dekomposisi bagian tanaman dilakukan oleh Acarina. Ordo Cryptostigmata berperan dalam mencampurkan bahan organik pada lapisan tanah di bawah
permukaan. Dalam Wallwork 1976 disebutkan bahwa Acarina adalah yang paling umum meskipun bukan yang paling mewakili pada sebagian besar tanah,
dan banyak terdapat pada tanah organik tinggi dan lahan hutan. Pada kebanyakan tipe hutan khususnya konifer, bagian tumbuhan yang hancur membentuk lapisan
yang terkadang satu kaki atau lebih dalam Brown dan Davis 1973. Kebakaran menyebabkan terbukanya akses ke lantai hutan sehingga dekomposisi bahan
organik menjadi lebih cepat. Kondisi ini menyebabkan tersedianya habitat yang baik untuk perkembangan Acarina setelah kebakaran.
3. Nilai Kemerataan Evenness Index Fauna tanah
Kemerataan kelimpahan antar individu yang terdapat pada area pengamatan bervariasi. Nilai kemerataan jenis digunakan untuk mengetahui tingkat
kemerataan kelimpahan individu antar jenis. Magurran 1998 menyatakan bahwa nilai kemerataan berkisar 0 – 1. Jika nilainya mendekati atau sama dengan satu
maka sebaran-sebaran individu antar jenis relatif merata, tetapi jika nilainya mendekati atau sama dengan nol maka sebaran individu sangat tidak merata.
Dilihat dari nilainya, nilai kemerataan jenis pada areal plot sebelum dan setelah dilakukan proses pembakaran tergolong relatif merata penyebaran individu
antar jenisnya. Nilai kemerataan jenis juga dapat menunjukkan adanya gejala dominasi antar jenis dalam suatu ekosistem.
Tabel 9. Nilai kemerataan jenis E fauna tanah sebelum dan setelah pembakaran di hutan Sekunder Haurbentes Jasinga, Jawa barat
No. Periode pengambilan data
Kemerataan Jenis E Permukaan
0 – 5 cm 1 Sebelum
penebangan 0.719
0.809 2
Sesaat setelah penebangan 0.973
0.832 3
3 hari setelah pembakaran 0.85
0.849 4
1 minggu setelah pembakaran 0.857
0.781 5
2 minggu setelah pembakaran 0.766
0.927 6
3 minggu setelah pembakaran 0.831
0.863 7
4 minggu setelah pembakaran 0.781
0.801
Pada Tabel 9 dan Gambar 8 terlihat bahwa nilai kemerataan jenis fauna tanah E sebelum penebangan dan setelah pembakaran pada permukaan tanah
dan pada kedalaman 0-5 cm hampir mendekati 1 yang artinya sebaran kelimpahan individu pada masing-masing famili hampir merata, jadi tidak ada famili yang
jumlah individunya mendominasi. Nilai kemerataan jenis fauna tanah E pada permukaan tanah sebelum
penebangan sebesar 0.719 dan pada kedalaman 0-5 cm sebesar 0.809 kemudian sesaat setelah dilakukan penebangan kemerataan jenis pada permukaan tanah
sebesar 0.973 dan untuk kedalaman 0-5 cm sebesar 0.832. Setelah pembakaran, nilai kemerataan jenis fauna tanah tertinggi terdapat pada periode 1 minggu
setelah pembakaran yaitu pada permukaan tanah sebesar 0.857 sedangkan pada tingkat kedalaman tanah 0-5 cm tertinggi pada 2 minggu setelah pembakaran yaitu
sebesar 0.927.
0.719 0.973
0.85 0.857
0.766 0.831
0.781 0.809
0.832 0.849
0.781 0.927
0.863 0.801
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
sblm penebangan
sesaat stlh pnbgn
3 hari 1 mg
2 mg 3 mg
4mg
w aktu N
ila i E
Permukaan 0-5 cm
Gambar 8. Indeks kemerataan jenis E fauna tanah sebelum dan setelah pembakaran di hutan Sekunder Haurbentes Jasinga, Jawa Barat
Dalam menentukan nilai kemerataan jenis E, tidak dicari persentase penurunan nilai E setelah pembakaran karena menggambarkan sebaran
kelimpahan individu di setiap familinya pada plot penelitian sehingga tidak menjamin bahwa nilai kemerataan jenis setelah pembakaran lebih kecil daripada
sebelum penebangan. Perbedaan kelimpahan individu suatu jenis fauna tanah dapat disebabkan
oleh kondisi kehidupan fauna tanah yang ditentukan oleh faktor iklim, penyinaran
cahaya matahari, nutrisi makanan yang tersedia dan faktor gangguan di sekitar areal pengamatan yang dapat mempengaruhi kelimpahan individu fauna tanah.
Keadaan organisme pada lokasi kebakaran mengalami perubahan. Dari nilai INP fauna tanah maka tingkat kemiripan dari dua komunitas atau Index of
Similarity IS dapat diketahui seperti terlihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tingkat kemiripan dua komunitasIndex of Similarity IS
Periode Sesaat
setelah penebangan
Setelah pembakaran 3 hari
1 minggu 2 minggu
3 minggu 4 minggu
Sebelum penebangan
52.87 68.99
74.86 71.89
69.35 73.3
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa pembakaran hutan berpengaruh terhadap komunitas fauna tanah pada setiap periode pengambilan data. Nilai Indeks
Kemiripan antara dua komunitas ≤ 75 , yang terendah terjadi pada sesaat setelah
penebangan yaitu sebesar 52.87 sedangkan yang tertinggi pada 1 minggu setelah pembakaran karena munculnya ordo baru yaitu Isoptera yang jumlah
individunya cukup tinggi. Nilai Indeks Kemiripan antara dua komunitas semakin lama semakin
meningkat, berarti bahwa komunitas fauna tanah setelah pembakaran akan mendekati keadaan semula. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya
tingkat keberhasilan hidup serangga antara lain kemampuan untuk terbang, kemampuan adaptasi yang tinggi, mempunyai rangka luar yang kokoh, ukuran
yang kecil, memiliki siklus metamorfosa dan sistem reproduksi yang spesifik. Secara deskriptif telah dijelaskan antara Richness Index, Diversity Index dan
Evennes Index fauna tanah pada periode sebelum dan setelah pembakaran.
Kemudian untuk mendukung hal tersebut, dilakukan uji dengan menggunakan Uji Duncan terhadap nilai-nilai tersebut pada periode sebelum dan setelah
pembakaran. Adapun hasilnya dapat dilihat di dalam Tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata Nilai kekayaan jenis Dmg, keragaman jenis H’ dan nilai kemerataan jenis E fauna tanah sebelum dan setelah pembakaran di
hutan Sekunder Haurbentes, Jasinga, Jawa Barat
Periode pembakaran Dmg
H’ E
Sebelum penebangan 2.235 ± 0.643d
2.063 ± 0.075d 0.764 ± 0.064b
Sesaat setelah penebangan 0.720 ± 0.283ab
1.419 ± 0.101bc 0.903 ± 0.099b
3 hari setelah pembakaran 0.875 ± 0.318bc
1.350 ± 0.245b 0.849 ± 0.001b
1 minggu setelah pembakaran 1.480 ± 0.028bcd
1.749 ± 0.047cd 0.819 ± 0.054b
2 minggu setelah pembakaran 1.690 ± 0.127cd
1.987 ± 0.210d 0.846 ± 0.114b
3 minggu setelah pembakaran 1.660 ± 0.127cd
1.990 ± 0.004d 0.847 ± 0.023b
4 minggu setelah pembakaran 1.825 ± 0.629d
1.911 ± 0.214d 0.791 ± 0.014b
Keterangan : a,b,c : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata Uji Duncan
Uji Duncan menunjukkan nilai kekayaan jenis Dmg fauna tanah sebelum penebangan berbeda nyata dengan sesaat setelah penebangan dan 3 hari setelah
pembakaran tetapi tidak berbeda nyata dengan nilai Dmg pada 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu setelah pembakaran karena nilai Dmg yang
diperoleh pada periode tersebut mulai mendekati nilai Dmg pada kondisi semula. Hal yang sama terjadi juga pada nilai keragaman jenis fauna tanah H’.
Berbeda dengan nilai Dmg dan nilai H’, berdasarkan Uji Duncan nilai kemerataan jenis E fauna tanah pada sebelum dan setelah pembakaran tidak
berbeda nyata. Berarti penyebaran kelimpahan individu fauna tanah di setiap familinya relatif merata baik pada sebelum penebangan maupun setelah
pembakaran. Berdasarkan hasil di atas Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai Dmg
kekayaan jenis, H’ keragaman jenis dan E kemerataan jenis fauna tanah pada sebelum penebangan, sesaat setelah penebangan, 3 hari setelah pembakaran dan 2
minggu setelah pembakaran menunjukkan perbedaan yang paling signifikan dibandingkan periode yang lainnya.
2.69
1.78 2.116
2.01
0.719 0.809
0.52 0.92
1.348 1.491
0.973 0.832
1.1 0.65
1.524 1.177
0.85 0.849
1.78 1.6
1.838 2.135
0.766 0.927
0.5 1
1.5 2
2.5 3
Dmg perm Dmg 0-5cm
H perm H 0-5cm
E perm E 0-5cm
Ko ndisi f auna t a nah
sblm ditbg stlh ditbg
3 hr stlh dibkr 2 mg stlh dibkr
Gambar 9. Nilai Dmg, H’, E pada sebelum penebangan, sesaat setelah penebangan, 3 hari setelah pembakaran dan 2 minggu setelah pembakaran
D. Pengaruh Perilaku Api terhadap Kondisi Fauna Tanah