Kegiatan pada Saat Pembakaran Kegiatan Setelah Pembakaran

e. Pengukuran muatan dan ketebalan bahan bakar Pengukuran muatan bahan bakar dilakukan pada setiap sub-plot untuk masing-masing plot pada saat setelah ditebang dan 5 minggu setelah ditebang sebelum dibakar. Muatan bahan bakar diukur dengan cara mengumpulkan seluruh bahan bakar yang terdapat dalam sub plot kemudian ditimbang berdasarkan jenis bahan bakarnya serasah, ranting dan batang, dan dinyatakan dalam tonha. Untuk pengukuran ketebalan bahan bakar dihitung berdasarkan tinggi rata-rata bahan bakar yang dilakukan secara acak pada sub-plot untuk masing-masing plot. f. Pengamatan fauna tanah Pengamatan fauna tanah sebelum pembakaran dilakukan pada tiga sub-plot berukuran 1 m x 1 m di setiap plot pengamatan. Pengamatan dilakukan pada permukaan tanah dan tingkat kedalaman 0 – 5 cm pada lahan yang belum dibakar. Fauna-fauna yang dijumpai dan yang dapat ditangkap dimasukkan ke dalam tabung-tabung plastik berisi alkohol 70 yang telah diberi label berdasarkan plot pengamatan dan kedalamannya. Sedangkan untuk mendapatkan fauna-fauna tanah yang terdapat dalam tanah menggunakan corong berlis. Tanah yang telah diambil dengan ring tanah dimasukkan ke dalam corong berlis selama 24 jam untuk pemisahan fauna tanah dari tanah.

2. Kegiatan pada Saat Pembakaran

a. Pengukuran parameter kondisi lingkungan Pada saat kegiatan pembakaran, dilakukan pengukuran kondisi lingkungan. Parameter yang diukur adalah suhu udara dengan menggunakan thermometer, kelembaban udara dengan menggunakan hygrometer dan kecepatan angin dengan menggunakan anemometer. Pengukuran dilakukan pada setiap plot karena kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses pembakaran dan perilaku api. b. Proses Pembakaran Proses pembakaran dilakukan dengan metode Ring Firing pada masing- masing plot mulai dari pukul 14.10 hingga 15.45 WIB dengan menggunakan obor minyak tanah yang terbuat dari kain sebagai sumber api. Dimulai dengan penentuan titik pembakaran sebanyak 4 titik oleh 4 orang yang akan melakukan penyulutan api. Gambar 3. Metode pembakaran pada plot Keterangan: A, B, C, D : Pembakar : Arah pembakaran : Arah angin c. Pengukuran suhu pembakaran Suhu api diukur pada 5 titik yaitu pada permukaan tanah, kedalaman 1 cm, 5 cm, 10 cm dan 15 cm di bawah permukaan tanah dengan menggunakan thermometer tanah. d. Pengukuran laju penjalaran api Dilakukan dengan memasang kayu yang dipancangkan pada setiap 1 m di sisi plot. Laju penjalaran api dihitung dengan merata-ratakan jarak yang ditempuh muka api per menit. Adapun alat yang digunakan adalah stopwatch dan pita ukur. A B BAHAN BAKAR C D Gambar 4. Pengukuran laju penjalaran api Keterangan: X = pancang kayu = arah angin e. Pengukuran tinggi api Pengukuran tinggi api dilakukan dengan mengukur jarak rata-rata antara tinggi puncak nyala api dari permukaan bahan bakar. Alat pengukur tinggi berupa tiang bambu disertai skala selang 1 m yang dipasang pada 5 titik. Alat yang digunakan adalah kamera sebagai sarana penghitungan. Gambar 5. Pengukuran tinggi api Keterangan: X = tiang pohon berskala

3. Kegiatan Setelah Pembakaran

a. Pengukuran bahan bakar yang tersisa Pengukuran bahan bakar yang tersisa karena tidak terbakar dilakukan dengan cara mengamati pada setiap plot dan dihitung persentase untuk setiap jenis bahan bakar yang terbakar dan dikalikan dengan potensial dari masing-masing jenis bahan bakar. X X X X X X X X X b. Pengukuran luas lahan yang terbakar Pengukuran dilakukan setelah kebakaran benar-benar telah selesai dengan menggunakan pita ukur. Persentase luas lahan yang terbakar dihitung dengan menggunakan rumus : luas lahan yang terbakar = Luas lahan yang terbakarLuas plot x 100 c. Pengukuran suhu setelah pembakaran Pengukuran dilakukan pada permukaan tanah, 1 cm, 5 cm, 10 cm dan 15 cm di bawah permukaan tanah dengan menggunakan thermometer tanah. Kemudian dilakukan pengukuran suhu udara dengan menggunakan thermometer udara. d. Pengukuran penutupan abu Pengukuran penutupan abu setelah pembakaran pada lahan yang terbakar dilakukan dengan cara memperkirakan persentase abu yang menutupi setiap plot pengamatan. e. Pengamatan fauna tanah Pengamatan fauna tanah setelah pembakaran dilakukan pada tiga sub-plot berukuran 1 m x 1 m di setiap plot pengamatan. Pengamatan dilakukan pada lahan yang telah dibakar yaitu sesaat setelah dibakar, 3 hari, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu setelah pembakaran. Fauna-fauna yang dijumpai dan yang dapat ditangkap dimasukkan ke dalam tabung-tabung plastik berisi alkohol 70 yang telah diberi label berdasarkan sub-plot di setiap plot pengamatan dan kedalamannya. Sedangkan untuk mendapatkan fauna-fauna tanah yang terdapat dalam tanah menggunakan corong berlis. Tanah yang telah diambil dengan ring tanah dimasukkan ke dalam corong berlis selama 24 jam untuk pemisahan fauna tanah dari tanah.

4. Variabel Perilaku Api