METODOLOGI Evaluasi Senyawa Fenolik ( Asam Ferulat dan Asam P-Kumarat ) Pada Biji, Kecambah dan Tempe Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata)

III. METODOLOGI

A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini ialah kacang tunggak lokal dan ragi tempe. Untuk analisa kimia, bahan-bahan yang digunakan terdiri dari pereaksi Folin-Denis Folin-Ciocalteau, larutan Na 2 CO 3 jenuh, larutan Na 2 CO 3 20 persen, asam tanat, aseton, metanol, HCl, H 2 SO 4 pekat, selenium, NaOH 30 persen, NaOH 3.25 persen, H 2 SO 4 1.25 persen, heksana, indikator metil merah dan bromocresol green, dan asam borat 2 persen. Pada penelitian ini pun digunakan kertas saring Whatman. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu freeze dryer, rotary evaporator, soxlet, shaker incubator, pendingin tegak, inkubator, alat destilasi, labu kjeldahl, labu lemak dan alat penggiling. Selain itu digunakan pula spektrofotometer UV-Vis Shimidzu 2000 dan High Performance Liquid Chromatography HPLC-Waters. B. METODE 1. Pembuatan Kecambah Kacang Tunggak Proses pembuatan kecambah kacang tunggak terdiri dari perendaman, penyebaran dan penyemprotan. Setelah terbentuk kecambah, dilakukan proses pengupasan kulit. Untuk mengawetkan sampel dilakukan proses pengeringan dan penggilingan. Kacang tunggak sebanyak 100 g dipisahkan dari kotorannya, kemudian direndam dalam air selama empat hingga lima jam. Kacang tunggak yang telah direndam dikecambahkan selama ± 24 jam. Proses perkecambahan dilakukan dengan menyebarkan kacang tunggak di atas kain belacu basah dan ditutup pula dengan kain yang sama. Selama proses perkecambahan, sesekali dilakukan penyemprotan air agar kondisi tetap lembab. Setelah itu, kecambah dipisahkan kulitnya lalu dikeringkan menggunakan freeze dryer. Proses pembuatan kecambah dapat dilihat pada Lampiran 1. 65 2. Pembuatan Tempe Kacang Tunggak Proses pembuatan tempe kacang tunggak terdiri dari pengupasan kulit, perendaman, perebusan, pengukusan dan peragian. Untuk mengawetkan sampel dilakukan proses pengeringan dan penggilingan. Kacang tunggak sebanyak 100 g dipisahkan kulitnya. Metode pemisahan kulit dapat dilakukan melalui metode manual maupun metode menggunakan mesin. Pada penelitian ini digunakan metode manual. Sebelum dipisahkan kulitnya, kacang tunggak direndam selama tujuh hingga delapan jam. Kacang tunggak yang sudah direndam dapat langsung dipisahkan kulitnya dengan tangan. Jika pemisahan kulit dilakukan dengan mesin maka kacang tunggak harus dikeringkan dulu dibawah sinar matahari selama ± dua hari. Kacang tunggak yang telah dikupas direndam kembali selama empat hingga lima jam, lalu direbus hingga mendidih selama 10 menit, kemudian direndam semalam. Setelah itu, kacang tunggak dikukus selama 30 menit, lalu diberi ragi komersial sebanyak 1 persen dari bobot kacang. Kacang dimasukkan ke dalam plastik jenis PE Poly Etilene yang telah dilubangi, kemudian kacang diratakan dengan ketebalan ± 1 cm. Selanjutnya dilakukan proses fermentasi pada suhu ruang selama 24 jam. Tempe yang dihasilkan dipotong kecil-kecil berbentuk dadu, lalu diblansir dengan uap panas selama dua hingga tiga menit. Tempe didinginkan, lalu dikeringkan dengan freeze dryer. Diagram alir pembuatan tempe kacang tunggak dapat dilihat pada Lampiran 2. 3. Analisis Kimia Kacang tunggak utuh, kecambah dan tempe kacang tunggak yang sudah kering dihaluskan dengan mesin penggiling, kemudian contoh dianalisa untuk menetapkan kadar abu, lemak, protein, serat kasar dan karbohidrat. Metode analisa diuraikan pada Lampiran 3. Total senyawa fenol dianalisis menurut metode yang dilakukan Becker dan Siddhuraju 2006. Kandungan senyawa tanin dianalisis menurut metode AOAC 1984, sedangkan kandungan senyawa fenol 66 lainnya dianalisis menurut Duenas et al. 2005. Sifat fungsional yang dianalisa ialah aktifitas antioksidan yang dilakukan berdasarkan metode yang diuji oleh Blois 1958. 4. Pengolahan Data Data yang diperoleh proksimat, total fenol, kadar tanin, aktifitas antioksidan dihitung rata-rata dan simpangan bakunya. Uji t dilakukan untuk menentukan signifikansi perbedaan rata-rata. 67

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

KARAKTERISTIK ISOLAT PROTEIN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata) HASIL MODIFIKASI SECARA KEMIS DAN APLIKASINYA PADA SOSIS AYAM

2 15 91

Penerapan Analisis Gerombol Pada Plasma Nutfah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata)

0 10 33

Kajian Pembuatan Tempe Kacang Tunggak (Vigna unguiculata (L) Walp) Sebagai Sumber Superoksida Dismutase - Uke (SOD-like)

1 5 138

Pengaruh Penambahan Polisakarida Sebagai Elisitor Untuk Produksi Antioksidan Selama Perkecambahan Biji Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) dan Kedelai Hitam (Glycine max)

1 11 128

Kajian Pembuatan Tempe Kacang Tunggak (Vigna unguiculata (L) Walp) Sebagai Sumber Superoksida Dismutase Uke (SOD like)

0 2 128

RESPON FISIO-MORFOLOGI TANAMAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.) PADA BERBAGAI KADAR LENGAS TANAH

15 53 110

KARAKTERISTIK SENSORIS, NILAI GIZI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEMPE KACANG GUDE ( Cajanus cajan ( L. ) Millsp. ) DAN TEMPE KACANG TUNGGAK ( Vigna unguiculata ( L. ) Walp. ) DENGAN BERBAGAI VARIASI

2 31 63

Pengembangan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) dan Kacang Gude (Cajanus cajan) sebagai Minuman Fungsional: Efek Hipoglikemik dan Status Antioksidan.

0 1 1

Komposisi Proksimat dan Kandungan Bakteri Asam Laktat Oyek Terbaik dari Perlakuan Penambahan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) Berdasarkan Tingkat Kesukaannya | Kanetro | Agritech 9335 17315 1 PB

0 0 5

STUDI PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP HASIL ISOLASI DAN KADAR SENYAWA FENOLIK DALAM BIJI KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.) Walp) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

0 0 7