28
Kisaran indeks dominansi dinyatakan sebagai berikut: 0,0  C ≤
0,5: dominansi rendah;  0,5  C
≤ 0,75:  sedang; dan 0,75  C
≤ 1,0:  tinggi.
3.4.3. Pengelompokkan spons
Pengelompokkan spons dibuat pada tingkat spesies. Pola pengelompokkan spons dibuat dengan analisa cluster berdasarkan indeks similaritas Sorensen. Agar
data numerik jumlah individu spons dapat dihitung dengan indeks similaritas Sorensen, maka data kuantitatif individu spons ditransformasikan menjadi data
binari ada – tidak ada. Rumus indeks similaritas Sorensen adalah:
dimana : S = indeks similaritas Sorensen
a = jumlah spesies  spons yang ada di kedua stasiun b = jumlah spesies  spons yang hanya ada di stasiun ke-i
c = jumlah spesies  spons yang hanya ada di stasiun yang lain Nilai indeks similaritas Sorensen berkisar antara 0  -1. Nilai S = 0
menunjukkan tingkat kesamaan yang paling rendah dan S = 1 menunjukkan tingkat kesamaan yang paling tinggi. Kumpulan indeks similaritas Sorensen
digunakan untuk membuat matriks similaritas Sorensen yang kemudian dikombinasikan untuk membuat dendrogram berdasarkan metode keterkaitan rata-
rata antar kelompok. Dari nilai tingkat keterkaitan dibuat hirarki kelompok spons.
3.4.4. Analisa nodul, konstansi dan fidelitas
Kedua hasil pengelompokkan, kelompok habitat dan spons, digunakan dalam  analisa  nodul. Teknik paling sederhana yang digunakan untuk
menggabungkan kedua kelompok hasil analisa  cluster habitat dan  spons adalah membuat matriks data binari dua arah, kelo mpok habitat menempati sisi kolom
dan kelompok spons pada sisi baris Murphy dan Edwards 1982. Kemudian data binari hasil analisa nodul digunakan untuk menganalisa tingkat kekonstanan
keberadaan  suatu kelompok  spons pada kelompok habitat tertentu berdasarkan
indeks konstansi yang dirumuskan:
c b
a a
S +
+ =
2 2
29
dimana: C
ij
= indeks konstansi a
ij
= jumlah keterdapatan anggota kelompok spons ke-i pada kelompok habitat stasiun ke-j
n
i
= jumlah elemen pada kelompok spons ke-i n
j
= jumlah elemen pada kelompok habitat stasiun ke-j Indeks konstansi nilainya berkisar antara 0  – 1. Nilai C
ij
= 1 berarti ada anggota kelompok spons ke-i terdapat pada  semua anggota kelompok habitat ke-j
dan C
ij
= 0 menunjukkan bahwa tidak satupun an ggota kelompok spons ke-i terdapat pada kelompok habitat ke-j.
Dari indeks konstansi dapat dilihat tingkat kekhasankebenaran fidelitas
suatu kelompok spons ke-i pada kelompok habitat ke-j berdasarkan  indeks
fidelitas yang dirumuskan :
dimana :  F
ij
= indeks fidelitas C
ij
= indeks konstansi a
ij
= jumlah keterdapatan anggota kelompok spons ke-i pada kelompok habitat stasiun ke-j
n
i
= jumlah elemen pada kelompok spons ke-i n
j
= jumlah elemen pada kelompok habitat stasiun ke-j Bila F
ij
≥ 2 menunjukkan preferensi yang kuat antara anggota kelompok
spons ke-i pada kelompok habitat ke-j. Sedangkan bila F
ij
2 menunjukkan tingkat ketidaksukaan avoidance yang kuat kelompok spons ke-i terhadap
kelompok  habitat ke-j.
j i
ij ij
n n
a C
=
∑ ∑
=
j j
i ij
j ij
ij
n n
a C
F
30
3.4.5. Kualitas perairan
Pengujian kualitas air dilakukan untuk mengamati keterkaitan antara kondisi perairan di ketiga pulau Pulau Lancang Besar, Pulau Pari dan Pulau
Pramuka dengan sebaran dan kelimpahan spons Demospongiae pada ekosistem terumbu karang dan padang lamun seiiring dengan meningkatnya jarak pulau dari
daratan utama di wilayah Teluk Jakarta. Kondisi pulau yang dekat dengan daratan utama menggambarkan tingginya tingkat tekanan  yang diakibatkan oleh  industri
dan  tingginya aktivitas mas yarakat disekitarnya. Tekanan yang tinggi baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan  hewan
laut termasuk komunitas spons Demospongiae. Sampel air diambil secara komposit pada masing-masing stasiun
pengamatan pada kedala man  7  meter dan  15  meter dengan menggunakan botol plastik. Sampel air selanjutnya diberi kode asal sumber air, tanggal dan waktu
pengambilan serta stasiun pengamatan dan disimpan dalam boks styrofoam yang telah diberi es. Penyimpanan dan pengangkutan sampel air dilakukan dalam rantai
dingin untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer Genvy tipe 6100 di laboratorium lingkungan PPLH-IPB. Parameter fisika dan kimiawi
yang diamati yaitu suhu, salinitas, kekeruhan, TSS, pH, DO, BOD
5
, TOM, COD, N-NO
3
, P-PO
4,
dan SiO
3
.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN