strategi pemasaran dan produksi, kerjasama dengan berbagai pihak maupun keuangan melalui investor dan investasi anggota. Tepatnya
pada hari Rabu, tanggal 15 Juni 2005, di Kampus Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, UKM A didirikan dengan motto “high quality flora products”.
Motto UKM A yaitu “Menghasilkan Produk Flora Berkualitas Tinggi”, menggambarkan suatu usaha dengan spesialisasi dibidang floratanaman
yang mengedepankan produk-produk berkualitas tinggi. UKM A merupakan usaha yang bergerak dalam bidang penjualan dan jasa pemeliharaan dan
dekorasi tanaman. Visi usaha ini adalah profit oriented dan kepercayaan konsumen
yang dicapai melalui misi usaha yang mengedepankan produk-produk yang berkualitas dengan pola-pola kerja yang profesional, kreatif, inovatif dan
bersahabat dalam melayani semua kalangan serta berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam pengembangan usaha.
Usaha Kecil Menengah A beralamat di Jalan Babakan Tengah, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Di lokasi tersebut semua kegiatan
UKM A dipusatkan, mulai dari penyimpanan contoh tanaman yang akan dijual sampai menerima pelanggan yang akan membeli atau memesan
tanaman.
4.2. Pencatatan Keuangan Pada Usaha Kecil Menengah A
Melalui pengamatan terhadap data keuangan UKM A, dapat diketahui bahwa pencatatan keuangan UKM A masih sederhana karena
catatan keuangan yang ada hanya memperlihatkan catatan uang yang masuk dan keluar kas, sehingga informasi yang didapat dari catatan keuangan ini
hanya saldo kas saja. Pencatatan keuangan yang ada menggunakan metode
berdasar kas Cash Basis. Pencatatan keuangan menggunakan sheet pada Microsoft Excel. Data keuangan yang dimiliki terdiri dari data transaksi,
data penjualan, daftar harga dasar produk, daftar harga jual produk, dan daftar pelanggan. Contoh pencatatan keuangan awal dapat dilihat pada
Lampiran 2.
4.3. Pendekatan Sistem
Dari hasil wawancara yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pengguna output sistem adalah kelompok internal UKM A sendiri, yaitu
investor dan pengelola. Kebutuhan para pengguna sistem dapat diketahui melalui hasil wawancara yang telah dilakukan. Gambaran pendekatan sistem
ini dapat dibaca pada Gambar 9. PERBAIKAN
TIDAK
YA
PERBAIKAN TIDAK
YA
Gambar 9. Diagram Alir Pendekatan Sistem Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa pihak UKM A
membutuhkan Laporan Keuangan berupa Neraca dan Laporan Rugi Laba, yang menjadi output suatu Sistem Informasi Akuntansi. Setelah mengetahui
Sesuai ?
Analisis Transaksi bisnis
Permodelan Sistem
Sesuai ?
Model Sistem Informasi Akuntansi yang Menghasilkan Laporan Keuangan
Kebutuhan akan Laporan Keuangan
kebutuhan UKM A tersebut, proses pendekatan sistem dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap transaksi bisnis yang telah dilakukan UKM A,
sehingga dapat diketahui bentuk Sistem Informasi Akuntansi yang dibutuhkan.
Dari proses analisis transaksi bisnis yang dilakukan, diketahui bahwa UKM A melakukan bisnis usaha skala kecil yang tidak banyak terdapat
variasi dalam transaksi bisnis yang dilakukan. Sehingga dalam proses permodelan sistem, diputuskan untuk membuat model Sistem Informasi
Akuntansi sederhana yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna terhadap Laporan Keuangan, tetapi tidak menimbulkan kerumitan dengan sistem
pendukung yang kurang diperlukan. Setelah dihasilkan rancangan model Sistem Informasi Akuntansi
sederhana, dilakukan kembali proses penyesuaian dengan kebutuhan pengguna. Jika model Sistem Informasi Akuntansi yang ada telah cukup
sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka telah selesai proses pendekatan sistem yang digambarkan melalui diagram alir pendekatan sistem dan
dihasilkan sebuah model Sistem Informasi Akuntansi.
4.4. Fase Perencanaan Sistem