Nilai Keragaman Diversity Index Fauna tanah

2. Nilai Keragaman Diversity Index Fauna tanah

Tingkat kelimpahan jenis merupakan ukuran keanekaragaman yang diukur berdasarkan kelimpahan individunya. Keanekaragaman jenis ini dapat dilihat dari indeks keragaman Shannon-Wiener H’ dengan nilai kisaran antara 1.5 – 3.5. Dilihat dari nilainya, tingkat keragaman jenis pada areal sebelum dan setelah pembakaran tergolong sedang karena sebaran kelimpahan jumlah individu pada setiap famili cukup merata. Magurran 1998 mengelompokkan indeks keragaman di bawah 1.5 tergolong rendah, antara 1.5 sampai 3.5 tergolong sedang dan diatas 3.5 indeks keragamannya tergolong tinggi. Tabel 8. Nilai keragaman jenis H’ fauna tanah sebelum dan setelah pembakaran di hutan Sekunder Haurbentes Jasinga, Jawa Barat No. Periode pengambilan data Keragaman Jenis H’ Permukaan 0 – 5 cm Nilai Penurunan Nilai Penurunan 1 Sebelum penebangan 2.116 2.01 2 Sesaat setelah penebangan 1.348 36.29 1.491 25.82 3 3 hari setelah pembakaran 1.524 27.98 1.177 41.44 4 1 minggu setelah pembakaran 1.782 15.78 1.715 14.68 5 2 minggu setelah pembakaran 1.838 13.14 2.135 - 6 3 minggu setelah pembakaran 1.993 5.81 1.987 1.14 7 4 minggu setelah pembakaran 2.062 2.55 1.76 12.44 Tabel 8 dan Gambar 7 menunjukkan nilai keragaman jenis fauna tanah H’ sebelum penebangan tertinggi pada permukaan tanah sebesar 2.116 dan terendah pada tingkat kedalaman 0-5 cm sebesar 2.01. Pada sesaat setelah penebangan terjadi penurunan keragaman jenis sebesar 36.29 di permukaan tanah dan sebesar 25.82 di kedalaman 0-5 cm. Keragaman jenis fauna tanah berkurang setelah terjadi pembakaran yang terlihat pada persentase penurunan nilai H’ pada beberapa periode pasca pembakaran Tabel 8. Penurunan nilai kekayaan jenis fauna tanah paling tinggi setelah pembakaran juga terdapat pada periode 3 hari setelah pembakaran sebesar 27.98 pada permukaan tanah dan sebesar 41.44 pada tingkat kedalaman 0-5 cm. 2.116 1.348 1.524 1.782 1.838 1.993 2.062 2.01 1.491 1.177 1.715 2.135 1.987 1.76 0.5 1 1.5 2 2.5 sblm penebangan sesaat stlh pnbgn 3 hari 1 mg 2 mg 3 mg 4 mg w aktu Ni la i H Permukaan 0-5 cm Gambar 7. Indeks keragaman jenis H’ fauna tanah sebelum dan setelah pembakaran di hutan Sekunder Haurbentes Jasinga, Jawa barat Nilai keragaman jenis fauna tanah H’ antara sebelum penebangan dengan setelah pembakaran cukup bervariasi. Pada 2 minggu setelah pembakaran terlihat bahwa nilai keragaman jenisnya meningkat sekitar 5.85 dari sebelum penebangan, hal ini diduga karena pada periode ini telah muncul jenis fauna tanah baru dalam jumlah yang cukup banyak disamping fauna tanah yang sudah ada. Selain itu sangat tersedianya sumber makanan dan tempat hidup bagi jenis fauna baru tersebut sehingga terdapat dalam jumlah yang cukup banyak Adapun fauna baru tersebut adalah Isoptera Termitidae, Metastigmata Argacidae dan Cryptostigmata Rhysotritiidae dan Sclerobatydae. Nilai kekayaan jenis H’ pada 4 minggu setelah pembakaran sekitar 2.55 mendekati nilai H’ kondisi awal dengan kata lain pada periode ini kekayaan jenis fauna tanah baru mencapai 94.75 pada permukaan tanah dan 87.56 pada tingkat kedalaman 0-5 cm dari kondisi semula. Borror et al., 1979 menyatakan bahwa famili Termitidae rayap sering dijumpai di pohon, tanah diantara perakaran dan berbagai tempat lainnya. Rayap sangat cepat perkembangannya sehingga populasinya sangat besar dan berpusat di sarangnya. Rayap ini ditemukan pada areal yang sudah terbakar karena pada areal ini tersedia sumber makanannya seperti kayu-kayu kering atau lembab. Ordo Metastigmata dan Cryptostigmata merupakan jenis Acarina. Jenis tersebut merupakan mesofauna yang banyak ditemukan pada lapisan permukaan, lapisan fermentasi dan lapisan humus. Acarina mengkonsumsi tanaman yang lapuk, lumut, fungi dan alga. Acarina juga berperan sebagai dekomposer. Pada lahan hutan yang tidak kondusif bagi dekomposer yang lebih besar maka dekomposisi bagian tanaman dilakukan oleh Acarina. Ordo Cryptostigmata berperan dalam mencampurkan bahan organik pada lapisan tanah di bawah permukaan. Dalam Wallwork 1976 disebutkan bahwa Acarina adalah yang paling umum meskipun bukan yang paling mewakili pada sebagian besar tanah, dan banyak terdapat pada tanah organik tinggi dan lahan hutan. Pada kebanyakan tipe hutan khususnya konifer, bagian tumbuhan yang hancur membentuk lapisan yang terkadang satu kaki atau lebih dalam Brown dan Davis 1973. Kebakaran menyebabkan terbukanya akses ke lantai hutan sehingga dekomposisi bahan organik menjadi lebih cepat. Kondisi ini menyebabkan tersedianya habitat yang baik untuk perkembangan Acarina setelah kebakaran.

3. Nilai Kemerataan Evenness Index Fauna tanah