Dampak Kebakaran Perilaku API dan dampak pembakaran terhadap fauna tanah pada areal penyiapan lahan di hutan sekunder haurbentes, Jasinga Jawa, Barat

6. Kadar air bahan bakar Kadar air bahan bakar adalah jumlah kandungan air dalam bahan bakar yang dinyatakan dalam persentase berat air terhadap berat kotor bahan bakar yang dikeringkan dalam suhu 100 C. Apabila bahan bakar mengandung kadar air yang tinggi maka api tidak akan menyala dan kebakaran hutan tidak akan terjadi tetapi jika bahan bakar mengandung kadar air yang sedikit maka api akan menyala dan kebakaran hutan akan terjadi. Besar kecilnya nyala api tergantung pada besar kecilnya proses pembakaran sedangkan besar kecilnya proses pembakaran tergantung pada bahan bakar yang mengandung kadar air cukup sehingga memungkinkan api menyala.

C. Dampak Kebakaran

Kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi hampir setiap tahun, khususnya pada musim kering. Kebakaran yang cukup besar terjadi di Kalimantan Timur yaitu pada tahun 19821983 dan tahun 19971998. Menurut Chandler et al., 1983 menyebutkan bahwa kebakaran hutan banyak menimbulkan pengaruh pada areal yang terbakar tersebut yaitu terhadap tanah, udara, iklim terutama iklim mikro, vegetasi, margasatwa, dan ekosistem. Kebakaran hutan yang cukup besar seperti yang terjadi pada tahun 19971998 menimbulkan dampak yang sangat luas seperti kerugian material kayu, non kayu dan hewan. Selain itu, dampak dari kebakaran hutan yang sampai saat ini menjadi isu global adalah asap dari hasil pembakaran yang telah melintasi batas negara. Akibat dari kebakaran hutan berpengaruh langsung terhadap satwa liar yang mempunyai kemampuan terbatas untuk berpindah jauh atau bergerak cepat dan satwa yang hanya tahan terhadap kondisi suhu dan kelembaban tertentu seperti serangga dan amfibia. Dampak lain dari kebakaran hutan adalah rusaknya kondisi tanah hutan. Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka sehingga mudah tererosi dan tidak dapat lagi menahan bencana banjir. Adapun kerugian akibat bencana banjir tersebut sangat sulit untuk diperhitungkan. Perusakan serasah atau lapisan penutup tanah akibat ganasnya api atau mekanisme lainnya akan sangat berpengaruh di dalam suplai makanan, kandungan air, suhu dan pH tanah yang dapat mengurangi sepertiga jumlah fauna tanah. Serasah membantu tanah dalam mempertahankan tingginya tingkat kelembaban yang mempengaruhi kestabilan temperatur sehingga tubuh hewan yang hidup di dalam tanah tidak kehilangan kelembaban Wallwork, 1970. Kebakaran hutan juga berdampak terhadap biota-biota tanah yang terdapat pada areal hutan yang terbakar tersebut. Makroorganisme tanah seperti cacing tanah yang dapat meningkatkan aerasi dan drainase tanah serta mikroorganisme tanah seperti mikoriza yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara P, Zn, Cu, Ca, Mg dan Fe akan terbunuh. Selain itu bakteri fiksasi nitrogen pada bintil- bintil akar tumbuhan Leguminosae juga akan mati sehingga laju fiksasi nitrogen akan menurun. Mikroorganisme tersebut mati apabila temperatur melebihi batas normal, karena sebagian besar mikroorganisme tanah memiliki adaptasi suhu yang sempit. Namun demikian, apabila mikroorganisme tanah tersebut mampu bertahan hidup, maka ancaman berikutnya adalah terjadinya perubahan iklim mikro yang juga dapat membunuh mikroorganisme tanah tersebut.

D. Sifat Biologi Tanah