kedalaman tersebut ternyata  lebih  menyukai kondisi terumbu karang dengan luas penutupan karang hidup yang tinggi 85.40 - 90.10.
Keragaman spesies yang lebih tinggi  pada kedalaman  15 meter 25 jenis diandingkan kedalaman  7 meter 21 jenis diakibatkan oleh  kondisi lingkungan yang
lebih stabil terkait dengan  menurunnya  pengaruh aksi gelombang yang digerakkan oleh angin  seiring dengan bertambahnya kedalaman perairan.  Spons dijumpai
terdistribusi tidak sempurna patchy dan  bukannya acak random  baik  pada kedalaman  7 meter  maupun  15  meter. Pola penyebaran yang demikian dapat
memberikan indikasi bahwa ekosistem terumbu karang di  Kepulauan Seribu telah mengalami degradasi akibat polusi dan sedimentasi secara terus menerus  UNESCO,
1997. Pola tersebut juga dapat menggambarkan tingkat kompetisi yang tinggi antar biota terumbu karang.
4.6. Kualitas perairan terumbu karang
Nilai karakteristik fisika dan kimiawi perairan terumbu karang secara umum masih berada dalam kisaran yang dapat mendukung kehidupan biota laut. Nilai
kekeruhan dan padatan total tersuspensi TSS yang tinggi terdapat pada stasiun barat Pari 10,06 mgl dan 50,00 mgl. Nilai kekeruhan dan TSS yang tinggi secara
langsung maupun tidak langsung sangat  berpengaruh terhadap kehidupan hewan laut yang hidup di ekosistem ini termasuk kehidupan karang dan spons karena dapat
mengganggu laju  pemompaan  pumping rate air laut. Kondisi ini  diakibatkan oleh substrat  berlumpur yang  sangat umum  dijumpai di  stasiun  barat Pari. Dari hasil
pengamatan biota substrat dasar, stasiun barat Pari menunjukkan persentase penutupan komponen abiotik yang  lebih  tinggi  baik  pada kedalaman  7 meter
52.94  maupun  15  meter 49.84 dibandingkan stasiun-stasiun lainnya serta penutupan karang hidup dalam kriteria buruk 0.0-24.9 yaitu 20.64 pada
kedalaman 7 meter dan 19.42 pada kedalaman 15 meter. Nilai N-NO
3
dan  P-PO
4
pada seluruh stasiun pengamatan menunjukkan nilai yang tinggi dan berada diatas nilai baku mutu yang ditetapkan Kepmen. LH No.51
tahun 2004. Nilai-nilai ini menggambarkan bahwa pada stasiun selatan  Pulau Lancang Besar, Pulau Pari dan  Pulau Pramuka telah mendapat masukan nutrien yang
dihasilkan oleh aktivitas masyarakat dan limbah yang berasal dari wilayah  Teluk Jakarta Tabel 17.
Tabel 17 Nilai karakteristik fisika dan kimiawi perairan terumbu karang
Selatan Barat
Timur Utara
Barat Utara
Selatan Baku
Pramuka Pramuka
Pramuka Pramuka
Pari Pari
Lancang mutu
Suhu
o
C 29
28 29
29 29
29 29
28-30 Salinitas ‰
31 32
31 33
31 33
32 33-34
pH 8,12
8,23 8,15
8,23 8,10
8,00 8,20
7-8,5 Kekeruhan
NTU 0,79
0,88 0,72
0,78 10,06
0,99 1,45
5 TSS mgl
3,00 5,00
4,00 4,00
50,00 4,00
2,00 20
TOM mgl 15,17
5,69 12,01
10,74 8,22
5,69 3,16
DO mgl 7,5
7,6 7,2
8,1 7,9
7,8 7,8
5 BOD
5
mgl 5,6
5,7 5,6
5,4 6,2
6,8 6,5
20 COD mgl
32 34
26 22
30 28
42 N-NO
3
mgl 0,459
0,482 0,301
0,448 0,347
0,414 0,414
0,008 P-PO
4
mgl 0,04
0,059 0,04
0,046 0,04
0,256 0,068
0,015 SiO
3
mgl 1,0
1,0 1,0
1,0 1,0
1,0 1,0
Keterangan : nilai baku mutu berdasarkan Kepmen. LH No.51 Tahun 2004
4.7. Kerapatan jenis  dan persentase penutupan lamun