Spons Pengelompokkan spons Analisis data 1. Terumbu karang dan padang lamun

26 komposisi habitat parameter biologis. Data komposisi habitat yang digunakan untuk pengelompokkan tersebut adalah nilai persen penutupan karang hidup berdasarkan bentuk pertumbuhan Dartnal dan Jones, 1986. Rumus indeks similaritas Bray Curtis adalah sebagai berikut: dan dimana : B = Disimilaritas Bray Curtis S = Similaritas Bray Curtis Xij, Xik = jumlah individu spesies ke-i dalam setiap samp el j dan k N = jumlah spesies dalam sampel Indeks similaritas Bray Curtis berkisar antara 0 – 1. Nilai S = 0 menunjukkan tingkat kesamaan yang paling rendah dan nilai S = 1 menunjukkan tingkat kesamaan yang paling tinggi. Kumpulan indeks similaritas Bray Curtis digunakan untuk membuat matriks similaritas dan kemudian dikombinasikan untuk membentuk dendrogram berdasarkan metode keterkaitan ikatan rata-rata antar kelompok. Dari nilai tingkat keterkaitan dibuat hirarki kelompok stasiun pengamatan habitat. Untuk menggambarkan kondisi habitat lamun didekati dengan menghitung kerapatan jenis dan persen penutupan spesies lamun yang dijumpai pada masing - masing stasiun pengamatan. Selanjutnya untuk menentukan pengelompokkan habitat lamun dilakukan analisa cluster berdasarkan indeks similaritas Bray Curtis.

3.4.2. Spons

Indeks keanekaragaman atau keragaman H’ menyatakan keadaan populasi organisme secara matematis agar mempermudah dalam menganalisis informasi jumlah individu masing-masing spesies spons dalam suatu komunitas habitat spons. Indeks keragaman yang paling umum digunakan adalah indeks Shannon-Wiener Krebs 1985 dalam Magurran 1988 dengan rumus: ∑ ∑ = = + − = n i n i Xik Xij Xik Xij B 1 1 B S − = 1 27 H pi pi s i ln 1 ∑ = − = dengan: H = indeks keanekaragaman s = jumlah spesies spons pi = proporsi jumlah individu pada spesies spons. Kriteria indeks H bentuk pertumbuhan karang diklasifikasikan pada Tabel 2 Brower dan Zar 1977; diasumsikan dapat digunakan bagi spons dengan kemiripan sifat sebagai organisme bentik sesil : Tabel 2 Tingkat keanekaragaman jenis berdasarkan nilai indeks keanekaragaman Shannon Wiener H’ untuk ln Nilai Keanekaragaman Jenis H’ Tingkat Keanekaragaman Jenis 1,600 1,600 – 2,300 2,300 Rendah Sedang Tinggi Indeks keseragaman E menggambarkan ukuran jumlah individu antar spesies dalam suatu komunitas spons. Semakin merata penyebaran individu antar spesies maka keseimbangan ekosistem akan makin meningkat. Rumus yang digunakan adalah Pulov 1969 dalam Magurran 1988: E `max ` H H = dengan: H max = indeks keanekaragaman maksimum = ln S. Kisaran yang digunakan untuk indeks keseragaman adalah: 0,0 E ≤ 0,5: komunitas tertekan; 0,5 E ≤ 0,75: labil; dan 0,75 E ≤ 1,0: stabil Daget 1976. Nilai indeks keseragaman dan nilai indeks keanekaragaman yang kecil biasanya menandakan adanya dominasi suatu spesies terhadap spesies -spesies lain. Dominasi suatu spesies yang cukup besar akan mengarah pada kondisi ekosistem atau komunitas yang labil atau tertekan dengan rumus Simpson 1949 dalam Magurran 1988: C ∑ = = s i pi 1 2 28 Kisaran indeks dominansi dinyatakan sebagai berikut: 0,0 C ≤ 0,5: dominansi rendah; 0,5 C ≤ 0,75: sedang; dan 0,75 C ≤ 1,0: tinggi.

3.4.3. Pengelompokkan spons

Pengelompokkan spons dibuat pada tingkat spesies. Pola pengelompokkan spons dibuat dengan analisa cluster berdasarkan indeks similaritas Sorensen. Agar data numerik jumlah individu spons dapat dihitung dengan indeks similaritas Sorensen, maka data kuantitatif individu spons ditransformasikan menjadi data binari ada – tidak ada. Rumus indeks similaritas Sorensen adalah: dimana : S = indeks similaritas Sorensen a = jumlah spesies spons yang ada di kedua stasiun b = jumlah spesies spons yang hanya ada di stasiun ke-i c = jumlah spesies spons yang hanya ada di stasiun yang lain Nilai indeks similaritas Sorensen berkisar antara 0 -1. Nilai S = 0 menunjukkan tingkat kesamaan yang paling rendah dan S = 1 menunjukkan tingkat kesamaan yang paling tinggi. Kumpulan indeks similaritas Sorensen digunakan untuk membuat matriks similaritas Sorensen yang kemudian dikombinasikan untuk membuat dendrogram berdasarkan metode keterkaitan rata- rata antar kelompok. Dari nilai tingkat keterkaitan dibuat hirarki kelompok spons.

3.4.4. Analisa nodul, konstansi dan fidelitas